Setelah ngobrol, mentari dan mak ton langsung masak bersama untuk menyiapkan hidangan buat tuan muda, mentari sedikit sedikit melupakan kejadian tadi malam, jadi dia bisa menjalankan harinya dengan hati yang senang.
...****************...
Kehidupan orang tua mentari sekarang sudah sangat berbeda, semnjak mendapatkan uang yag sangat banyak dari Leon, mereka langsung membayarkan utang utang mereka, dan sisanya mereka langsung buat beli rumah yang agak bagus dan juga mereka membeli mobil untuk mereka jalan jalan.
Tapi karena tergiyur dengan uang itu, mereka lupa kalau kehidupan itu akan terus berjalan, sehingga setelah mereka foya foya membeli barang barang yang tidak berguna, kini mereka kebingungan karena uang mereka semakin menipis, sedangkan pak joko yang selaku kepala rumah tangga, dia cuma bisa ongkang ongkang kaki sambil minum kopi dan ngerokok, dia tidak mau bekerja, dan dulu mereka hanya mengandalkan mentari saja untuk menghidupi mereka semua.
"pak.... Kerja sana.... Hidup lu cuma jadi beban keluarga aja, lama lama gue usir juga luh dari sini" ucap bu lastri
"kalau lu mau kerja... Yah kerja aja sendiri sana, jangan sok perintah perintah gue, lu itu cuma istri jadi lu harusnya nurut sama gue, pakek segala mau usir gue, yang ada lu semua yanh gue usir" jawab pak jolo dengan angkuhnya
"hehhhh lu lupa.... sertifikat rumah ini itu atas nama gue, jadi lu yang jangan macam macam. Kalau lu masih mau tinggal di sini, kerja lu sana kalau enggak lebih baik lu tinggalin rumah ini, lu angkat kaki aja" ucap bu lastri sambil membentak pak joko
"apa.... Atas nama lu... Gak mungkin, kenapa lu gak bilang bilang dulu ke gue, seharusnya rumah ini itu atas nama gue karena uang itu adalah uang gue semua" pak joko yang terkejut
"hahhh uang lu.... gue yang punya ide buat jual.memtari, gue juga yang membereskan semua barang barang mentari, dan gue juga yang bilang kalau gue mau jual sih mentari, lu itu cuma nganterin aja, semuaorang pun bisa, jadi lu... Jangan macam macam sama gue kalau lu masih mau di anggap bapak dari keluarga ini" jawab bu lastri dengan rasa puas karena bisa mendapatkan harta yang banyak
"ehhhh sulis.... Mau kemana kamu?" tanya bu lastri saat melihat sulis keluar rumah dengan dandanan yang rapih
"mau jalan bu, sama anak anak mau ke mall" jawab sulis dengan santai
"apa pekerjaan rumah sudah selesai, apa kamu sudah masak, ngepel , nyapu, dan membersihkan toilet" ucap bu lastri sambil melihat ke arah sulis
"apa.... Apa ibu tidak salah ngomong, sejak kapan ibu bisa memerintah aku seperti itu, aku itu anak ibu... jadi gak mungkin kan ibu nyuruh aku mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti itu" jawab sulis yang tidak menyangka
"dulu emang iya, karena ada kakak kamu yang bisa kita suruh suruh, sedangkan sekarang dia sudah kita jual, jadi sudah tidak ada lagi yang bisa ibu suruh masak dan lain lain. Jadi mau tidak mau kamu harus menggantikan pekerjaan dia yang di rumah, kalau kerja cari uang itu biar jadi urusan bapak mu, kalau kamu tidak mau menurit, lebih baik kamu pergi saja sana" ucap bu lastri
"tapi bu.... Sulis tidak bisa melakukan itu semua langsung, kenapa ibu tidak membantu sulis untuk mengerjakan itu semua" tanya sulis yang tidak terima
"yahh karena di sini ibu lah yang pegang uang, jadi ibu yang berkuasa, kalian di sini akan menjadi orang yag harus nurut sama ibu, JADI KERJAKAN DENGAN HATI HATI SEKARANG" ucap bu lastri sambil marah marah
" ibu jahat.... Padahal sulis itu anak kandung ibu, seharusnya ibu yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bukannya sulis, kerjaan sulis itu yah cuma sekolah, belajar, main dan makan, kenapa sulis di suruh ngerjakan ini semua. Sulis bukan pembantu, kalau ibu mau semuanya bersih, ibu cati pembantu aja, lagiankan uang itu masih banyak" bentak sulis pada ibunya
"Plakkkk" tamparan mendarat di pipi sulis
Tamparan itu berhasil membuat sulis takut, diam, dan langsung menangis. Jadi sulis dengan terpaksa mau melakukan pekerjan rumah tangga seperti kakaknya mentari dulu.
Bu lastri sendiri tidak merasa menyesal setelah menampar anak kandungnya, karena kini dia hanya di buta kan sama uang, jadi dia akan berbuat berbagai macam cara agar uangnya tidak habis dan semakin bertambah.
Bahkan suaminya kini menjadi buruh panggul di pasae, dan di bayar 2000 setiap karung yang dia bawa, karena pak joko tidak pernah berkerja berat, jadi barh mengangkat 1 karung saja dia sudah mengeluh capek dan berat.
"buruan... jangan lama lama, kalau kamu tidak ingin kerja seharian hanya mendapat 2000 rupiah saja" ucap bos kios
"iya bos... karung karung ini sangat berat, dan saya tidak kuat bos mengangkatnya, saya capek" jawab pak joko
"joko... Joko.... Kamu baru mengangkat satu saja sudah mengeluh kaya begini, kamu pernah mikir tidak, mentari putrimu itu sudah sering bekerja sama aku untuk menjadi buruh panggul, dan dia sangat semangat, bahkan dengan cekatan dia bisa membawa berpuluh puluh karung dalam sehari. Ini kamu bapaknya yang notaben badan kamu jauh lebih besar dari mentari, baru mengangkat satu aja udah kaya ngangkut aatu truk, sudahlah... Kalau kamu tidak sanggup kamu pergi aja, dan ini uang 2000 kamu" ucap bos pemilik kios
Dengan berat hati, pak joko mengambil uang 2000 itu, dan dia memilih mencari kerjaan lain ke laut, dia ingin menjualkan ikan ikan yang baru saja di tangkap sama para nelayan. Namun saat dia sampai, yang ada tinggal para nelayan yang sedang memperbaiki kapal, mencuci kapal, dan menjahit jaring. Tidak ada nelayan yang baru saja datang membawa ikan sari laut.
"pak kapan yah ada nelayan yang bawa ikan sari laut" tanya pak joko pada salah seorang nelayan
" yah besok jam 4 baru ada lagi, memangnya kenapa?" tanya balik nelayan itu
"saya mau menjualkan ikan yang di bawa nelayan dari laut pak, siapa tahu saya bisa membantu meeka" jawab pak joko
" kamu ini kan kalau tidak salah, bapaknya mentari, ngapain kamu cari ikan, lebih baik kamu tidur aja di rumah sambil ongkang ongkang kaki, lagian kamu lihat jam dong ini itu sudah jam 1 siang, mana ada nelayan yang pulang jam segini. Yang benar itu kamu sama seperti anak mu mentari, dia datang ke laut itu jam setengah lima pagi, bukan jam segini" jawab para nelayan itu sambil menertawakan pak joko
"yah sudah sih pak kalau tidak ada, gak usah banding bandingkan saya dengan anak pembawa sial itu, apa sih bagusnya tuh anak, di suruh cari uang gak becus, gak bisa buat orang tuanya kaya" jawab pak joko dengan sangat angkuh
"ada yah orang tua seperti kamu itu, yang ada itu kamu yang berusaha mensejahterakan anak kamu, bukannya menuntut dia untuk bekerja keras buat kalian kaya, lihat dong umur dia berapa, seumuran mentari itu seharusnya sekolah bukannya kerja keras demi kalian semua" saut nelayan lain yang mendengar omongan pak joko
Para nelayan itu akhirnya mengusir pak joko dari pantai, karena memang keluarga pak joko sudah di kenal banyak orang kalau mereka suka menyuruh anaknya mentari untuk bekerja keras bahkan mentari sering di pukuli hingga badannya memar semua, banyak tetangga yang sudah mengingatkan namun mereka hanya acuh saja, dan meneruskan tindakan mereka, sehingga banyak yang tidak suka dengan keluarga mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments