Ketika Yasmin bertemu dengan Ririn di cafetaria, mereka mengobrol sebentar di sana. Ada pertanyaan yang sudah lama ingin Yasmin tanyakan kepadanya.
“Rin, Pak Bayu itu muslim bukan, sih?” tanya Yasmin penasaran.
“Ya, muslim,Yas. Mukanya saja yang blasteran, tapi orang tuanya Islam, kok. Maminya yang bule, tapi sudah mualaf” jelas Ririn.
“Tapi ada satu yang masih aku ingat dengan pernyataannya, Rin,” kata Yasmin ragu.
“Apa, Yas?" tanya Ririn serius.
“Katanya aku jangan pernah jatuh cinta sama atasan” ucap Yasmin dengan mimik wajah bingung. Ririn pun langsung terkekeh mendengarkan ucapan Yasmin.
“Ya, iyalah. Dia itu bos terganteng di perusahaan ini. Setiap perempuan yang menjadi sekretarisnya pasti akan jatuh cinta dengannya dan berharap bisa menjadi kekasih Pak Bayu. Maka sekretaris Pak Bayu yang berani memberikan sinyal kepadanya, langsung dia pecat. Hehehe" jelas Ririn sambil tertawa.
“Sampai segitunya” gumam Yasmin memanyunkan bibirnya.
“Makanya, kalau kamu masih mau kerja dengannya, jangan coba-coba untuk jatuh cinta dengan dia” tegas Ririn mengingatkan Yasmin.
"Ya, Allah, kuatkanlah aku dari pesonanya" doa Yasmin di dalam hatinya.
"Jujur aku akui, Pak Bayu memang sosok laki-laki yang sempurna dari segi fisik. Wanita mana yang tidak jatuh cinta ketika melihatnya pertama kali" lamun gadis itu.
"Ah, jangan menghayal kamu, Yasmin. Kamu itu bukan tipe pria seperti Pak Bayu. Bercermin di kaca yang lebar, lihat siapa dirimu" batin Yasmin menyadarkan dirinya sendiri.
“Tapi aku salut sama kamu, Yas. Kamu sudah bertahan selama dua bulan. Biasanya nih, belum sampai satu bulan, Pak Bayu sudah ribut mencari sekretaris baru. Kayaknya Bos yang betah sama kamu" goda Ririn.
“Maunya sih begitu" balas Yasmin sambil tersenyum.
***
Sudah dua bulan Yasmin menjadi sekretaris Bayu. Sejauh ini sikapnya biasa saja dengan Bayu, sopan dan selalu menunduk setiap beradu mata dengannya. Tidak seperti sekretaris Bayu sebelumnya, matanya liar jika menatap, suara manja seolah ingin menggodanya, Bayu muak. Tidak sampai satu bulan, dia akan memecat mereka.
Entah mengapa Bayu merasa nyaman berada di dekat Yasmin. Ada getar-getar aneh yang menjalar di hatinya.
"Gila!! Tidak mungkin aku jatuh cinta dengannya" Bayu pun menepis perasaannya jauh-jauh. Belum ada wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Seperti hari ini, Bayu menatap meja Yasmin yang tampak kosong. Yasmin memang minta izin kepadanya untuk tidak masuk satu hari karena ada urusan keluarga. Tapi sebelum izin, Yasmin sudah meletakkan catatan jadwal Bayu hari ini, sehingga dia tidak perlu lagi menghubungi Yasmin.
Bayu pun memanggil Ririn yang Bayu tahu Ririn dekat dengan Yasmin. Bayu kepo juga, dia ingin tahu urusan apa yang sampai membuat Yasmin harus izin selama satu hari.
“Rin, kamu tahu ada urusan apa Yasmin izin hari ini? Padahal jadwalku padat sekali hari ini” tanya Bayu dengan wajah dinginnya.
“Hm, kalau tidak salah, ada teman adiknya mau mengajaknya berkenalan. Kalau cocok, dia mau langsung melamar Yasmin” jelas Ririn.
Bayu tersentak tidak percaya mendengarkan ucapan Ririn. "Yasmin mau dilamar? Bagaimana mungkin, baru kenal terus kalau suka langsung dilamar" pikir Bayu bingung. Baginya hal seperti itu sangat aneh.
“Kalau Yasmin menikah, aku rasa suaminya nanti tidak akan mengizinkanya bekerja lagi, Pak” gumam Ririn memberitahu.
“Ya, sudah. Kamu boleh keluar" perintah Bayu.
“Saya permisi, Pak" pamit Ririn lalu keluar dari ruangan Bayu.
Ruangan Bayu yang begitu dingin oleh suhu AC tapi kenapa hatinya begitu gerah mendengarkan ucapan Ririn tadi.
"Ada apa dengan hatiku?. Kenapa hatiku begitu sakit mendengar Yasmin akan menikah?" batin Bayu heran.
***
Sementara di rumah Yasmin, gadis itu tampak sibuk membantu Uminya memasak untuk menyambut kedatangan keluarga Yusuf, calon suami adiknya.
Meskipun Dahlia, adiknya masih kuliah, dia meminta izin kepada Yasmin agar bisa menikah duluan. Yusuf adalah seorang dosen yang mengajar di kampus yang sama dengan Dahlia. Dia menyukai adik Yasmin. Dahlia tidak mau pacaran, jika Yusuf mau serius dengannya lebih baik langsung melamarnya saja. Tapi kalau tidak mau, Dahlia akan menolak Yusuf meskipun dia juga menyukai dosen itu.
"Harus ikhlas dilangkahi Lia menikah," ujar Lusi sembari mengulek bumbu.
"Iya, Mi. Jodoh Lia sudah datang duluan," balas Yasmin sambil tersenyum.
Memang penampilan Dahlia tidak sama seperti dirinya yang memakai hijab panjang. Dahlia memakai hijab pendek namun tetap menutupi bagian dada. Hanya saja adiknya itu lebih modis, dia lebih menyukai hijab bermotif atau pashmina. Sementara Yasmin lebih suka hijab polos.
Dahlia pun ikut nimbrung di dapur. Tidak banyak menu yang mereka buat untuk makan siang bersama keluarga Yusuf nanti.
"Umi, nanti jangan minta mas kawin yang terlalu besar, ya" ujar Dahlia.
"Yang nikah kan kamu, kok nanya Umi" balas Lusi melihat putri bungsunya itu.
"Maksud kamu apa sih, Dek?" sela Yasmin.
"Kebanyakan orang tua zaman sekarang kan, kalau minta mas kawin besar dengan laki-laki yang mau melamar anaknya, sesuai pendidikan terakhir anaknya. Akibatnya laki-laki itu mundur untuk melamar anaknya karena tidak sanggup untuk memenuhi keinginan orang tua si perempuan" jelas Dahlia.
"Umi tidak seperti itu, Lia. Berapa saja yang calon suami kamu nanti berikan, acaranya kita adakan sesuai dengan pemberiannya. Karena Umi tidak punya uang untuk menambahi" ujar Umi Lusi menyerahkan segala urusan mas kawin kepada putri-putrinya.
"Iya, Dek. Emangnya mau melamar kerja apa, pakai lihat pendidikan terakhir segala. Jika Yusuf hanya sanggupnya melaksanakan acara akad nikah saja, ya sudah tidak apa-apa. Tidak ada resepsi juga tidak akan menghilangkan berkah dari pernikahan itu" jelas Yasmin mendukung ucapan Uminya.
Untuk apa menikah dengan pesta besar-besaran kalau nanti setelah menikah pengantin jadi pusing mau membayar hutang karena pesta nikahnya hasil dari meminjam sana-sini. Kecuali calon suaminya kaya raya, dia mah bebas mau pesta besar-besaran juga tidak masalah.
"Kamu kenal dengan Yusuf di mana, Dek?" tanya Yasmin penasaran. "Dia mengajar di kelas mu juga?"
"Nggak, Kak. Bukan dosenku. Dia mengajar di Fakultas yang sama denganku tapi beda jurusan" jawab Dahlia.
"Hmm. Pastilah sering ketemu, tuh" goda Yasmin tersenyum geli.
"Iya, Kak. Adikmu yang cantik ini tanpa sengaja sudah membuatnya kesengsem" balas Dahlia sambil tertawa geli.
"Kalau sudah menikah, nggak boleh manja lagi" sindir Umi Lusi.
"Ah, Umi, siapa yang manja. Kan Umi sendiri yang memanjakan kami" ucap Dahlia tidak terima.
"Sudah, nanti tambah siang. Lia, kamu goreng ayamnya" perintah Lusi.
"Siap, Mi" sahut Dahlia mengambil baskom yang berisi ayam yang sudah dipotong-potong itu.
Sementara Yasmin membuat cake untuk tambahan dan buah tangan keluarga Yusuf nanti. Semalam sudah dia buat dua loyang. Pagi ini, dia membuat hanya untuk tambahannya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Fitriyati Pat
ayo pak CEO,,,.jangan biarkan hatimu terus mbeku.
2021-04-21
0
Romi Yati
tuh kan bayu dah kena sindrom
2021-04-14
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
inget Bayu kamu yg ngelarang Yasmin buat jatuh cinta sama kamu 🤗🤗🤗🤗
2021-04-08
0