Akhirnya Bayu mendapatkan juga sekretaris baru yang sreg di hatinya. Melihat penampilannya dari ujung kaki sampai ujung kepala, Yasmin sudah masuk kriterianya. Tubuhnya tertutup rapat berpakaian formal ala kantor dengan balutan hijab yang panjang menutup dada. Tidak mengumbar aurat. Hanya wajah dan telapak tangannya saja yang bisa Bayu lihat. Dari sana Bayu pun bisa menebak bahwa Yasmin memiliki kulit yang putih. Wajah Yasmin polos tanpa make-up tebal terlihat lebih cantik alami. Tidak seperti kebanyakan sekretaris di perusahaan lain yang bermake-up menor untuk menarik perhatian lawan jenis.
Beberapa hari bekerja sebagai sekretaris Bayu perkembangan kerja Yasmin cukup lumayan. Dia cepat belajar dengan Ririn sekretaris, Fauzan.
Bayu melihat Yasmin sedang fokus di depan laptopnya. Laki-laki tampan itu bisa melihat Yasmin dari pintu kaca transparan yang menyekat ruangnya dengan ruangan Yasmin.
Bayu lalu menekan bel di atas mejanya yang menandakan bahwa dia memerlukan Yasmin. Tak lama kemudian Yasmin pun masuk ke ruangannya. Seperti biasa gadis itu masuk selalu mengucapkan salam. Itu pun hanya Bayu jawab hanya di dalam hati.
“Ada apa, Pak?" tanya Yasmin.
“Apa jadwal saya hari ini?" Bayu balik bertanya sambil bersandar di kursinya.
“Hmm, ada meeting jam 11 nanti dengan Pak Santoso, pemilik Sanjaya Corp" jawab Yasmin berdiri di depan meja kerja Bayu.
“Siapkan berkas-berkas untuk keperluan meeting nanti” perintah Bayu.
“Baik, Pak” sahut Yasmin cepat.
“Oya, satu lagi. Kamu ikut saya !!” sambung Bayu.
“Hah. Tapi, Pak. Ketikan saya belum selesai" ucap Yasmin mencari alasan agar tidak pergi berdua dengan bosnya itu.
“Bisa dilanjutkan nanti setelah meeting” tegas Bayu menatapnya.
“Apa saya memang harus ikut?” tanya Yasmin lagi sambil menunduk menghindari tatapan mata Bayu.
“Tugas sekretaris, ya, memang begitu. Menemani bosnya ke mana pun pergi dalam hal urusan kantor” jawab Bayu datar.
“Hah!” lagi-lagi Bayu melihat Yasmin tampak terkejut. Bayu ingin tersenyum melihat ekspresi Yasmin itu tapi dia tahan. Jaim.
“Sudah !! Tidak perlu kaget begitu. Siapkan berkasnya, jangan sampai nanti kita terlambat" perintah Bayu.
“Baik, Pak. Saya permisi" ujar Yasmin menurut lalu keluar dari ruangan Bayu.
***
Yasmin tidak tahu kalau pekerjaan sebagai sekretaris harus menemani bos dalam urusan meeting dan lain-lainnya di luar kantor. Itu artinya, dia akan berdua terus dengan bosnya ke mana-mana.
"Ya, Tuhan. Punya bos sedingin es kutub selatan. Nggak asik banget. Aku belum pernah melihat dia tersenyum walaupun sedikit. Pelit banget, sih. Mungkin dia merasa jelek kali kalau tersenyum. Hah, bodo amat dah" gumam batin Yasmin.
Tiba-tiba bel berbunyi, itu artinya bos Yasmin sedang memanggilnya. Dia melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 10.00. Yasmin segera mematikan laptopnya dan mengemasi berkas-berkas yang akan dibutuhkan untuk meeting nanti.
Segera dia mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Bayu. “Sudah siap?” tanya Bayu.
“Iya, Pak. Kita mau berangkat sekarang?” tanya Yasmin.
“Tempatnya agak jauh, jadi kita pergi sekarang karena saya tidak mau terlambat” jawab Bayu sambil mengancingkan jas hitam yang dipakainya lalu mengambil kunci mobilnya.
Yasmin berjalan mengiringi Bayu dari belakang. Gadis itu mengamati tubuh Bayu yang ternyata jangkung sekali.
"Ah, pria idaman banget. Eits, tapi tidak untukku. Agamanya aja nggak jelas. Saat istirahat kantor aku saja belum pernah melihat dia sholat di musholla" batin Yasmin.
Memang tidak banyak karyawan yang sholat di musholla perusahaan meskipun rata-rata mereka muslim.
Sesampai di parkiran kantor, mereka berhenti di samping mobil fortuner metalik yang ternyata milik Bayu. Setelah Bayu masuk ke mobil Yasmin baru membuka pintu bagian belakang.
“Ngapain duduk di belakang. Kamu kira saya sopirmu apa!!” teriak Bayu marah.
“Tapi, Pak. Saya duduk di belakang saja" ujar Yasmin takut. Dia merasa tidak enak harus duduk berdekatan di samping bosnya itu.
“Tidak ada tapi-tapi. Cepat pindah ke depan !!” paksa Bayu.
“I ... iya" ujar Yasmin gemetar. Dia pun segera pindah ke depan duduk di sampingnya.
Jantung gadis itu berdetak tidak beraturan karena takut. "Huh, nih orang. Kok, nggak ada manis-manisnya sama perempuan" gerutu batin Yasmin.
Yasmin melihat dari ekor matanya, sesekali Bayu melirik ke arahnya.
“Kamu nggak pernah naik mobil mahal, ya?” tanya Bayu tiba-tiba membuat mata Yasmin melotot.
"Songong banget, nih, Bos. Sabar ... sabar, Yasmin. Mungkin dia hanya mengujimu. Kalau kau balas kata-katanya, dia bisa memecatmu kapan saja dia mau" batin Yasmin. Gadis itu pun hanya diam saja, dia tidak mau terpancing.
“Dudukmu itu tegang banget ,Yasmin. Kayak saya mau gigit kamu saja” toleh Bayu sambil melihat Yasmin duduk merapat ke pintu mobil.
Yasmin mengeryitkan keningnya. "Asal kamu tahu saja, Pak bayu. Aku nggak pernah duduk berduaan begini dengan laki-laki manapun."
------------------
"Aaargh. Nyebelin. Ternyata di acara meeting tadi, aku tidak terlalu dibutuhkan. Tanpa ada aku, meeting tetap bisa berjalan, kan. Aku lebih suka mengerjakan pekerjaan di kantor saja daripada ikut keluar" gerutu Yasmin kesal setelah meeting selesai.
Selesai meeting, Pak Santoso mengajak mereka makan siang, yang sudah disiapkan oleh karyawannya. Yasmin permisi meninggalkan Bayu untuk ke Musholla karena adzan dzuhur sudah 10 menit berlalu. Dalam pikiran Yasmin, kalau Bayu sudah makan dan mengajaknya pulang, dia kan nanti tinggal makan di kantor saja. Yasmin berusaha untuk sholat tepat waktu di mana pun dia berada.
Selesai sholat, Yasmin menghampiri ruang meeting tadi, namun sudah sepi.
”Cari siapa, Mba?" tanya seorang perempuan, berdiri di dekat Yasmin.
“Pak Bayu, Bos saya. Sudah pulang, ya?” jawab Yasmin.
“Oh, pria ganteng yang kayak bule tadi, ya” ujar perempuan itu.
“Iya, Mba" ucap Yasmin.
“Tadi masih ngobrol dengan Pak Santoso di lobi, tapi mungkin sekarang sudah pulang” jelas perempuan itu lagi.
“Makasih, ya, Mba” Yasmin pun bergegas menuju ke parkiran mencari mobil Bayu.
"Jangan-jangan Pak Bayu sudah meninggalkanku di perusahaan ini. Huh, tega banget, sih" pikir Yasmin sambil berlari kecil.
Tiba di parkiran, dengan napas ngos-ngosan, Yasmin melihat Fortuner metalik milik Bayu masih ada di sana. Yasmin pun bernapas lega. Yasmin berjalan mendekati mobil lalu mengintip dari kaca pintu mobil, apakah memang betul mobil Bayu, kalau salah bagaimana.
“Tidak usah ngintip-ngintip. Buruan masuk!!” teriak Bayu dari dalam mobil setelah menurunkan kaca jendela mobil yang sedang diintip oleh Yasmin. Yasmin pun segera masuk dan duduk manis di samping Bayu.
“Kenapa kamu tidak ikut makan dulu, sholat kan bisa nanti setelah makan?"
tanya Bayu sambil memutar mobilnya keluar dari area parkiran.
“Kalau sudah mendengarkan adzan, saya langsung sholat, Pak. Apalagi kalau sedang dalam perjalanan. Kita kan tidak tahu ajal bisa datang kapan saja ... yang penting saya sudah menunaikan kewajiban saya” jelas Yasmin. Bayu hanya diam saja sampai mereka tiba di kantor.
"Ya Tuhan, apa kata-kataku telah menyinggungnya" batin Yasmin cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Paryadij Paryadi
💙
2023-06-12
0
devymariani
dingin amatt yaa beneran kalau aku di posisi Yasmin pasti sama sebel bangett
2023-06-05
0
Sulis Aidah
I like,,,,
2021-08-17
0