Yasmin terpaksa membuat surat pengunduran diri. Selain dia sudah tidak sanggup menahan perasaannya lagi jika harus bertemu dengan Bayu setiap hari, kakaknya Melati yang tinggal di Bangka mendapatkan musibah. Suaminya kecelakaan, sementara anak-anak Melati masih kecil-kecil. Kasihan sekali dia harus bolak-balik ke rumah sakit menjaga suaminya, sedangkan anaknya tidak ada yang menjaga.
Yasmin galau...uminya meminta Yasmin untuk membantu Melati di sana sampai suaminya pulih kembali. Mana mungkin Bayu akan mengizinkannya tidak masuk kerja dalam waktu yang cukup lama. Jadi sekalian saja dia membuat surat pengunduran diri. Dan akhirnya Yasmin tinggal di rumah kakaknya.
"Yas, kakak jadi nggak enak. Gara-gara kakak, kamu jadi berhenti bekerja," kata kakaknya sambil membawa baju kotor dari rumah sakit. Baju kotor itu akan dia cuci di rumah.
"Nggak apa, Kak. Nanti aku bisa cari pekerjaan baru, kok," kata Yasmin menghibur kakaknya. Yasmin juga bisa mengerti bagaimana perasaan kakaknya sekarang.
Setelah mencucinya Melati pun kembali lagi ke rumah sakit. Urusan masak- memasak, Yasmin yang handel. Dua orang keponakannya, Annisa sudah sekolah TK B dan yang kecil, Fatiyah masih berumur 3 tahun. Bisa dibayangkan repotnya kakak Yasmin jika dia sendirian tanpa bantuan orang lain disaat suaminya membutuhkannya.
Yasmin tidak mau membuat kakaknya banyak pikiran. Justru dia merasa lega bisa menghindar jauh dari Bayu. Yasmin hanya ingin membuktikan asumsi uminya. Jika Bayu biasa saja dengan pengunduran dirinya itu artinya semua dugaan uminya ataupun Ririn salah besar.
"Yas, kakak ke rumah sakit lagi ya. Titip anak-anak. Annisa pulang sekolah jam 11 jangan lupa dijemput," pesan Kak Mela.
"Beres Kak. Kakak jangan lupa makan ya di sana. Nanti ikut sakit pula kalau telat makan," ujar Yasmin mengingatkannya. Bisa repot kan kalau kakaknya juga ikutan sakit.
Yasmin melihat ponselnya di nakas, benda itu dia matikan sudah beberapa hari yang lalu.
'Biar saja, aku tidak mau diganggu. Pak Bayu pasti kaget dengan surat pengunduran diriku dan sudah pasti dia akan menelponku untuk minta penjelasan. Makanya lebih baik ponsel ku non-aktifkan dulu,' batin Yasmin.
Sudah hampir dua minggu Yasmin tinggal di Bangka. Umi Lusi juga sudah lama pulang. Kondisi Rizal, kakak iparnya sudah agak membaik dan sudah kembali ke rumah, tapi dia belum diperbolehkan untuk bekerja kembali.
Anak-anak Rizal sangat senang sekali melihat Rizal sudah kembali ke rumah. Karena selama Rizal dirawat anak-anak belum pernah diajak ke rumah sakit. Kasihan nanti mereka malah sedih jika melihat kondisi bapaknya.
***
Yasmin mengaktifkan ponselnya.
'Rasanya sepi juga. Apa kabar Pak Bayu, ya ? Mungkin dia sudah mendapatkan sekretaris baru. Ah, aku memang belum bisa melupakannya. Meskipun sudah jauh darinya tetap saja aku memikirkannya,' gumam Yasmin.
Yasmin melihat di layar ponselnya, banyak sekali pesan yang masuk terutama dari Ririn. Ririn menanyakan alasannya kenapa resign, sekarang ada dimana lah, kenapa tidak bisa dihubungi dan bla bla bla. Namun tidak ada satu pun pesan dari Bayu. Yasmin mendesah kecewa.
"Ternyata dia sama sekali tidak peduli denganku. Fine... aku akan melupakan perasaanku kepadanya," Itu tekad Yasmin.
Tunggu-tunggu ada satu lagi pesan dari Ririn yang ternyata belum dia baca.
(Yas, Pak Bayu sampai sekarang belum ada sekretaris baru. Dia masih menunggumu pulang. Surat resignmu ditolaknya)
Hah. Yasmin terkejut membaca pesan dari Ririn.
"Ya, Tuhan," gumam Yasmin tersenyum getir.
Ririn selalu memberinya kabar tentang situasi di sana meskipun ponselnya dinon-aktifkan.
Yasmin membaca sekali lagi pesan dari Ririn tadi. 'Benarkah Pak Bayu menungguku?,'
Yasmin keluar dari kamar melihat Annisa bermain dengan adiknya di depan televisi. Melati duduk tidak jauh dari mereka sambil menonton.
"Senangnya lihat kalian akur kayak gitu," ucap Yasmin sambil duduk di samping kakaknya. Melati hanya tersenyum, menoleh ke arah Yasmin.
"Bang Rizal dipecat apa, Kak? Kok belum bekerja lagi?," tanya Yasmin.
"Nggak tahu juga Kakak, Yas. Kaki Bang Rizal masih belum pulih," jawab Melati bingung bercampur sedih.
Yasmin ikut prihatin melihat kondisi keluarga kakaknya. Yasmin juga sudah berhenti bekerja, lalu bagaimana dia bisa membantu keuangan kakaknya. Tabungan dari gajinya menjadi sekretaris Bayu kemarin dia gunakan untuk membantu biaya kuliah Dahlia, meskipun Yusuf juga ikut membiayai.
***
Bayu bersandar di kursi kerjanya. Belum ada kabar apa pun dari Yasmin. Bayu juga tidak meminta Fauzan untuk mencarika sekretaris baru untuknya.
Bayu tampak uring-uringan, terkadang dia pulang cepat dari kantor karena merasa tidak ada semangat.
"Bay," tegur Fauzan. Laki-laki itu sudah berdiri di depan meja Bayu. Bayu sampai tidak menyadari kehadirannya karena melamun.
"Udah jam makan siang. Kamu nggak lapar apa, mikirin Yasmin terus. Kalau dia resign, ya udah. Diikhlaskan saja. Kamu tinggal cari sekretaris baru. Kecuali kalau kamu sudah jatuh cinta dengan dia," ujar Fauzan menatap Bayu dengan tatapan curiga.
"Aku memang memikirkan dia terus. Kayaknya tidak ada yang bisa menggantikan posisinya sebagai sekretaris ku," balas Bayu.
"Serius, Bay. Kamu sudah jatuh cinta dengan Yasmin?," tanya Fauzan dengan tatapan serius. Wanita seperti Yasmin bisa menaklukkan hati seorang Bayu Rizky Mahendra. Luar biasa!!
Bayu hanya mengangguk pelan. Akhirnya dia memberitahu Fauzan juga tentang perasaannya terhadap Yasmin.
Fauzan hanya melongo dengan mulut membentuk huruf O. Kaget. Terkejut. Tidak percaya. Kok bisa. Entah kata-kata apalagi yang bisa menggambarkan ekspresi wajah Fauzan.
"Nggak usah kaget seperti itu," ujar Bayu melempar gumpalan tisu ke wajah Fauzan agar temannya itu sadar. Melongo kayak lagi lihat apa aja.
Fauzan mengusap wajahnya. "Aku masih tidak percaya, CEO Golden Corp suka dengan wanita tipe seperti Yasmin,"
"Memangnya ada yang salah?," tanya Bayu tidak suka. "Dia bukan wanita penggoda. Diajak pergi berdua saja aku harus emosi dulu karena dia tidak mau duduk di depan. Pulang kerja juga aku tawari untuk mengantarnya pulang, dia tolak. Lama-lama dia buat aku penasaran, kan," jelas Bayu. Fauzan diam mendengarkan.
"Yasmin juga tidak takut untuk menegurku kalau sudah masuk waktu sholat. Meskipun kadang aku abaikan ajakannya untuk sholat. Tapi dia tidak pernah bosan untuk mengingatkanku. Hingga akhirnya aku malu sendiri melihat dia begitu disiplin sholat di musholla. Siapa yang tidak jatuh cinta dengan wanita yang menyejukkan seperti itu, Zan," sambung Bayu.
Fauzan tampak sedang memikirkan semua ucapan Bayu. Memang benar. Selain cantik, Yasmin juga sholehah. Namun tidak bagi Fauzan, penampilan wanita berhijab syar'i seperti Yasmin tidak membuat dirinya tertarik. Ya, selera setiap laki-laki kan tidak sama.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
cerita ini aku suka banget
2023-01-26
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
nanti kl plng bawa oleh" ya Yasmin buat saya🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2021-04-08
0
Titiek Yeti
yasmin main dong ke rmh aku di pangkalpinang bangka
2021-02-27
2