'Pak Bayu mau beli apa? Kenapa minta temenin aku, ya?,' batin Yasmin bertanya-tanya. Dia segera ke parkiran menyusul langkah Bayu yang sudah berjalan di depannya.
Sampai di mobil, Yasmin hanya diam tidak berani bertanya. Nanti dikira Bayu, dia mau tahu urusan orang lain saja. Lagi-lagi hari ini Yasmin dibuat Bayu terkejut. Bayu memintanya untuk duduk di belakang.
'Sebelumnya, dia marah-marah kalau aku duduk di belakang karena dia tidak mau disangka orang sebagai sopirku. Sekarang malah aku disuruh duduk di belakang. Tapi roman-romannya nggak lagi marah. Ah, pusing mikirinnya,' ucap Yasmin di dalam hatinya sambil memperhatikan sikap atasannya itu.
Sepanjang perjalanan, tidak ada suara di dalam mobil. Itu sudah biasa. Yasmin kalau tidak diajak bicara duluan dia tidak akan membuka suaranya.
Sesekali Bayu melirik ke arah Yasmin yang duduk tenang di sampingnya. Bayu pun fokus melajukan mobilnya menuju ke sebuah mall ternama.
"Ayo, turun," ajak Bayu.
'Mau beli apa di sini?,' tanya Yasmin dalam hati.
Yasmin hanya mengiringi langkah Bayu dari belakang. Hal itu pun membuat Bayu geram. Yasmin udah kayak bodyguard saja jalan di belakangnya.
"Yas, jalannya bisa dekat tidak?," toleh Bayu ke belakang. "Cepat sini!," perintah Bayu sambil memberi tanda agar Yasmin jalan di sampingnya.
Dengan terpaksa Yasmin menuruti kemauan Bayu itu. Yasmin pun berjalan di samping Bayu, namun tetap menjaga jarak. Nanti dikira orang pasangan kekasih lagi kalau jalannya terlalu mepet.
Penampilan Bayu yang emang udah ganteng dari orok itu, menjadi pusat perhatian banyak wanita ketika berpapasan dengan mereka.
'Tau aja ya kalau ada cowok ganteng lewat, matanya pada melirik semua,' gumam Yasmin dalam hati sambil memperhatikan beberapa gadis terpesona melihat ketampanan Bayu. Yasmin udah merasa kayak jalan dengan aktor film saja.
Mereka berdua pun tiba di salah satu toko yang ada di mall tersebut. Ternyata Bayu mengajak Yasmin ke sebuah toko perhiasan yang lumayan besar. Ketika memasuki toko itu, Yasmin berdecak kagum melihat beberapa perhiasan terpajang di etalase dan patung sebatas dada. Mungkin yang terpajang di beberapa leher patung itu semuanya intan berlian.
“Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu” Mereka disambut laki-laki yang ada di dalam toko.
“Saya mau cari perhiasan,” ujar Bayu.
“Mm untuk siapa, Pak?” Yasmin memberanikan diri untuk bertanya.
“Untuk calon istri saya,” jawab Bayu sambil melihat ke arah Yasmin.
Yasmin terdiam dan terkejut. 'Calon istri? Ya Tuhan, Pak Bayu sudah punya calon istri. Kenapa hatiku merasa teriris. Sakit sekali mendengarnya. Kenapa dia minta temani aku, bukan calon istrinya langsung. Menyakitkan!!. Atau dia sengaja biar aku tahu kalau dia ternyata sudah punya calon istri agar aku tidak berharap lebih kepadanya. Hiks,' Yasmin hanya bisa berbicara di dalam hatinya saja. Karena tidak mungkin dia mau protes langsung kepada Bayu. Dia sadar diri, kok.
“Yasmin!!” panggil Bayu menyadarkan lamunan Yasmin.
“Eh..iya, Pak,” sahut Yasmin.
“Bagus yang mana?,” tanya Bayu menunjukkan dua set perhiasan kepada Yasmin.
Gadis itu sudah tidak bersemangat lagi melihat semua perhiasan yang ada di depannya.
“Yasmin!!,” panggil Bayu lagi karena melihat Yasmin terdiam sambil menatap perhiasan yang masih ada di kedua tangannya.
“Saya mau minta pendapat kamu,” lanjut Bayu.
“Menurut saya bagus yang ini, Pak. Tapi...tidak tahu dengan calon istri Bapak, suka atau tidak dengan pilihan saya,” ujar Yasmin pelan tidak bersemangat sambil menunjuk ke arah tangan kanan Bayu.
“Hmm dia pasti juga suka, kok,” balas Bayu tersenyum sambil melihat Yasmin.
'Ihh, nggak usah senyum-senyum begitu denganku,' batin Yasmin tidak suka.
“Mau dicoba Pak cincinnya?,” tanya bapak-bapak di balik etalase, sepertinya bapak tersebut adalah pemilik toko perhiasan itu.
“Yasmin, bisa pinjam jari kamu. Ukuran jarinya sama seperti jari kamu,” ujar Bayu sambil menyerahkan cincin bermata berlian itu kepada Yasmin.
Yasmin pun mengambil cincin itu dan memakainya di jari manisnya. Ternyata cincin berlian itu pas sekali di jari manisnya.
“Saya ambil yang ini saja, Pak,” ucap Bayu.
Yasmin segera melepaskan kembali cincin berlian itu karena cincin itu bukan untuknya.
'Aaaargh. Aku mau cepat-cepat pulang. Mau nangis sekuat-kuatnya,' batin Yasmin geram.
Yasmin teringat kembali ucapan Uminya “Jangan menanam benih cinta di tempat yang salah nanti kamu akan kecewa”.
'Benar kata umi, harusnya aku mendengarkan ucapan beliau,' lamun Yasmin.
Setelah membayar perhiasan tadi, Bayu mau mengajak Yasmin memilih bahan pakaian untuk akad nikahnya nanti.
'Tega banget dia, hatiku sudah pecah berkeping-keping karena perhiasan tadi sekarang mau mengajak mencari bahan pakaian untuk akad nikahnya,' batin Yasmin kesal. Yasmin menolak.
“Yas, sebentar aja. Saya tidak tahu bahan yang bagus itu seperti apa,” ucap Bayu tidak menerima penolakan Yasmin.
“Maaf, Pak. Saya mau pulang. Bapak cari saja sendiri. Kenapa Bapak tidak mengajak calon istri Bapak saja. Saya ini hanya sekretaris Bapak,” tegas Yasmin.
Yasmin benar-benar kesal dibuatnya. Dia hanyalah seorang sekretaris bukan asisten pribadi Bayu yang harus mengurus semua keperluan pribadinya.
'Aduh, kenapa aku jadi emosi begini. Yasmin sadar dia itu Bosmu,' batin Yasmin baru sadar akan ucapannya barusan.
“Saya mau buat kejutan untuk dia,” ujar Bayu pelan menatap Yasmin.
'Bukan calon istri Bapak yang terkejut, tapi aku,' batin Yasmin lagi.
Yasmin masih berpikir lama untuk menjawab permintaan Bayu tadi. Kalau dia menolak, apa Bayu akan memecatnya? Kalau ingat kata pemecatan, Yasmin pun berpikir ulang.
'Ya sudahlah. Kasihan juga. Kemarin dia sudah menemaniku mencari bahan akad nikah Dahlia,' batin Yasmin.
“Baiklah,” ucap Yasmin. Akhirnya dia menyerah.
Yasmin dan Bayu tiba di toko tekstil yang cukup modern. Banyak bahan kain motif terbaru yang bisa dibuat kebaya.
Yasmin pun ikut memilih bahan kebaya untuk Bayu. Karena Bayu menanyakan warna apa yang bagus kepada Yasmin. Yasmin pun memilih warna kesukaannya, warna tosca muda.
'Ah, biarin saja ku pilih warna kesukaanku. Bodo, siapa yang mau nikah. Kenapa juga menyuruh aku yang memilihnya,' batin Yasmin.
Setelah semuanya selesai, Bayu pun mengantar Yasmin pulang. Sepanjang perjalanan, hening. Yasmin hanya mengalihkan pandangannya ke jendela di sampingnya. Harusnya dia tidak menerima ajakan Bayu, agar kejadian yang membuat hatinya kecewa tidak dia alami.
Tiba di depan rumahnya, tanpa senyuman Yasmin keluar dari mobil Bayu. Bahkan dia sampai lupa mengucapkan salam kepada Bayu.
Yasmin baru menyadari sikapnya setelah keluar dan menutup pintu mobil Bayu.
'Bodo amat, aku ingin segera ke kamar dan menangis,' batin Yasmin.
Gadis itu meninggalkan mobil Bayu yang belum terdengar pergi dari depan rumahnya. Namun Yasmin tidak mau menoleh ke belakang. Dia terus berjalan sampai masuk ke dalam rumah.
Setelah melihat Yasmin masuk ke dalam rumah. Barulah Bayu melajukan mobilnya sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
Yasmin cemburu pak bos
2023-01-26
0
Santi Sukmawati
aku juga nyesek Yasmin, nangis bareng yuk 😭😭
2022-09-13
0
Maura
visual dong kak
2022-07-05
0