Waktu istirahat di kantor Yasmin mau pergi ke Musholla karena waktu dzuhur sudah masuk. Tiba di lobi perusahaan, Yasmin melihat Bayu tampak sedang berbicara dengan seorang perempuan cantik, berambut sebahu. Yasmin lalu berjalan cuek saja seolah-olah tidak melihat mereka.
'Siapa perempuan itu?,' batin Yasmin bertanya-tanya.
Perempuan berbadan tinggi itu tidak berpaling pandangannya ketika sedang berbicara dengan Bayu. Dan wajah Bayu juga tidak terlihat dingin dengannya.
'Aaaargh!! Jadi penasaran,' pikiran Yasmin pun sudah ke mana-mana.
Yasmin tidak pernah melihat wanita itu di perusahaan. Jadi bisa dipastikan kalau dia bukanlah karyawan di tempat Yasmin bekerja.
'Apa wanita itu, kekasih Pak Bayu,' tebak Yasmin di dalam hatinya. Yasmin jadi teringat dengan sikap aneh Bayu belakangan ini yang agak menjaga jarak dengannya.
Yasmin pun bergegas menenangkan hatinya di Musholla. Padahal tanpa dia sadari Bayu menatap kepergiannya.
Selesai melipat mukena yang dipakainya, Yasmin melihat Ririn baru saja masuk ke musholla lalu menghampirinya.
“Yas, tunggu aku di kantin ya” ujar Ririn. Dia terlambat ke Musholla karena tadi tanggung harus menyelesaikan pekerjaannya dulu di depan laptop.
“Kamu mau sholat ya, Rin?” tanya Yasmin heran melihat Ririn ada di Musholla. Karena tumben, sahabatnya itu mau sholat. Biasanya ketika Yasmin mengajaknya selalu saja banyak alasan untuk tidak mau ikut.
“Nggak, aku mau karokean!!,” jawab Ririn asal sambil cemberut.
“Ya mau sholat lah,Yas. Aku mau masuk surga juga. Emangnya kamu sendiri yang mau masuk surga,” sambung Ririn bersungut. Yasmin tertawa kecil mendengarkan ucapan Ririn.
“Alhamdulillah,” ucap Yasmin. Dia bersyukur sekali Ririn sudah mau sholat.
“Tinggal kapan mau pakai hijabnya?,” tanya Yasmin melirik rambut Ririn.
“Insya Allah, aku lagi mempersiapkan diri. Doain aku terus,” jawab Ririn.
"Iya, aku selalu mendoakan kamu kok, Rin. Semoga kamu cepat berhijab karena menutup aurat itu wajib, lho. Bukan hanya ketika sedang sholat saja baru kita mau menutup aurat," ujar Yasmin memberitahu Ririn.
"Hehehe. Iya, Ustadzah Yasmin," canda Ririn sambil tertawa.
Bagi Ririn, Yasmin teman yang bisa menjadi inspirasi baginya. Di tengah kota dengan pergaulan yang bebas, Yasmin bisa menjaga diri dengan menutup aurat dan bisa bekerja di perusahaan besar pula.
***
'Yasmin pasti merasa heran dengan sikapku," pikir Bayu sambil duduk bersandar di kursi empuknya.
Ya Bayu tahu, Yasmin sangat tidak nyaman jika harus menemaninya meeting di luar kantor. Dan Bayu juga cukup mengerti bagaimana perasaan Yasmin. Selagi Bayu bisa mengatasi pekerjaannya tanpa bantuan Yasmin, dia merasa lebih baik pergi sendiri. Sedikit demi sedikit Bayu mempelajari batasan-batasan dalam pergaulan antar lawan jenis. Dia takut khilaf jika terlalu sering berdua dengan Yasmin.
"Ketika aku bertemu dengan Sonia di lobi, Yasmin sepertinya melihatku," gumam Bayu.
Bayu sebenarnya malas berbicara dengan Sonia. Sonia pernah dijodohkan Mahendra dengannya karena Sonia anak dari rekan kerja papinya itu. Tapi Bayu menolaknya karena Sonia bukanlah tipe istri yang dia dambakan. Papinya sempat kecewa tapi dari dulu hidup Bayu tidak mau diatur oleh orang lain termasuk papinya sendiri. Berkali-kali Papi dan Maminya mencarikan calon istri untuknya. Tapi tidak satu pun Bayu gubris, sampai papi dan mami lelah sendiri.
Lamunan Bayu terhenti ketika pintu ruangannya diketuk. Bayu sudah tahu diluar pintu ada sosok Yasmin sedang menunggu.
“Masuk!,” perintah Bayu.
Yasmin masuk lalu berjalan sambil menunduk, mendekati meja Bayu.
“Apa itu?,” tanya Bayu sambil melihat paper bag ditangan Yasmin.
“Saya mau menyampaikan undangan akad nikah adik saya, Pak,” ujar Yasmin sambil menyerahkan undangan berwarna cream itu.
“Minggu depan, ya?,” Bayu melihat tanggal di undangan sambil mengeryitkan dahinya. Bayu mengingat-ingat sepertinya tanggal itu dia ada acara. 'Tapi bisa diaturlah nanti,' batinnya.
“Iya, Pak. Tapi kalau Bapak sibuk tidak apa,“ jawab Yasmin sambil melihat ekspresi wajah Bayu. Sepertinya Bosnya itu tidak akan bisa datang.
“Saya permisi dulu,” lanjut Yasmin membalikkan badan.
“Yasmin!!” panggil Bayu. Seketika Yasmin langsung membalikkan lagi badannya ke arah Bayu.
“Saya mau membeli sesuatu dan saya kira hanya perempuan yang mengerti. Bisa nanti kamu menemani saya. Jika kamu tidak keberatan,” tatap Bayu berharap agar Yasmin mau menemaninya.
“Mm, iya Pak. Jam berapa, Pak?,” tanya Yasmin.
“Sebentar lagi, kamu bereskan saja meja kamu. Karena kita nanti akan langsung pulang,” jawab Bayu.
Yasmin hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan Bayu.
***
Di tempat lain
"Pi, mami jadi penasaran seperti apa sekretaris Bayu. Waktu dia mengantar pakaian Bayu, mami nggak sempat melihat wajahnya," cerita Adeline, istri Mahendra ketika suaminya duduk santai di gazebo sambil membaca majalah bisnis.
"Ya Mami tinggal datang saja ke kantor, pura-pura menemui Bayu gitu. Sekretarisnya kan pasti ada di kantor juga," saran Mahendra.
"Apa, Bayu beneran suka dengan... siapa itu nama sekretarisnya, Pi?," tanya Adeline. Dia lupa nama sekretaris Bayu. Memang Bayu jarang menyebut nama Yasmin di rumahnya, paling juga hanya bilang 'sekretarisku'.
"Kalau tidak salah namanya Yasmin, Mi," jawab Mahendra fokus lagi melanjutkan bacaannya.
"Cantik nggak, ya?," gumam Adeline. "Biasanya juga kan wanita yang menjadi sekretaris itu kan cantik, tinggi dan seksi," lanjutnya masih bergumam.
"Mi, cari karyawan itu nggak hanya cantik tapi cekatan dan kinerjanya juga bagus. Untuk apa modal cantik saja tapi kalau kerja nggak becus, lelet kayak siput. Perusahaan kita bukannya mau cari model iklan," jelas Mahendra yang mendengarkan ucapan istrinya itu.
"Ya nggak gitu juga kali, Pi. Penampilan juga harus diperhatikan, dong," ujar Adeline tidak setuju.
Adeline juga bertemu Mahendra, suaminya ketika dia menjadi sekretaris teman bisnis suaminya itu. Setelah menikah dengan Mahendra, Adeline memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan fokus di rumah saja. Apalagi setelah Bayu lahir, kesibukannya di rumah jadi bertambah.
"Mami dulu nggak seksi," protes Mahendra.
"Mami nggak suka aja, mengumbar aurat begitu. Meskipun Mami tidak dibesarkan di Indonesia, tapi keluarga mami mengajarkan untuk berpakaian sopan kalau di luar rumah," jelas Adeline.
"Nah, itu yang membuat Papi jatuh cinta dengan Mami. Meskipun bule tapi Mami tidak suka mengumbar aurat, padahal Mami cantik sekali," ujar Mahendra tersenyum.
Adeline merangkul tangan suaminya mesra. Karena pakaiannya sopan waktu bekerja dulu, atasan Adeline pun menjadi segan dengannya. Meskipun dia dulu dianggap kolot tidak fashionable. Adeline tidak peduli. Tapi sekarang, jangan ditanya masalah fashionable. Menjadi istri seorang pemilik perusahaan besar membuat hidupnya glamour.
"Jadi, maksudnya sekarang Mami tidak cantik lagi?," tatap Adeline bertanya apa maksud ucapan suaminya itu.
"Sekarang malah tambah cantik, Mami Sayang," jawab Mahendra tersenyum.
Adeline tersenyum manis lalu mengecup pipi suaminya. Keromantisan mereka tetap ada meskipun usia semakin bertambah dan sudah layak memiliki cucu. Tapi mau bagaimana, Bayu, anaknya belum juga ada tanda-tanda mau menikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
keluarga yg harmonis
2021-04-08
1
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣ ⏤͟͟͞R •𝕯• Kᵝ⃟ᴸ
novelnya menarik ..tp saran aja ya Author, mnrt saya alur utk tiba2 mereka jd saling ada rasa agak kurang pas..
mudah-mudahan cerita selanjutnya lbh menarik lg 🙏
2021-04-02
1
Lia Dahlia
so sweet
2021-03-03
1