Hari kedua Bayu di Bangka. Di kamar hotel Bayu menyadarkan badannya di kepala ranjang. Bayu teringat akan kejadian kemarin. Wajah Yasmin begitu pucat.
'Eh, ternyata dia belum sarapan. Mau nggak mau pamit duluan dengan Om Danu,' gumam Bayu membayangkan peristiwa di acara pesta nikahan anak Danu.
Setelah Bayu mengajak Yasmin makan di luar barulah kondisi Yasmin agak baikan. Kecemasan Bayu jadi berkurang setelah melihat wajah Yasmin tidak sepucat di tempat acara tadi.
'Bisa-bisanya dia pergi tanpa sarapan. Harusnya dia bilang, kan bisa sarapan dulu di hotel sebelum berangkat. Dasar gadis bodoh,' gerutu Bayu sambil tersenyum jika mengingatnya lagi.
Bayu tidak menyangka, liburan di Bangka ternyata membuatnya sangat bahagia. Bagaimana tidak bahagia, Yasmin yang sudah menghilang hampir dua minggu akhirnya bertemu juga di sans. Bayu tidak ingin kehilangan Yasmin dan dia tidak akan membiarkan gadis itu pergi lagi.
Bayu lalu mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Yasmin.
[Assalamualaikum.]
Lama belum ada balasan. Bayu pun mengirim pesan sekali lagi.
[Yasmin, lagi sibuk ya?]
Bayu menunggu balasan dari Yasmin masih sambil bersandar di tempat tidur. Tidak lama ponselnya berbunyi, tanda ada pesan yang masuk. Bayu tersenyum karena Yasmin telah membalas pesan darinya.
(Waalaikumsalam. Nggak, Pak. Ada apa?)
(Besok saya pulang, Yas. Kamu nggak mau pulang barengan denganku?)
(Gimana, ya...)
(Surat resign kamu, aku tolak. Jadi, lusa nanti kamu masuk kerja lagi. Ok)
(Hah...tapi, Pak...)
(Nggak ada tapi-tapi, Yas)
(Tapi saya belum beli tiket.)
(Gampang soal itu. Nanti aku beli dua tiket, gimana?)
( I will follow you )
Bayu tersenyum membaca balasan dari Yasmin.
(Fine...sampai jumpa besok, ya. Assalamualaikum.)
(Waalaikumsalam)
Bayu mengakhiri aktivitasnya berkirim pesan dengan Yasmin. Gadis itu paling malas menelponnya jika dia sms. Bayu tersenyum sendiri ketika mengulangi membaca balasan pesan dari Yasmin tadi. "Yasmin mau pulang bersamaku," gumam Bayu.
***
Hari ketiga. Waktunya pulang.
Bayu menunggu Yasmin di bandara. Lima belas menit lagi pesawat akan berangkat. Bayu melihat Yasmin dari jauh sedang berlari kecil sambil toleh kanan-kiri mencarinya. Bayu pun melambaikan tangannya ke arah Yasmin agar gadis itu melihatnya. Akhirnya Yasmin melihat Bayu juga kemudian berjalan mendekati Bayu.
'Tahu begini, pergi bareng saja tadi. Eh, tapi aku belum tahu di mana rumah kakaknya. Bisa-bisa nanti aku yang terlambat karena memakan waktu mencari rumah kakaknya,' batin Bayu.
“Maaf, Pak. Keponakan saya ngamuk-ngamuk tahu saya mau pergi. Jadi saya membujuknya dulu,” jelas Yasmin sambil mengatur napasnya.
“Its ok. Ayo kita ke pesawat sebentar lagi berangkat” ajak Bayu.
Di pesawat mereka duduk bersebelahan. Kebetulan dapat tiket yang bisa duduk berdekatan. Yasmin duduk di samping jendela pesawat sementara Bayu duduk di tengah, dan disebelahnya duduk seorang bapak-bapak paruh baya.
“Yas, kamu udah makan kan?” tanya Bayu melihat Yasmin. Bayu takut kejadian seperti kemarin terulang lagi.
“Udah, Pak,” jawab Yasmin tersenyum.
“Besok masuk kerja, ya,” ujar Bayu mengingatkan Yasmin.
“Hmm nggak janji, deh,” sahut Yasmin sambil tersenyum kecil.
“Yasmin!!,” tatap Bayu tajam menoleh ke arah Yasmin.
Yasmin masih mesem-mesem saja. Dia hanya ingin bercanda saja dengan Bayu. Tak lama pesawat berjalan semakin cepat dan berguncang tanda pesawat mau lepas landas. Senyum Yasmin tiba-tiba menghilang berganti dengan wajah menjadi ketakutan. Bayu melihat Yasmin memejamkan matanya sambil berdoa, dan tanpa sadar tangannya telah mencengkram erat pergelangan tangan Bayu. Laki-laki tampan itu tersenyum saja melihatnya.
'Aku yakin ini pertama kalinya dia naik pesawat,' tebak Bayu di dalam hatinya.
“Aaaa!! Kenapa lama sekali ? Apa yang terjadi dengan pesawatnya?,” gerutu Yasmin cemas.
“Yas, tidak apa-apa. Pesawatnya mau lepas landas,” Bayu mencoba untuk menenangkan Yasmin.
Yasmin masih memejamkan matanya. Bayu melihat wajah Yasmin sudah pucat pasi.
“Buka matamu sekarang. Kita sudah di atas awan,” ujar Bayu memberitahu Yasmin.
Yasmin membuka matanya perlahan lalu mengarahkan pandangannya ke samping jendela. Dia melihat awan di sana. Kemudian Yasmin baru menyadari bahwa tangannya memegang sesuatu. Dia pun tersentak kaget ketika melihat tangannya memegang tangan Bayu. Yasmin spontan langsung melepaskan pegangannya dan terlihat salah tingkah.
“Dipegang lama-lama juga nggak apa,” bisik Bayu tersenyum.
“Ihh. Pak Bayu apaan, sih,” ujar Yasmin tersipu.
Yasmin menoleh ke arah jendela sambil tersenyum malu. Bayu pun terkekeh melihat Yasmin.
"Kamu baru pertama kali naik pesawat, Yas ? Kok takut banget seperti itu," tanya Bayu penasaran.
"Tidak. Aku hanya shock saja, Pak. Karena dulu pernah naik pesawat dan pesawatnya hampir terjadi kecelakaan," jelas Yasmin.
Makanya dia sudah lama sekali tidak naik pesawat. Selagi bisa di tempuh dengan jalur darat ataupun laut, Yasmin berusaha untuk menghindari perjalanan menggunakan pesawat.
***
Bayu sudah dijemput Karyo, sopir pribadi papinya di bandara. Bayu pun akan mengantar Yasmin pulang ke rumahnya terlebih dahulu.
"Lho, Mba Yasmin. Akhirnya ketemu juga. Pantas saja dari jauh Mas Bayu kelihatan semangat sekali," ujar Karyo menegur Yasmin sambil tersenyum lebar.
Yasmin mengeryitkan dahinya sambil melihat ke arah Bayu yang tampak salah tingkah.
"Udah buruan barangnya masukkan ke dalam bagasi," perintah Bayu kepada Karyo.
"Iya, Mas," sahut Karyo menurut.
Setelah semua barang masuk ke dalam bagasi mobil. Karyo duduk kembali di balik kemudi. Bayu duduk di sebelahnya dan Yasmin duduk di kursi bagian belakang tepat di belakang Bayu.
"Kita antar Yasmin ke rumahnya dulu , Pak," ujar Bayu memberitahu.
"Oke," sahut Karyo cepat.
Bayu baru membaca pesan dari maminya kalau beliau menitip makanan khas Bangka jika pulang nanti. Bayu menepuk dahinya. Dia lupa untuk membelikannya. Padahal maminya sudah SMS sebelum dia memesan tiket.
"Kenapa, Mas?" tanya Karyo melihat ekspresi anak majikannya itu.
"Mami nitip oleh-oleh khas Bangka, Pak. Aku lupa beli," jawab Bayu.
"Beli di sini juga nggak apa, Pak. Aku tahu toko yang jual makanan khas dari Bangka," usul Yasmin.
"Tuh, Mba Yasmin tahu. Minta antar Mba Yasmin saja ke sana, Mas," sela Karyo.
"Nggak apa Yas kalau kamu mengantar kita beli oleh-oleh untuk mamiku dulu?," tanya Bayu dulu kepada Yasmin. Takutnya Yasmin keberatan.
"Iya, Pak. Nggak masalah. Aku akan mengantar Bapak ke sana," jawab Yasmin setuju.
"Iya, Mba. Kalau sampai nggak dibelikan, wah bisa ngomel Nyonya," ujar Karyo.
Yasmin hanya tersenyum geli mendengarkan ucapan Karyo dengan logat jawanya yang masih kental. Yasmin mengarahkan Karyo agar menuju ke toko makanan Bangka yang Yasmin maksud.
Tiba di sana, Bayu malah meminta Yasmin yang memilihkan oleh-oleh untuk maminya itu.
"Kamu juga sekalian pilih saja untuk Umi kamu," ujar Bayu.
"Ah, nggak usah Pak," tolak Yasmin. Dia bisa pulang ke rumah tanpa biaya sama sekali sudah merasa bersyukur.
"Mba, tolong dipacking double sama seperti yang ini isinya," tunjuk Bayu kepada pelayan toko yang ada di dekat mereka.
"Baik, Mas," sahutnya tersenyum melihat Bayu.
"Pak...Nggak usah," sekali lagi Yasmin ingin menolak pemberian Bayu. Dia jadi merasa tidak enak.
Bayu pura-pura tidak mendengarkan agar Yasmin tidak menolak pemberian darinya. Hitung-hitung pendekatan dengan calon mertua. Meskipun dia belum mengungkapkan perasaannya dengan Yasmin. Bayu kemudian menuju ke kasir untuk membayar semua belanjaannya tadi.
Dengan terpaksa Yasmin pun menerima pemberian Bayu. Bayu heran sendiri melihat sikap Yasmin, dikasih orang oleh-oleh kok cemberut. Justru hal itulah yang membuat Bayu terpikat dengan Yasmin.
'Kamu memang berbeda dengan wanita lain yang aku kenal,' batin Bayu.
***
Bayu mengantar Yasmin setelah selesai membeli oleh-oleh.
"Terima kasih, Pak," ujar Yasmin setelah Karyo mengeluarkan kopernya dari bagasi.
"Sampai jumpa di kantor. Assalamualikum," balas Bayu.
Yasmin hanya mengangguk lalu membalas salam Bayu. Karyo pun melajukan mobilnya.
Setelah mobil Bayu pergi menjauh dari depan rumah. Yasmin baru melangkahkan kakinya masuk ke halaman rumah. Suasana rumah tampak sepi.
'Di mana Umi?,' batin Yasmin.
Tok.Tok.Tok
Yasmin mengetuk pintu rumah. Tak lama menunggu. Pintu rumah pun terbuka.
"Yasmin!!," seru Umi Lusi kaget melihat anak gadisnya sudah berdiri di depan pintu rumah. Dia tidak tahu kalau Yasmin akan pulang dari Bangka.
Yasmin meraih tangan Umi Lusi dan mencium punggung tangannya. "Kamu kok tidak memberitahu umi kalau mau pulang," ujar Umi Lusi sambil mengiringi Yasmin masuk.
"Keadaan Bang Rizal udah agak mendingan, Mi. Aku juga nggak enak tinggal di sana kalau Bang Rizal sudah ada di rumah," jelas Yasmin lalu duduk di sofa. Dia ingin melepas lelah sebentar.
"Bagaimana kabar Annisa dan Fatiyah cucu umi itu?," tanya Umi Lusi ikut duduk di samping Yasmin.
"Fatiyah menangis terus, Mi. Dia tidak mau aku tinggal pergi. Annisa juga kelihatan sedih gitu," jawab Yasmin jadi ikut sedih teringat kembali dengan keponakannya.
"Mereka senang sekali bertemu kamu karena Mela sering cerita tentang kamu dan Lia. Jangan sampai mereka tidak tahu kalau mereka punya Tante yang cantik dan sholehah," ujar Umi Lusi.
Yasmin hanya tersenyum. Memang kedua keponakannya itu menurut sekali dengannya selama dia di berada Bangka.
"Terus rencana kamu apa sekarang? Kamu kan sudah berhenti kerja," tanya Umi Lusi.
"Hmm. Pak Bayu menawariku untuk kembali bekerja lagi, Mi," jawab Yasmin tersenyum.
Umi Lusi tersenyum lebar. "Alhamdulillah. Jadi dia belum mencari sekretaris baru selama kamu pergi?," tanya Umi Lusi.
"Iya, Mi. Oya, aku lupa," ujar Yasmin berdiri lalu mengambil oleh-oleh yang dibelikan Bayu tadi.
"Apa ini? Oleh-oleh dari Bangka? Tidak perlu beli sebanyak ini, Yas. Kamu boros sekali," ucap Umi Lusi melihat banyak aneka makanan khas Bangka.
"Bukan aku yang beli, Mi. Pak Bayu yang membelikan sekalian dia beli juga untuk Maminya," jelas Yasmin.
Umi Lusi menatap anak gadisnya itu dengan tatapan curiga. "Sudah sejauh itu perkembangan hubungan kalian," celetuk Umi Lusi.
"Umi, apaan sih. Tidak ada apa-apa antara kami," elak Yasmin sambil tersenyum malu. Dia lalu berpamitan untuk ke kamar membebeskan kopernya.
Memang begitulah kenyataannya menurut Yasmin. Bayu memang orangnya baik dan tidak sayang dengan uang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Sintia Dewi
gimna crita 15menit mau brangkat pesawatnya baru dateng/Facepalm/
2024-06-17
0
Jhon Carter
iya visual fotonya biar lebih menglalu 🫰🫰
2024-06-06
0
Mahdalena
tolong dong visual foto fto x
2021-04-13
0