Tiba di rumah, Yasmin tidak menyangka kalau Bayu mau mengantarnya pergi ke butik. Alhasil, banyak pelayan di butik yang salah sangka kepada mereka. Pelayan butik mengira bahwa Bayu adalah calon suaminya.
"Aaaargh. Membuatku jadi salah tingkah dan malu dibuatnya" batin Yasmin kesal mengingat kejadian di butik bersama Bayu.
"Belum lagi pakaian santai banget gitu. Pakai sendal gunung, kayak anak muda aja. Wajahnya memang kelihatan masih muda tapi umurnya enam tahun lebih tua dariku" Yasmin kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa ya dengan Pak Bayu akhir-akhir ini, aku perhatikan sejak makan siang itu, wajahnya tidak sedingin waktu pertama kali bertemu. Dia sering tersenyum denganku. Tapi di kantor dia akan berubah kembali menjadi manusia kutub" gumam Yasmin sambil mengganti pakaiannya.
"Ah, apa benar asumsi Ririn kalau Pak Bayu menyukaiku. Aih, jangan kegeer-an kamu, Yas. Kamu lihat sendirikan rumahnya mewah begitu. Jelas-jelas kamu dan dia bagaikan langit dan bumi. Nggak ... nggak aku ngga mau berpikiran macam-macam. Suara perempuan yang memanggilnya dari dalam rumah pasti itu ibunya, bisa dibayangkan Pak Bayu aja dingin seperti itu gimana orang tuanya ... takut banget, deh" lamun Yasmin.
Gadis itu kemudian keluar dari kamarnya lalu menuju ke teras di belakang rumah.
“Yasmin, siapa yang mengantar kamu pulang tadi?” tanya Umi menghampiri Yasmin yang sedang duduk santai di teras belakang rumah.
“Teman, Umi” jawab Yasmin berbohong, masa mau dia jawab bosnya. Nanti akan banyak pertanyaan dari uminya.
“Pakaian Bos kamu sudah dipulangin?” tanya Uminya lagi.
“Iya Umi, udah” jawab Yasmin.
“Apa Bos kamu tidak marah kamu kelamaan mengantarkannya. Pakai dipeluk-peluk dan dicium segala” ujar Umi Lusi sambil geleng-geleng kepala melihat Yasmin.
"Astaghfirullah. Jadi, Umi melihat aku memeluk pakaian Pak Bayu. Aduh, aku malu sekali" batin Yasmin sambil memejamkan matanya. Gadis itu lalu tersenyum tidak enak kepada Uminya.
“Jangan terlalu berhayal, Yasmin. Bos kamu itu orang kaya. Mana mau dia dengan gadis sederhana seperti kamu. Apalagi kalau bosmu tahu rumah kita yang kecil begini” ingat Umi Lusi menyadarkan putrinya.
Memang masalah jodoh, itu takdir Yang Maha Kuasa. Namun dia tidak mau putrinya nanti berhayal mendambakan suami yang kaya raya karena sudah bekerja di perusahaan besar itu.
"Nggak kok, Mi. Iya, emang nggak mungkinlah Pak Bayu suka dengan perempuan sepertiku. Apalagi yang berhijab panjang seperti ini" cicit Yasmin lalu menunduk.
"Apa yang Umi bilang itu benar. Apalagi Pak Bayu tadi sudah mengantarku pulang. Jadi dia sudah tahu seperti apa rumah kami" pikir Yasmin sadar diri.
“Lia ke mana, Mi?” tanya Yasmin mengalihkan pembicaraan. Lagi pula memang dia tidak mendengar suara Dahlia ada di rumah.
“Pergi mencari barang-barang untuk hantaran akad nikah nanti” jawab Umi Lusi.
“Pergi sama Yusuf, ya?” tanya Yasmin curiga.
“Ya nggaklah. Lia minta temani Bella” jawab Umi Lusi. Lagian juga Lusi tidak akan mengizinkan putrinya pergi berduaan dengan laki-laki yang belum sah menjadi suaminya itu.
Umi Lusi tahu bahwa Yusuf dan Dahlia baru sebatas lamaran. Namun bukan berarti bebas ke mana-mana harus berduaan.
"Yas, Umi mau tanya" ujar Lusi menarik kursi duduk di dekat Yasmin.
"Mau tanya apa, Umi?" balas Yasmin menatap wajah teduh uminya. Sejak Abinya meninggal hanya uminyalah yang dia miliki, wanita yang sangat menyayangi ketiga anak-anaknya.
"Bos kamu masih single atau sudah punya istri?" tanya Umi Lusi ingin tahu tentang atasan anaknya itu.
"Masih single, Mi. Kenapa memangnya?" kini Yasmin yang bertanya.
"Nggak, Umi hanya tidak enak mendengar omongan tetangga tentang pekerjaan sekretaris. Katanya nanti merebut suami oranglah, jadi selingkuhan bos-bos. Umi jadi khawatir, Yas" jawab Lusi dengan raut wajah cemas.
"Ya, Allah, Umi. Itukan hanya asumsi sebagian orang saja. Atasan Yasmin orangnya baik dan sopan, kok. Bukan bos-bos yang matanya jelalatan. Pekerjaan sekretaris dianggap jelek itu mungkin karena kebanyakan oknumnya yang berperilaku jelek. Kalau tugasku ya membantu atasan menyelesaikan pekerjaannya" jelas Yasmin panjang lebar kepada Uminya agar tidak khawatir.
"Syukurlah kalau begitu. Umi dan adikmu jadi tenang" ucap Lusi tersenyum.
"Umi tidak usah khawatir. Aku betah bekerja di sana karena atasanku orangnya baik, kok" Yasmin meraih tangan Uminya.
"Ini pasti Lia cerita ke umi yang tidak-tidak" sambung Yasmin menuduh adiknya.
"Iya, Lia juga mendengar tetangga pernah bertanya kepadanya tentang pekerjaan kamu" ucap Lusi memberitahu. "Mereka bilang kalau kamu nanti bakalan seperti Sisi, anak Bu RT yang merebut suami orang karena pekerjaannya menjadi sekretaris laki-laki yang sudah beristri" sambung Umi Lusi.
"Sisi, Mi? Masa, sih," Yasmin tidak percaya bahwa gadis berjilbab mini itu telah menjadi pelakor. Uminya hanya mengangguk.
"Dia jadi menikah dengan atasannya itu?" tanya Yasmin kepo juga.
"Ya itu, sekarang keluarga Pak RT lagi ribut, berusaha melarang anaknya agar tidak menjadi istri kedua bosnya itu" jawab Lusi.
"Udah ah, kok jadi ngomongin anak orang" sambung Lusi lalu berdiri masuk ke dalam rumah. Dia hampir saja lupa kalau sedang merebus ubi rambat.
Yasmin tidak percaya dengan cerita uminya, tapi hal itu kisah nyata di lingkungan rumahnya sendiri.
***
Keesokan harinya
Hari ini Yasmin melihat Bayu ke kantor memakai kemeja dan jas yang dia antar kemarin. Seperti biasa, sikapnya di kantor kembali seperti kutub selatan. Dingin.
Yasmin melihat Bayu mengambil tas kerjanya lalu keluar dari ruangan dan menghampiri mejanya.
“Yas, saya keluar dulu. Ada meeting di Paradise Hotel" ujar Bayu datar memberitahu sambil melihat ke arah Yasmin sekilas.
Yasmin bingung. Kok, dia tidak tahu. Setelah melihat jadwal, ternyata Yasmin lupa memberitahu kepada Bayu kalau jam 10 nanti Bosnya itu memang ada meeting. Yasmin pun segera membereskan laptopnya dan menyiapkan beberapa berkas.
“Kamu, tidak usah ikut. Tunggu di kantor saja" perintah Bayu ketika melihat Yasmin sedang bersiap-siap lalu Bayu pergi meninggalkannya.
Yasmin bengong setelah melihat Bayu pergi. "Tumben-tumbenan dia tidak mau mengajakku" batin Yasmin heran.
Biasanya Bayu ngotot kalau Yasmin harus ikut bersamanya ke mana pun dia pergi keluar kantor. Ada apa ini?.
Apa Bayu tidak suka lagi Yasmin berada di dekatnya?. Atau Bayu sebenarnya ada janji bertemu dengan perempuan dan takut ketahuan oleh Yasmin. Itulah yang ada dalam bayangan gadis berhijab itu.
"Yasmin ... Yasmin. Dia mah bebas mau pergi dengan wanita mana saja. Kamu mah apa, hanya sekretarisnya saja, nggak lebih" ucap Yasmin menyadarkan dirinya.
"Ah, kenapa aku jadi berpikiran negatif seperti ini. Kenapa Pak Bayu berubah jadi aneh begitu?" Yasmin pun tak habis pikir.
Di kantin perusahaan
"Kenapa kamu, Yas. Mukamu kayak bingung begitu?" tanya Ririn.
"Pak Bayu tadi pergi meeting" jawab Yasmin.
"Kok, kamu nggak ikut?" tanya Ririn heran.
"Nah, itu yang membuat aku bingung. Dia tidak mau mengajakku. Biasanya juga ngotot aku harus ikut. Hari ini dia melarang ku ikut. Padahal aku sudah mau siap-siap" jawab Yasmin sambil menikmati makan siangnya.
"Kenapa, ya. Kok, aneh" Ririn pun ikut merasakan keanehan sikap Big bos di perusahan tempat mereka bekerja.
Yasmin hanya menggendikkan bahunya tanda dia sendiri tidak tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Meli Astuti
makin seru
2022-06-10
0
Sulis Aidah
ada apa ya,,,,
2021-08-17
0
Izzah Purnama
pak Bayu xa udah ngerti mungkin, kalau blom muhrim itu kagak boleh trlalu sering brduaan, meski itu dlam hal kerjaan.
2021-05-10
0