Yang Eduard ketahui Areliano tidak tertarik dengan wanita sejak ia kecil. Dan keponakannya itu tidak juga memiliki kelainan, karena selama ini Arsya berkata bahwa ia tidak pernah melihat Areliano berhubungan dengan sesama jenis juga. Areliano sangat datar menjalani kehidupannya, apalagi kini Jordan menyerahkan BA Group pada Areliano, pasti keponakannya itu akan sangat sibuk mengurusi perusahaan. “Om tidak menyangka kamu akan menikah juga,” ucap Eduard. Areliano hanya tersenyum menanggapi ucapan Eduard.
“Selamat ya Areliano.” Tangan Areliano berjabatan dengan Averyl, istri Eduard.
Keisha ikut bergantian berjabat tangan dengan Eduard dan Averyl. Meskipun usianya sudah tampak tua, bahkan Keisha dapat memperkirakan jika usianya sama dengan ayah Areliano.
Filio dan Sahira memberikan selamat kepada Areliano dan Keisha.
Reagan maju setelah orang tuanya, ia menjabat tangan Areliano. “Selamat atas pernikahan kalia.”
Tubuh Keisha panas dingin saat tangan pria yang mengambil kesuciannya bergerak ke arahnya. Ia mendapat tatapan dari Areliano karena tidak kunjung menjabat tangan Reagan. “Dia sepupuku,” ucap Areliano.
Rasanya Keisha ingin melarikan diri saja, kenapa ia harus bertemu dengan pria yang mengambil kesuciannya di hari pernikahannya. Tangan Keisha segera berjabat tangan dengan Reagan. Genggaman tangan Reagan membuat tubuh Keisha panas. Ia sangat takut dan benci pada sepupu Areliano.
Setelah bersalaman Reagan pergi lebih dulu dari kerumunan keluarganya. Ia mengambil segelas anggur dan menenggaknya. Ia tidak mengerti mengapa wanita yang ia rampas kesuciannya beberapa hari lalu, kini berdiri di samping Areliano sebagai pengantin wanita.
Sahira menghampiri anaknya yang sedang berdiri sendirian di temani segelas anggur. “Apa kamu tidak ingin menikah juga seperti Areliano?”
Reagan mengok ke samping saat mendengar suara ibunya. “Reagan masih muda Bu,” tolak Reagan secara halus.
Sahira menatap putra satu-satunya. Ia tidak bisa menutupi rasa khawatirnya, Reagan kerap memesan wanita sekali pakai untuk memuaskannya. “Menikah itu bukan karena umur Reagan. Ibu rasa kamu sudah cukup dewasa untuk segera menikah.”
“Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku.”
Sahira mencoba menampilkan senyumnya. “Jika kamu sudah bertemu dengan wanita yang tepat, segera kenalkan pada ibu dan Ayah.”
Reagan mengangguk.
Dari kejauhan Keisha memperhatikan keponakan Areliano yang tengah berbincang dengan seorang wanita.
“Dia Reagan, dan wanita itu ibunya, Sahira,” Ucap Areliano pada Keisha yang tengah memperhatikan interaksi ibu dan anaknya.
Keisha tersenyum kepada Areliano. “Aku hanya penasaran saja dengan keluarga Havelaar Grup, sampai aku di pecat proposal tempatku bekerja tidak pernah di terima,” ucap Keisha berbohong. Ia hanya tidak ingin Areliano berpikir yang tidak-tidak.
Areliano menarik pinggang Keisha pergi ke ruang pengantin untuk beristirahat.
Keisha duduk di sofa ia melepaskan heels yang di pakainya. Kakinya terasa pegal.
Areliano mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi Bert. “Bagaimana keadaan di sana?” tanya Areliano. Ia ingin tahu perkembangan cabang yang sedang di tangani Bert.
[Semuanya aman.]
Areliano menutup teleponnya. Kini ia merasa tenang setelah mendapat kabar dari Bert.
Keisha yang mendengar percakapan suaminya cukup terkejut, di hari pernikahannya Areliano masih memikirkan pekerjaan. Kini Keisha tahu yang paling berharga di hidup Areliano adalah pekerjaannya.
“Kau masih ingin beristirahat?” tanya Areliano.
“Tidak, ini sudah cukup.” Keisha segera memakai heelsnya kembali. Lalu bangkit dari duduknya. Areliano kembali melingkarkan tangannya di pinggang Keisha. Mereka keluar dari tempat istirahat dan kembali menyambut para tamu dan menikmati pesta pernikahan mereka.
Sepanjang pesta berjalan Keisha sangat bersyukur, ia tidak bertemu dengan Reagan. Feriska dan Arsya menghampiri kedua anaknya. “Malam ini kalian akan bermalam di mana?” tanya Arsya.
“Kembali ke apartemen saja,” jawab Areliano.
“Kenapa tidak ke rumahmu?” kali ini Feriska ikut angkat bicara.
“Bert masih sibuk, mungkin Minggu depan kita akan segera pindah.”
Keisha memilih diam saja, tempat pesta di adakan sudah sepi. Hari mulai gelap, beberapa orang berlalu-lalang untuk membereskan pesta.
“Kami pulang duluan Ayah, ibu,” pamit Areliano.
“Kalau begitu kalian hati-hati di jalan. Selamat beristirahat,” ucap Feriska. Arsya mengangguk. Dari tempatnya berdiri ia menatap kepergian Areliano dan Keisha. Mereka berjalan tanpa bersentuhan, padahal sepanjang acara tangan Areliano tak lepas dari pinggang Keisha sedikit pun.
Feriska menyandarkan kepalanya pada bahu Arsya. “Semoga ini jalan terbaik untuk Areliano,” ucap Feriska.
Tangan Arsya mengelus puncak kepala istrinya. “Ayo kita pulang dan istirahat. Sudah tiga hari ini kamu sibuk dan tidak memberikanku servis.”
Tangan Feriska mencubit dengan kencang perut tua Bangka di sampingnya yang tiada habisnya dengan urusan ranjang.
***
Areliano dan Keisha sudah sampai di apartemen. Keisha pergi ke kamarnya begitu juga dengan Areliano.
Keisha membuka gaun pesta pernikahannya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi dan berpakaian tidur lengkap, Keisha menghampiri kamar milik Areliano dan mengetuknya.
Areliano keluar dari kamar dengan pakaian tidurnya, ia menatap Keisha. “Ada apa mengetuk pintu kamarku?”
“Aku ingin makan malam, bolehkah aku meminta makananmu yang ada di lemari pendingin?”
Areliano berjalan melewati Keisha ia membuka lemari pendinginnya. Bahan makanannya sudah kosong hanya ada tiga butir telur serta roti gandum saja. Sepertinya Bert sangat sibuk dan melupakan isi kulkas Areliano. “Hanya ada telur dan roti saja,” tangan Areliano menyimpan roti dan telur ke atas meja.
Keisha mengambilnya. “Aku buat omelette saja.”
Areliano enggan memakan roti dan telur saja. Tapi ia sangat malas jika harus pergi keluar hanya untuk makan malam saja. “Aku bisa memesankan makanan jika kau mau,” tawar Areliano.
“Tidak perlu ini sudah cukup bagiku,” jawab Keisha. Perutnya sangat lapar ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Keisha segera membuat omelette dan memasukkan roti ke mesin panggang. Dalam waktu lima menit omelette sederhana dan roti panggang tertata di atas piring.
Areliano menatap piring miliknya. “Seperinya kau harus belajar memasak.” Tangannya mengambil garpu dan pisau, ia memakan masakan Keisha. Rasanya tidak terlalu buruk, namun penampilannya tak cukup menarik di mata Areliano.
“Besok aku akan mulai belajar memasak,” jawab Keisha. Ia segera memakan makanan miliknya.
“Kita sudah resmi menikah, kau harus bisa menjaga nama baik keluargaku. Semua kebutuhanmu aku yang akan menanggungnya. Kau hanya cukup menjadi istri yang baik dan penurut. Aku rasa kau bisa melakukannya,” ucap Areliano dengan nada seriusnya.
Keisha mengangguk, permintaan Areliano cukup masuk akal dan sangat mudah di lakukan.
Areliano mengambil minum miliknya. “Satu hal lagi, Kau tidak boleh masuk ke kamarku.”
Keisha menundukkan pandangannya dan menganggukkan kepalanya. Ia sedikit merasa lega mendengar permintaan Areliano, karena Keisha tidak sanggup jika harus satu kamar dengan Areliano. Apalagi kejadian beberapa hari yang lalu masih membekas di ingatannya. Ia tidak sanggup jika harus melayani Areliano dalam urusan ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments