Pertemuan

Happy reading 💕

Keisha tersenyum sangat ramah. Ia melihat pandangan ibu Areliano pada lehernya, dengan cepat Keisha menutupi bagian lehernya dengan rambut.

“Sudah siap? Ayo berangkat,” ucap Feriska.

Keisha mengangguk dan berjalan keluar lalu menutup pintu yang otomatis terkunci. Feriska berjalan beriringan melewati lorong menuju lift. “Apa kamu nyaman tinggal di rumah sempit itu?”

“Nyaman,” ucap Keisha jujur. Meskipun kecil tapi itu sudah sangat cukup bagi Keisha, karena rumahnya yang dulu bahkan lebih kecil.

Saat di depan lift begitu pintu terbuka mereka segera masuk ke dalam.

“Nanti jika kalian sudah menikah, ibu akan meminta Areliano untuk pindah ke rumahnya. Ibu juga heran kenapa Areliano betah sekali tinggal di tempat sempit itu,” ujar Feriska.

Keisha hanya menanggapi ucapan Feriska dengan sebuah senyuman saja.

Pintu lift terbuka di basemen. Keisha mengikuti langkah Feriska menuju sebuah mobil. Sopir Feriska segera membukakan pintu untuk majikannya.

Feriska masuk lebih dulu lalu di ikuti Keisha. Mereka duduk dengan tenang di belakang saat mobil mulai melaju. “Keisha sudah sarapan?”

“Sudah Tante,” jawab Keisha.

“Nanti kalau sudah menikah dengan Areliano jangan memanggilku Tante, ibu saja seperti panggilan Areliano.” Feriska cukup gembira melihat sikap baik Keisha, ia menaruh harapan besar pada Keisha agar dapat meluluhkan Areliano.

***

Tiga hari terasa sangat singkat, selama itu juga Keisha bepergian ke sana kemari mengikuti Feriska untuk mempersiapkan pernikahannya. Kini tepat hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Keisha sudah mengenakan gaun pengantin yang beberapa hari lalu sudah ia coba, namun kali ini wajahnya penuh dengan riasan. Serta tatanan rambut rapinya di tutup menggunakan slayer pengantin.

Keisha menarik nafasnya dan mengeluarkannya secara perlahan. Ia sangat gugup, hingga tangannya berkeringat.

“Ayo Keisha, semuanya sudah siap,” ucap Feriska.

“Iya,” Keisha bangkit dari duduknya.

Feriska memeluk tubuh Keisha. “Ibu percaya padamu Keisha,” ujar Feriska.

Keisha membalas pelukan Feriska, ia seperti mendapat ketenangan saat berpelukan dengan Feriska. Rasa gugupnya seakan sirna begitu saja.

Feriska melepaskan pelukannya, ia mengantar Keisha sampai di pintu masuk. Seorang anak kecil menuntut tangan Keisha, mereka berjalan beriringan menuju altar.

Keisha menundukkan pandangan, sudut matanya bisa melihat orang-orang yang menatap ke arahnya. Anak kecil tersebut melepaskan pegangan tangannya membiarkan Keisha naik ke atas altar dan berdiri tepat di hadapan Areliano, yang tampak gagah dengan baju pengantin yang di rancang khusus untuk hari pernikahannya.

Pastor memulai tugasnya untuk melangsungkan pemberkatan.

“Saudara Areliano, apakah kamu bersedia menerima dan mengambil Keisha sebagai istri satu-satunya yang sah?” Tanya Pastor.

“Ya aku bersedia,” jawab Areliano. Sepertinya menikah bukan sesuatu hal yang sulit, ia hanya perlu memberikan sedikit ruang untuk Keisha berada di dalam kehidupannya.

“Saudara Keisha apa kamu mau menerima dan mengambil Areliano sebagai suami satu-satunya yang Sah?”

Keisha menarik nafasnya sebelum menjawab. “Ya, saya bersedia.” Tidak ada pilihan lain. Ia hanya berharap jalan yang ia ambil adalah jalan terbaik yang di pilih tuhan untuknya.

“Baik kalau begitu, silakan kalian ucapkan janji suci pemberkatan pernikahan.”

“Di hadapan Tuhan, keluarga dan jemaatnya. Saya Areliano Alankar, menerima dan mengambil Keisha Karenza sebagai istri saya satu-satunya dan sah. Sebagai suami yang beriman, saya berjanji akan selalu mengasihmu, baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan berlimpah maupun kekurangan, sampai maut memisahkan kita. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga.” Areliano menyelesaikan janji sucinya, ia menatap Keisha.

‘Tuhan bantu saya untuk mewujudkan janji saya,' batin Areliano. Ia memang tidak berniat menikah, namun dia tidak akan main-main dengan pernikahannya ini.

Keisha menarik nafasnya, berusaha menenangkan debaran jantungannya. Ia menatap mata Areliano.

“Di hadapan Tuhan, keluarga dan jemaatnya. Saya Keisha Karenza, menerima dan mengambil Areliano Alankar sebagai suami satu-satunya dan Sah. Sebagai Istri yang beriman, saya berjanji akan selalu tunduk dan melayanimu. Baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan berlimpah maupun kekurangan, sampai maut memisahkan kita. Saya berjanji bahwa segala milikku adalah milikmu juga.” Keisha merasa lega setelah mengucapkan janjinya.

‘Tuhan bantu saya untuk mewujudkan janji saya,' batin Keisha.

“Selamat, sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri yang sah, silakan bertukar cincin sebagai lambang ikatan cinta kalian,” ucap Pastor.

Anak kecil dengan gaun putih yang melekat pada tubuh mungilnya, menyerahkan sebuah kotak cincin.

Areliano mengambil cincin berukuran lebih kecil, menarik tangan Keisha dan memasangkan cincin yang tampak sederhana dengan berlian putih yang menambah kesan cantik pada cincin pernikahan milik Keisha.

Keisha tidak akan pernah mempermainkan pernikahan ini. Di hadapan tuhan ia sudah berjanji dan dia akan berusaha menjadi istri yang baik seperti janji yang sudah ia ucapkan.

Anak kecil tersebut mendekatkan kotak cincin kepada Keisha.

Keisha mengambil cincin polos berwarna silver, hanya saja milik Areliano benar-benar polos tidak seperti miliknya terdapat berlian.

Keisha membawa tangan Areliano dan memasangkan cincin di jari manis Areliano yang kini sah menjadi suaminya.

Areliano menatap manik Keisha. Tangan Areliano menarik pinggang Keisha hingga tubuh mereka mendekat. Dari jarak dekat Areliano dapat melihat dengan jelas manik milik Keisha. Areliano segera melaksanakan tugasnya untuk men’cium Keisha lebih dulu. Ia menyesapnya sebentar lalu melepaskan ciuman singkat mereka.

Manik Keisha terbuka sempurna, ia pikir Areliano tidak akan men’ciumnya di depan umum. Bahkan belum sempat Keisha membalas ciuman tersebut Areliano sudah menarik dirinya.

Setelah acara pemberkatan selesai kini pesta pernikahan Areliano dan Keisha di selenggarakan dengan cukup megah. Gaun putih Keisha kini di ganti dengan gaun berwarna cream, rambutnya di tata dengan rapi. Riasan rambut kali ini tidak menggunakan slayer. Bahkan polesan makeup yang di pakai lebih menonjol dari yang sebelumnya.

Areliano masuk ke dalam ruang rias milik Keisha. Ia memperhatikan wanita yang kini menjadi istrinya tengah di bantu memakai heels.

Semuanya sudah siap. Keisha berjalan menghampiri Areliano. Ia melingkarkan tangannya pada lengan Areliano. Berjalan bersama menuju ruang pesta.

Mereka menyambut kedatangan tamu-tamu penting. Tak ada yang Keisha kenal secara personal, namun ia melihat beberapa orang yang bekerja sama dengan perusahaan Reinata hadir di acara tersebut.

Tangan Areliano melingkar di pinggang Keisha, menuntun istrinya untuk kembali menyambut tamu yang lain yang baru saja datang.

Pintu terbuka lebar, keluarga besar Havelaar Grup datang untuk menghadiri acara penting. Saat Areliano sibuk berjabat tangan dengan keluarga Havelaar, tubuh Keisha membeku saat mengenali wajah pria yang telah mengambil kesuciannya berdiri di antara keluarga Havelaar.

Terpopuler

Comments

Uciha Rere

Uciha Rere

Wahh mulai seru nih

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!