TIGA

" Assalamuallaikum bu, Damir sudah ada uang untuk ade berobat. kiranya mudah mudahan cukup. mungkin malam ini baru bisa Damir kirim sepulang kerja."

kukirimi pesan text singkat untuk Ibu. lega rasanya hari ini, akhirnya aku bisa mengirimi mereka uang. yaa walaupun sebagiannya adalah uang tabunganku untuk kuliah. tapi tak apa, setidaknya satu kecemasan dalam kepalaku gugur.

seperti biasa, aku akan pergi mengamen lagi hari ini. sebelum pergi, kubawa semua uang yang akan aku kirimkan ke kampung. akan aku setorkan lewat atm sepulang mengamen nanti. kubungkus uang itu dengan kertas, dan kumasukan dalam tas pinggangku dengan aman.

Didepan cermin aku berdiri. Menatap diri sendiri yang menurutku berantakan. Menatap seorang pemuda yang sorot matanya begitu lelah, bahunya begitu lemah dan tak ada kebanggaan dari mimik wajahnya. Lalu kutelan beberapa pil penenang. Entah kenapa tapi hanya pil ini yang mampu membuat moodku baik setiap harinya, hingga aku bisa melewati hari demi hari. Mungkin itu adalah kebiasaan terburuk yang aku miliki, tapi aku sendiri bingung. Apakah itu kecanduan atau memang kebutuhan.

" ayo nona swant, kita berdansa" kataku pada gitar cantik kesayanganku

Pagi-pagi begini waktunya orang memulai aktivitas. Ada yang pergi bekerja, sekolah atau pengangguran yang pergi interview. jalanan akan dipenuhi kendaraan pribadi dan angkutan umum akan dipenuhi penumpang. itu hal bagus buatku.

dari satu bis ke bis aku bernyanyi. Berusaha menghibur orang agar sudi kiranya memberi beberapa uang kecil, atau membuat kesal orang agar terpaksa memberi uang kecil supaya aku lekas pergi. apapun itu aku tidak peduli, yang penting sakuku terisi.

Bis berikutnya datang. Aku sedikit berlari pelan mengejarnya hingga akupun naik. kursinya sudah terisi penuh, bahkan beberapa orang harus berdiri. Dengan santai penuh kenikmatan aku menyanyikan lagu Can't Help Falling In love With you dari Elvis Presley.

Semua orang nampak tak peduli, kecuali seorang wanita yang duduk dikursi tepat disebelahku. Dia menyerongkan badannya dan memusatkan perhatian pandangannya ke arahku. Kupikir dia cukup terhibur dengan nyanyianku, jadi aku berusaha bersikap ramah dengan sesekali tersenyum padanya.

Dia terus saja begitu, hingga membuatku sedikit gugup. apa ada yang salah denganku? Tanyaku pada diri sendiri.

seusai lagu, kulepas topiku dan kusodorkan pada orang orang. Beberapa ada yang memberi uang receh, dan aku sangat berterima kasih akan itu. Bukan soal jumlahnya tapi ini lebih apresiasi bagiku. Aku senang bila memang aku bisa menghibur.

Tapi ada sesuatu yang mengejutkan. Wanita yang sedari tadi memperhatikanku memberi uang 20 ribu. Itu harga yang menurutku cukup besar untuk sekedar sebuah lagu.

"ini serius mbak?" aku terheran heran

Dia hanya mengangguk dengan tersenyum ringan.

"terima kasih banyak mbak"

"sama-sama" jawabnya

Saat itu kuperhatikan wajahnya, rasanya nampak familiar. Seperti aku pernah melihat wajah itu sebelumnya, tapi entah kapan dan dimana. ah sudahlah aku tidak ingin terlalu memikirkannya. terima kasih orang baik, siapapun kamu, semoga harimu sebaik kebaikanmu.

 setelah itu bis melambat, menurunkan seorang penumpang, demikian juga denganku.

...****************...

malam harinya sekitar jam sebelas, aku berjalan menuju ATM setor tunai yang diberitahukan penjaga warung yang kutanya sebelumnya. katanya hanya berjarak beberapa meter dari sebuah jembatan penyebrangan orang. malam itu aku akan mengirimkan uang yang kubawa pagi ini untuk Ibu dikampung. Tak lama berjalan, kulihat jembatan penyebrangan yang dimaksud. kemudian ada beberapa pria yang turun dari sana, jumlahnya tujuh orang. Beberapa dari mereka berjalan sempoyongan seperti bayi yang baru belajar berjalan, sementara yang lainnya tampak tertawa terbahak-bahak. kuduga mereka pasti sudah mabuk.

Aku berjalan santai saja, berusaha bersikap senormal mungkin agar tidak mengganggu atau menarik perhatian mereka. Biasanya orang dengan akal yang tenggelam oleh alkohol suka berbuat sesuatu yang aneh.

Tiba-tiba salah satu dari mereka menyenggol bahuku.

"oops, sorry mas" ucapku walau aku tahu dia yang menyenggolku

"santai dong men" tegur pria mabuk itu

Aku hanya diam dan berusaha meneruskan langkahku. Namun tiba-tiba tas gitarku ditarik dari belakang, langkahku terhenti. Aku menoleh.

"sini dulu!" ucap pria yang menarik tas gitarku. Kemudian mereka memintaiku sejumlah uang, untuk tambahan membeli minum lagi katanya. Jalanan malam itu sangat gelap dan sepi. Situasi itu seperti mendukung mereka agar bebas berbuat sesukanya.

aku dengan tenang menolak keingininan mereka. Kubilang aku tidak punya uang. Namun dengan arogannya salah satu dari mereka merogoh ke semua saku celanaku.

"eh eh apa apaan ni!" tegasku

Tentu saja mereka tidak akan menemukan apapun disana, karena semua uangku ada dalam tas pinggangku. Saat mereka berusaha mengecek tasku, aku mulai melawan. Kupukul saja orang dengan kemeja yang berusaha mengambil tasku. mungkin karena mabuk, hanya dengan sekali pukul diwajah orang itu langsung jatuh terkapar. Setelah itu aku tau persis apa yang akan terjadi. Ini akan menjadi malam yang lebih melelahkan pastinya. Tapi bagaimanapun aku harus menjaga uangku, mencarinya lagi akan lebih melelahkan dari apa yang akan aku hadapi saat ini.

3...2...1 dan benar saja. Setelah kupukul salah seorang dari mereka. Mereka kemudian menyerangku bersamaan.

"anjing lo!!"

"mampus lo tai!" teriak mereka

walapun mereka setengah mabuk, tapi dengan jumlah mereka aku cukup kewalahan. walaupun sempat melawan tapi sepertinya itu sia sia.

Selang beberapa saat aku terkapar jatuh, pandanganku buram, seperti seketika dunia melambat. Bisa kulihat potongan adegan tendangan ke arahku. Pandanganku meredup hingga aku mulai kehilangan kesadaran.

Beberapa saat berlalu, aku mulai sadar. Aku masih terbaring di tempat yang sama rupanya. Dengan sedikit kepayahan aku berusaha bangkit untuk duduk. Bajuku terlihat begitu lusuh dah kotor. Kupandangi sekitar masih gelap rupanya, entah jam berapa sekarang. Tiba-tiba sesuatu seperti menetes daei bibir dan keningku, aku mengelapnya dengan tangan, ternya itu adalah darah. Entah berapa banya luka yang aku terima tadi, ah sudah lah aku tidak peduli, mungkin ini aka berasa sakit esoknya.

Lantas aku teringat akan kejadian tadi, aku lalu mengecek isi tas pinggangku. Aku sungguh terkejut ternyata isinya sudah tidak ada. Bajingan-bajingan itu berhasil membawanya.

"Aaahhhhhhhh!!" aku teriak histeris penuh dengan amarah

Dadaku sesak dipenuhi rasa kesal hingga tiba-tiba air mataku menetes. Rasa amarah yang melampaui batas rupanya berubah menjadi kesedihan yang luar biasa.

lucu sekali dunia ini, dia menawarikun kesempatan untuk setiap masalah lalu dia menawariku ujian akan setiap keberhasilan. dan sialnya aku selalu gagal saat menghadapi ujian. Aku memang manusia lemah!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!