Dua hari setelah kejadian di cafe hari itu, aku bertemu lagi dengan Ninda di dalam Bis. Saat itu ia baru saja pulang kuliah. kuakui sedikit salut dengannya saat itu, ia anak dari seorang CEO tapi tidak malu menggunakan angkutan umum. Padahal aku yakin kalau dia mau, ayahnya bisa membelikan mobil atau motor untuk keperluannya.
Ninda kemudian meminta maaf atas perlakuan temannya kemarin.
" ngga apa-apa. Itu cuma hal kecil, lupain aja." kataku
Kami lantas sedikit berbincang-bincang dalam perjalanan. Sembari memeluk gitar dengan tanganku, aku duduk disebelahnya. mendengarkan setiap perkataannya.
ia begitu terobsesi dengan hal-hal seperti konspirasi, makhluk mitologi, alien dan yang semacamnya. ia Aku sendiri tidak menganggapnya sebagai keanehan, melainkan keunikan.
"menurut kamu Hitler emang mati bunuh diri atau sebenernya itu cuma settingan. Dan dia masih hidup waktu itu? Tanyanya setelah berceloteh tentang Konspirasi Nazi
"hmm menurutku Hitler memang mati. Dia orang yang tinggi harga dirinya. Dia gak akan kuat hidup menanggung malu setelah kalah perang." jawabku
"malu? kan kalau dia mati pura-pura, semua orang kan tahunya dia mati. Ngapain masih malu?" Ninda mengerutkan dahinya
"dia bukan malu sama orang-orang, tapi dia pasti malu sama dirinya sendiri. Berdamai dengan hal yang tidak bisa diubah bukan hal mudah. Itu sesuatu yang cukup berat untuk seorang pria." Timbalku
Aku pun bisa dibilang suka membaca, apapun itu. Novel, sejarah,politik, terutama Biografi. Semua kubaca kecuali komik.
Saat itu kami seperti berada di frekuensi yang sama. Walau mungkin orang yang mendengar akan mengatakan obrolan kami terlalu berlebihan, diluar nalar atau membosankan. Tapi bagi kami itu menyenangkan.
Sore itu Ninda mengajakku pergi ke toko buku dipusat kota. Katanya ia perlu bacaan baru dan butuh ide untuk buku yang sedang ia tulis. Kebetulan toko buku itu searah dengan bis yang kami tumpangi. Kupikir tidak masalah kalau hanya sebentar.
lalu ampailah kami disana. Disebuah toko buku berlantai tiga yang cukup besar, hingga sekilas mungkin terlihat seperti mall. begitu masuk, kami disuguhkan dengan buku-buku yang tersimpan rapih di rak-rak nya. tidak hanya buku, disini juga tersedia segala perlengkapan tulis. Apapun yang berhubungan dengan buku, seperti berkumpul semua disini.
Kata Ninda, bagian buku sejarah, politik dan novel ada di lantai tiga. Jujur saja aku memang tahu tempat ini tapi belum pernah kesini. kalau hanya sekedar bacaan aku lebih suka mencari buku bekas yang harganya lebih murah. Ya walau mungkin tampilannya tidak seperti baru. Tapi toh yang kubutuhkan isinya saja kan.
setelah di lantai 3, Ninda kemudian menelusuri setiap rak yang ada. Matanya menelaah setiap buku yang tersimpan disana. entah buku apa yang ia cari.
"ada saran buku gak?" tanya Ninda tampak bingung
"aku gak tau buku apa yang kamu suka" balasku
"apa pun yang menurut kamu bagus aja deh" ia sedikit memaksa, tampak akal sudah penuh bingung.
mataku menjelajah pada rak buku yang berada di sekitarku. Kebetulan terlihat di rak bagian atas ada buku berwarna hijau, Seperti tidak asing. Itu adalah buku karya Isabelle Alende yang berjudul "City Of The Beast" . Salah satu buku favoritku saat SMA.
"Buku ini gimana?" kuraih buku itu.
"menarik kayaknya" jawab Ninda setelah membaca sinopsis dibelakangnya
saat hendak pulang, dari pintu keluar terlihat diluar sana turun hujan. Mau tidak mau kami tertahan disini sementara waktu.
Kami duduk disebuah kursi panjang di dekat jendela. Mengawasi bila mana hujan mulai reda. menunggu hujan pasti akan sedikit membosankan karena disini tidak boleh merokok.
"Sorry ya gara-gara ngajak kesini jadi kejebak hujan deh" ujar Ninda dengan menahan dagu.
"gapapa, bukan soal besar kok ini"
Disela-sela menunggu itu, entah kenapa obrolan menjadi lebih dalam. Ninda sedikit bercerita tentang orang tuanya yang tidak tahu kalau ia kuliah jurusan sastra. Orang tuanya, terutama sang ayah selalu ingin ia menjadi seorang pembisnis. Karena itu ia terpaksa berbohong. Katanya hidup ini hanya bisa dirasakan setengah umur saja, karena setengahnya lagi untuk tidur. Ia tidak mau hidupnya terbuang kecuali untuk kesenangan
"mungkin itu ada benarnya, tapi kadang hidup bukan soal melulu perkara kesenangan, Butuh kepedihan. Karena menurutku bahagia yang sempurna hanya tercipta dari sembunya luka." sambungku
aku lalu menceritakan soal permasalahan hidupku padanya dan soal keinginan Ibuku agar aku berkuliah. Kami jadi saling membuka diri untuk beberapa saat. dan menurutku, Ninda bisa menjadi pendengar yang baik. Ia tidak menasehati tapi juga tidak menghakimi. Dia hanya membiarkan aku mengeluarkan semuanya, hingga sedikit melonggarkan apa yang ada dalam dada.
Seiring berjalannya waktu aku dan Ninda jadi lebih sering bertemu, karena setelah hari itu Ninda memintaku mengajarinya bermain gitar. Sesekali dia datang ke kostan ku untuk berlatih atau kami bertemu ditaman kota.
...****************...
malam itu gemericik hujan mengetuk atap kamar kostku. aku sedang duduk berbalut sarung membaca novel yang dipinjamkan Ninda tempo hari. Jendela kubiarkan sedikit terbuka, mengizinkan aroma basah yang khas masuk. segelas kopi dan sebatang rokok benar-benar menjadi pendamping yang sempurna.
untuk sesaat suasana membangunkan kembali ingatan-ingatan kampung halamanku. saat jangkrik bersuara menyapa malam, daun-daun menari dengan tiap tetes hujan, dan aroma khas dapur ibu. kini yang ada hanya batin penuh rindu.
semuanya tertulis dalam ingatan masalalu. Tapi kemudian aku menemukan ingatan baru. Buku dalam genggamanku seperti menyuruhku mengingat pemiliknya. Wanita yang akhir-akhir ini dengan menyisihkan sedikit waktu yang katanya berharga denganku.
Kuakui kini aku merasa senang atas kehadirannya dalam hidupku.dia memang tak menyembuhkan luka tapi dengan caranya, dia sudi berbagi luka.
dalam perjalanan hidup yang telah kulalui, beberapa orang yang bersamaku satu per satu mengambil jalan lain. Biasanya aku tak begitu peduli, tapi untuk kali ini entah kenapa aku tak ingin itu terjadi lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
el zahra
lanjut thor dah mulai seru nih semangat
2023-04-13
1