...🌸🌸🌸...
" Ah!"
Kinar merasakan sesuatu yang sulit dia jelaskan manakala laki-laki yang menggagahinya itu memekik lirih sewaktu sesuatu tampak berkedut dibawah sana.
Ya, Kinar yakin, jika pria yang menenggelamkan diri ke ceruk lehernya itu, baru saja mentransfer isi testosteron kedalam rahimnya.
Keduanya kini tersengal-sengal dalam mengatur napas satu sama lain. Ini gila, alih-alih hanya menjalankan tugas, namun Kendra tampak begitu menikmati. Sial!
Gadis yang keadaannya kini sudah tidak lagi gadis itu, terlihat membebatkan selimut tebal lalu berjalan menuju kamar mandi dengan rasa perih di bagian pangkal selang*kangannya.
Matanya memanas dan hendak menumpahkan air kesedihan, yang sudah tak lagi bisa ia tahan.
Kendra yang melihat Kinar berjalan tertatih terlihat melirik dan terpaku diatas ranjang. Mendapati sosok itu telah menghilang di balik pintu kamar mandi, Kendra yang juga hendak enyah dari ranjang itu tak sengaja melihat bercak kemerahan diatas seprei putih miliknya.
Sejenak ia tertegun.
" Jadi aku yang pertama untuknya?"
Sungguh diluar ekspektasinya, Kendra merupakan yang pertama bagi gadis kampung itu. Padahal, di era saat ini menemukan gadis perawan sebelum waktunya itu benar-benar sebuah kelangkaan.
Namun logika yang masih mengalahkan perasaannya, membuat Kendra buru-buru mengenakan pakaian yang semula ia campakkan diatas lantai, lalu pergi entah kemana.
Dikamar mandi, Kinar yang merasa ada yang hilang dalam dirinya tampak menangis dibawah guyuran air shower yang sengaja ia besarkan.
Pria yang menjadi suami atas perjanjian itu telah membawa segala yang ia punya. Mau berusaha sekuat apapun menahan, dia tetap merasakan sedih.
Bukan tanpa alasan dia bersedih, dia bagai menjual serta menukarkan kepunyaannya itu, untuk hidupnya saat ini. Kenyataan hidup yang bersanding dengan waktu yang angkuh bagai mentertawakan dirinya detik itu juga.
Namun dia bisa apa? dia hanyalah seorang wanita yang jelas-jelas tak memiliki pilihan yang lebih baik selain melakoni hal ini.
Ia tidak tahu cinta itu seperti apa, apakah dia lembut dan manis? Ataukah memilih duri-duri menyakitkan yang kapan saja bisa melukai?
...ΩΩΩ...
Hilda yang masih berkeliling memantau kinerja para pelayan di sana agak terkejut dengan kemunculan Kendra yang sepertinya baru saja mandi di jam semalam itu.
" Apa supnya masih ada? Aku lapar?" tanya Kendra dengan air muka datar.
Hilda terhenyak. Ada apa ini, tumben laki-laki itu mau memakan makanan sisa. Apa untuk itu dia meminta Hilda untuk mengamankan makanan?
" Ma- masih tuan, sebentar saya akan siapkan untuk anda!" menjawab terbata-bata sebab ini jarang terjadi.
Kendra tak membalas dan masih bergeming manakala menarik kursi makan besar dengan ornamen futuristik itu. Sejurus kemudian, ia tampak mengetik sebuah pesan sembari menunggu Hilda.
📱Aku sudah melakukannya!
Meletakkan ponsel itu lalu menunggu istrinya Megan membalas. Entahlah, perasaannya mulai aneh saat ini.
📱I hope he grows up soon
(Aku berharap dia bisa segera tumbuh )
Kendra menghela napas lalu memijat keningnya. Bayangan wajah Kinar yang meringis nyeri manakala terhujam olehnya menari-nari di atas kepalanya.
Namun tangis Megan yang senantiasa memohon agar mereka memiliki anak dari benihnya sendiri juga tak kalah memusingkan.
" Damned!" umpat Kendra mengebrak meja sebab kesal kepada diri sendiri. Kesal Karana kenapa ia harus berada dalam situasi seperti ini.
Hilda yang telah datang bersama seorang pelayan membeku manakala melihat majikannya tampak gusar.
Satu jam kemudian, Kinar baru keluar dari kamar mandinya usai puas menangis. Saat berada di luar, ia terdiam sejenak saat melihat sosok Kendra tak lagi berada di sana.
" Dimana dia? Apa dia sudah pergi?" berbicara pada diri sendiri .
Ia lantas berjalan maju untuk meraih pakaian ganti di dalam lemari. Maka Kinar tersenyum getir saat melihat noda bercak merah serta carian lain yang tercetak diatas sprei itu.
Usai mengenakan pakaiannya, ia buru-buru membersihkan sisa perhelatan panasnya bersama Kendra tadi, sebab entah kenapa ia merasa malu jika hal itu sampai di ketahui para pelayan disana.
Padahal, mana mungkin pelayan disana berani bergunjing. Apalagi yang di gunjingkan soal majikan mereka. No way!
Tubuh yang terasa remuk redam, serta bagian bawah yang semakin terasa ngilu dan pedih membuatnya semakin ingin meletakkan tubuhnya keatas pembaringan.
Namun alih-alih terlelap, pikirannya justru melayang kemana-mana. Ia merasa malu, bagiamana ia akan bertemu laki-laki itu setelah ini.
" Semoga cukup sekali ini saja. Rasanya benar-benar sakit, bahan lebih sakit dari yang aku bayangkan!" bergumam seorang diri demi merasakan hal yang jauh dari dugaannya.
Gadis itu sejurus kemudian membuka ponsel yang diberikan untuknya sebagai alat komunikasi oleh Megan, dan mendapati sebuah pesan yang barusaja dikirim oleh wanita itu.
📱 Kalian sudah melakukannya kan? Kau harus tau batasanmu setelah ini. Pastikan kau mengikuti saran dokter Adam!
Kinar kontan membelalak. Megan sudah tahu? Apakah laki-laki itu yang mengatakan? Astaga, rasanya sungguh sangat-sangat malu. Oh ya ampun.
Kinar tak membalas. Ia benar-benar kepalang malu, apakah hal seperti ini musti dibahas juga?
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
kenpa menyuruh kinara sadar dg batasannya,, ??? apa kamu takut kendra ketagihan dg kinara megan???
2023-02-20
0
Ayuk Vila Desi
lanjut
2023-02-14
0
Ayuk Vila Desi
sebenernya Megan juga takut Kendra tergoda
2023-02-14
0