...🌸🌸🌸...
Kendra sempat melirik Kinar yang sibuk menyeka air matanya saat Xander berbicara di ujung teleponnya.
" Suruh dia masuk, apa kau sudah mengurus semuanya?"
" Sudah tuan!"
Kendra langsung mematikan sambungan teleponnya usai mendengar jawaban yang melegakan. Kendra meminta Xander untuk mewanti-wanti dokter spesialis kandungan itu, untuk tidak memberitahukan soal ini kepada siapapun.
Sudah jelas, Megan tak ingin orang lain tahu jika Kinar merupakan ibu dari bayi yang akan dilahirkan nanti. Begitu isi perjanjiannya.
" Bersihkan dirimu dan lakukan semuanya tanpa membuat orang lain curiga. Kau tahu, aku tidak suka dengan omong kosong!"
Kinar meraba rahangnya yang sakit karena telah di cengkeram dua kali oleh pria dengan tangan besar itu. Harus dia akui, dia memang memanfaatkan tawaran Megan untuk keselamatan dirinya saat ini, tapi ia juga tidak seburuk itu. Lagipula, bukankah sudah jelas perjanjiannya?
Kinar buru-buru membasuh wajahnya lalu memoleskan make up kembali guna menyamarkan wajahnya yang sembab. Gadis itu sejurus kemudian membuka lemari dan terkejutnya dengan isi lemari yang keseluruhannya merupakan pakaian baru.
Ia lantas memilih suits dengan lengan rendah. Gadis itu juga melucuti sanggul mini rambutnya dan membuat surai hitam yang menjuntai itu, makin membuat tampilannya lebih cantik.
Kinar tersenyum sesaat mengapresiasi dirinya sendiri yang kini sangat berbeda saat dia berada di kampung. Menghela napas beberapa kali guna menetralisir rasa gugup.
Saat menarik handle pintu kamarnya, ia nyaris saja bertubrukan dengan Kendra yang juga hendak masuk bersama sang dokter. Pria itu nampak sedikit terkejut dengan tampilan Kinar yang sudah berubah.
" Cepat masuk, mau kemana kau!"
Namun baru saja Kinar hendak tersenyum kepada suaminya itu, Kendra kembali melontarkan kalimat bernada pedas kepada dirinya.
Membuat Kinar kembali ketakutan.
Dokter pria itu terlihat mengekori Kendra dan kini berada di kamar besar mereka untuk melakukan beberapa tanya jawab. Kinar yang melihat hal itu hanya diam dan menurut.
" Kenapa ada dokter lagi?" membatin dengan perasaan ingin tahu.
" Baiklah nona Kinar, mari kita mulai ya!"
Kinar mengangguk lalu menyempatkan diri melirik Kendra, yang terlihat sibuk dengan ponselnya dan nampak acuh dengan interaksi mereka berdua.
Meski belum tahu kenapa dokter itu mengajaknya memulai satu hal, Kinar tetap berdiam sebab tak ingin membuat serigala itu kembali berang.
" Kapan anda terakhir mendapatkan datang bulan?"
Gadis itu langsung terkesiap demi pertanyaan pribadi seperti itu. Kendra kontan menoleh manakala Kinar tak jua menjawab saat detik sudah berlari cukup jauh.
Melihat Kendra yang menatapnya dengan tatapan tajam, Kinar spontan menjawab.
" Bi-biasanya di akhir bulan dok!"
Menjawab terbata-bata sebab dia sedikit malu akan pertanyaan yang sedikit membuatnya risih itu.
Apalagi, pertanyaan itu di ajukan oleh seorang laki-laki yang tidak dia kenal. Ya, meski dia juga dokter sih.
Dokter itu terlihat membaca lalu menulis sesuatu di dalam sebuah notebook. Kinar yang tidak tahu tentang apa yang di kerjakan oleh sang dokter, hanya diam sambil sesekali melirik Kendra yang menenggelamkan diri pada ponselnya.
" Baik, saya berikan anda vitamin dan daftar makanan yang sebaiknya harus anda konsumsi. Ini juga ada jenis makanan yang perlu anda hindari, sebaiknya anda melakukan hubungan suami istri di tanggal yang saya lingkari ini. Jangan sampai terlambat ya!"
" Apa? Jadi dokter ini membahas program kehamilan? Dan laki-laki itu bahkan tak bereaksi apapun!"
Kinar bergumam dalam hati dengan wajah tertunduk. Ia sebenarnya malu sekali saat itu. Sejurus kemudian tangan gadis itu terulur meraih buku tebal dengan logo rumah sakit milik keluarga Kendra, lalu mengangguk mengucapkan terima kasih.
" Saya tunggu kabar masa subur anda ya nona, ingat jangan lupa untuk meminum vitamin yang saya beri. Setiap hari saya akan memantau anda!"
Kendra tak menimbrung sama sekali. Pria itu benar-benar terlihat sangat sombong sejauh penglihatan Kinar beberapa waktu ini. Bagaimana bisa dokter itu di acuhkan oleh Kendra, apa pria itu sudah tidak waras?
Sepeninggal dokter itu, Kendra yang gerah kini terlihat mencampakkan pakaiannya dan membuat Kinar spontan memalingkan wajahnya karena malu.
Tubuh berotot dengan bahu lebar dan dada bidang membuat Kinar takut dan merasa malu.
Kendra yang melihat hal itu dari pantulan kaca lemari terlihat mendecih tak suka. Pria itu sejurus kemudian melenggang pergi tanpa mengatakan apapun kepada Kinar.
BRAK!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
songong lu y ken sekarang, awas nanti klo sudah jatuh cintrong😏😏
2023-02-19
0
marhayati
sombong bnget sich ken,awas bucin 🤦
2023-02-11
0