...🌸🌸🌸...
Otak Kinar tentu saja mendadak buntu. Apa wanita di depannya itu sudah tidak waras? Mana ada wanita yang meminta wanita lain untuk menikah dengan suaminya.
" Aku menunggu jawabanmu siang nanti. Ingat, di kota ini kau tidak memiliki siapapun. Dan... bukankah kau juga sedang dalam masalah?" seru Megan seraya menyeringai. Membuat Kinar semakin pucat.
" Baca ini! Aku akan kembali siang nanti. Sebaiknya kau harus menerima. Karena jika tidak" Megan terlihat mencondongkan tubuhnya lalu membisikkan kata-kata kepada Kinar. " Aku bahkan bisa mengembalikanmu ke tempat asalmu detik ini juga!"
Kinar kini mematung manakala Megan pergi tanpa menoleh usai memberikan ancaman. Namun Kendra masih bisa melirik reaksi gadis yang benar-benar tampak ketakutan itu, sesaat sebelum ia melangkah pergi.
" Dia benar-benar gadis kampung!"
Di luar ruangan, Megan menghela napasnya berulang kali. Meski sebenarnya ia tak tega, namun keadaan yang seolah tak memiliki pilihan benar-benar membuatnya harus melakukan cara itu.
" Apa kau puas sekarang?" tanya Kendra tersenyum kecut.
" Belum, sebelum anak itu lahir!" jawab Megan menguatkan hati. Demi sang pewaris.
Kendra merasa sedikit kesal terhadap istrinya. Meskipun begitu, namun Kendra tak bisa menyakiti hati istrinya. Ia mencintai Megan saat ini.
Di dalam ruangan, Kinar terlihat membaca satu persatu poin dari surat perjanjian yang benar-benar membuatnya syok.
...SURAT PERJANJIAN PRA NIKAH...
Kenapa Megan memintanya untuk menikah dengan suaminya sendiri? Dan kenapa harus dia? Kinar bahkan menemukan poin yang benar-benar membuatnya semakin terperanjat. Yakni tujuan dia menikah dengan Kendra Arion karena harus mengandung benih dari pria dingin tadi.
" Wanita itu benar-benar sudah gila!"
bergumam demi merasai jika kelakuan orang kaya terkadang benar-benar tak bisa diterima oleh akal sehat.
CEKLEK!
Megan rupanya kembali usai mengantar suaminya untuk berangkat ke perusahaannya. Ya, Megan sepertinya tak ingin menunda lagi niatnya. Semakin cepat, semakin baik, begitu pikirnya.
Wanita itu kini duduk sembari menyilangkan kakinya tak mempedulikan wajah syok yang di derita oleh Kinar.
" Nyonya, apa maksud anda soal pernikahan ini adalah saya harus mengandung anak dari suami anda?" tanya Kinar setengah mati memberanikan diri.
" Sepertinya kau bisa mengerti dengan baik. Aku akan memberimu uang usai kau melahirkan anak itu. Ingat, kau harus melahirkan anak laki-laki untukku dan suamiku!"
Kinar semakin tak habis pikir. Tuntutan macam apa itu?
" Waktunya tidak lama. Hanya sampai anak itu lahir, dan kau akan bebas dengan uang yang banyak!"
Kinar benar-benar bingung. Ini benar-benar gila. Lagipula, kenapa wanita itu malah memintanya mengandung anak dari suaminya?
Tapi, mendengar kata uang yang banyak, membuat Kinar sedikit goyah. Ia saat ini tak memiliki apapun, semua kepemilikannya sudah di kuasai oleh bibinya, dan jika dia kembali ke kampung, dia pasti akan dijadikan budak pemuas naf su oleh bandot tua itu.
Tidak, Kinar tidak mau.
" Berapa lama saya harus menjalani kontrak ini nyonya?" Kinar bahkan sudah menepikan harga dirinya kala dia memberanikan diri untuk menanyakan hal itu.
" Semakin cepat kau mengandung semakin cepat pula perjanjian kita. Aku tidak perlu lagi menjelaskan berapa lama usia kandungan manusia kan?" jawab Megan menaikkan sebelah alisnya.
Kinar meneguk ludahnya berpikir. Untuk saat ini, ia benar-benar tak memiliki tempat untuk berlindung. Apakah semua ini merupakan bentuk pertolongan Tuhan agar dia selamat dari bibinya?
" Apa aku harus melakukan ini? Hanya sampai anak dari pria itu lahir dan aku akan bebas?"
Mensugesti diri agar yakin dengan apa yang tak lagi bisa dia pilih. Memangnya dia bisa mengelak? Bahkan wanita itu telah mengancam dirinya untuk mengembalikan ke kampung jika di menolak.
" Tapi, bisakah anda berjanji untuk tidak mengirim saya kembali?" ucap Kinar dengan ragu-ragu.
Megan sedikit iba saat melihat bola mata yang lekas berkaca-kaca itu.
" Aku seorang Megan Arion, dan pantang bagiku untuk menelan kembali apa yang sudah aku lontarkan!" sahutnya dengan penuh ketegasan.
Namun Kinar masih sedikit ragu.
Menikah?
Sementara?
Dengan pria angkuh yang dingin tadi?
" Tapi...suami anda terlihat tidak menyukai saya Nyonya!" ucapnya kembali kali ini dengan sangat hati-hati.
" Kami hanya butuh rahimmu. Dan untuk membuatnya berhasil kau tidak perlu disukai suamiku kan? Aku rasa kau paham maksudku!" ketus Megan yang tak suka dengan pertanyaan itu.
Kinar kontan tersenyum getir dalam hati. Itu benar. Memangnya siapa dia harus di sukai oleh pria kaya tadi. Ia benar-benar seperti tak memiliki harga diri saat ini.
Kembali berpikir, apakah ini sudah takdirnya? mati-matian ia membela harga diri dari bandot tua itu , tapi sekarang ia bahkan seperti melakukan transaksi jual beli.
" Tidak, aku akan dinikahi oleh pria itu, bukan di perkosa!" kembali meyakinkan diri jika apa yang akan dia lakukan itu merupakan hal yang berbeda.
" Bolehkah saya bertanya satu hal Nyonya?" tanyanya ragu-ragu.
" Katakan!"
" Kenapa anda meminta saya untuk menikah dengan suami anda?"
Megan terlihat berdiam diri usai mendengar pertanyaan itu. Namun sejurus kemudian mulutnya tampak terbuka.
" Karena kami butuh pewaris!"
Kinar tak lagi bertanya. Ia kini duduk dengan pikiran kosong. Singkat kata keluarga kaya itu akan menyewa rahimnya, begitu kan?
" Jika sudah cepat kau tanda tangani kertas ini dan bersiaplah. Kau akan di jemput oleh seseorang nanti!"
...ΩΩΩ...
Xander yang melihat wajah keruh Kendra tak berani menyapa. Assiten yang tak kalah pendiamnya itu tampak sibuk membaca satu persatu email yang masuk ke laptopnya.
" Apa yang Megan minta kepadamu tadi?"
Xander mendongak secepat kilat saat suara Kendra Arion memecah keheningan.
" Sebuah surat perjanjian tuan!" sahutnya singkat.
" Apa kau masih menyimpan copynya?"
Xander mengangguk. Laki-laki datar itu sejurus kemudian menyerahkan selembar kertas yang barusaja ia print kepada Kendra.
Kendra tampak tersenyum hampa manakala membaca surat perjanjian itu. Namun ingatannya tiba-tiba kembali kepada gadis polos yang sempat membentaknya tadi.
" Dia bahkan sudah berani membentakku tadi!"
Xander melirik Kendra yang tampak meremas secarik kertas itu dengan rahang mengeras. Entah apa yang ada dalam pikiran Kendra, Xander lebih memilih menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya.
Siangnya, Kinar terlihat menatap bayangan wajahnya di cermin kamar mandi rumah sakit. Ia terus melihat dirinya yang begitu menyedihkan.
" Ibu, maaf aku belum bisa mengambil kembali apa yang kita miliki dari bibi. Aku bahkan tak memiliki uang untuk membeli sebotol minum!" berkata sembari mengusap matanya yang tak mau berhenti memproduksi cairan bening itu.
Hatinya nyeri dan pilu. Bayangan akan kebiadaban bibinya benar-benar mengusik. Ia terus meyakinkan dirinya agar bisa melewati semua ini. Lagipula, ia tak memiliki siapa-siapa saat ini.
Dan jika ia berhasil menyelesaikan perjanjian ini, ia jelas akan memiliki peluang untuk melanjutkan hidup lalu mencari strategi untuk mengambil kembali apa yang telah di rampas oleh bibirnya, saat uang sebanyak itu telah ia kantongi.
" Hanya sampai anak itu lahir. Ya, itu tidak akan akan lama Kinar!" menyemangati diri sendiri.
TOK TOK TOK
Ia tersentak dari lamunannya, lalu buru-buru menghapus air matanya manakala pintu kamar mandi terketuk. Kinar lantas membuka pintu itu dan mendapati seorang perawat yang tadi memberinya pakaian berdiri di sana.
" Silahkan bersiap, utusan Nyonya Megan sudah datang menjemput anda!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
sabar Kinar, akan ada hikmah di balik kejadian 😌
2023-02-19
0
Ayuk Vila Desi
semangat kinar .mungkin ini jalan untuk mu menjadi bahagia
2023-02-13
0