...🌸🌸🌸...
Kendra masuk kedalam mobil dengan wajah yang mendung. Sangat berbeda dengan wajah Megan yang tampak cerah.
" Ayolah Ken, percayalah jika ini adalah awal kita untuk hidup bahagia!" seru sang istri yang mulai mengenakan sabuk pengaman.
Kendra yang diajak berbicara terlihat murung dan enggan bereaksi. Ia sungguh tak mengharap hal ini terjadi.
" Megan, kalau kau mau bersabar sedikit saja, kita bisa mencobanya sekali lagi. Kita tidak perlu melakukan hal ini!" kata Kendra meyakinkan memeringatkan lagi dengan wajah resah.
" Sampai kapan?"
Kendra terdiam usai Megan melayangkan pertanyaan itu dengan wajah kecewa.
" Bersabar sampai semuanya hanya menjadi sebuah kesia-siaan?"
Megan berusaha meyakinkan suaminya jika hanyalah ini jalan terbaik dan tercepat untuk kelangsungan keberadaan pewaris mereka
" Sayang, kau hanya perlu membuat dia melahirkan anakmu. Hanya sampai anak itu lahir dan semua akan berjalan sesuai dengan keinginan kita!"
Kendra lagi-lagi menghela napas saat ia tak bisa mendebat istrinya yang benar-benar antusias. Entahlah, ia sendiri juga tidak tahu kenapa istirnya begitu gencar melaksanakan hal gila ini.
Ya, Megan pagi ini meminta Kendra untuk ikut bersamanya guna menemui Kinar. Kendra yang pagi itu sudah mengenakan tuxedo beserta jas kantornya terlihat begitu berkharisma. Garis wajahnya yang tegas benar-benar memancarkan sisi maskulinitas.
Keduanya sampai dirumah sakit dan mendapat penghormatan oleh dokter senior yang sudah tahu akan kedatangan keduanya.
" Apa dia sudah lebih baik?" tanya Megan yang berjalan menggamit lengan kekar suaminya yang berwajah datar.
" Sesuai dengan yang anda minta nyonya. Kami juga sudah memberinya pakaian yang lebih layak!"
" Bagus!"
Kendra tampak tak menikmati kunjungan ke rumah sakit kali ini, dia yang kini telah berada di ambang pintu kamar yang dihuni oleh Kinar tampak bersiap.
" Silahkan Tuan, Nyonya. Jika perlu sesuatu, saya standby di ruangan!"
" Terimakasih banyak dokter Adam!"
Pria paruh baya itu mengangguk hormat sesaat sebelum meninggalkan Kendra dan istrinya.
Saat keduanya masuk, kamar itu kosong dan mereka mendengar suara gemericik di kamar mandi. Menegaskan jika gadis itu pasti sedang mandi.
" Sayang, kau tunggulah disini sebentar, aku akan mengambil surat yang di bawa Xander di lantai bawah. Dia sedang terburu-buru untuk menemui client kita!"
Kendra mengangguk tanpa mendebat lagi. Pria itu lebih memilih untuk membuka ponselnya guna membunuh kebosanan diruang dengan bau obat itu.
JEGLEK!
Baik Kinar maupun Kendra kini saling menatap saat gadis itu terlihat menyembul di tengah gawang pintu kamar mandi.
" Aaaa!!!! Siapa kau?" teriak Kinar yang terkejut dengan sesosok pria yang tatapannya begitu mengiris.
Kendra yang melihat Kinar hanya membalut tubuhnya dengan handuk sebatas lutut seketika membuang pandangannya. Sial!
" Apa kau tidak bisa memakai bajumu dulu sebelum kau keluar!"
" Apa dia bilang? Apa dia tidak lihat jika bajuku ada di luar. Sudah buta ya?"
Kinar yang mendengar suara tak ramah itu merasa dejavu dengan suara anak buah tuan tanah di kampung yang keras seperti itu.
Sejurus kemudian, Kendra lebih memilih untuk keluar dengan membanting pintu itu dan membuat Kinar ketakutan.
BRAK!
" Siapa dia, kenapa dia ada disini? Benar-benar tidak sopan!" Kinar bermonolog kesal dengan perasaan malu yang bercampur takut.
Secepat kilat, gadis itu akhirnya menyambar pakaian yang sudah diberikan oleh perawat tadi dengan buru-buru. Takut kalau-kalau pria itu masuk lagi.
Diluar, Kendra yang semakin kesal dengan sikap kampungan gadis tadi benar-benar kehilangan moodnya.
" Dia bahkan terlihat sangat kampungan!" kesal Kendra dalam hati.
" Sayang, kenapa kamu diluar?" tanya Megan sedikit terkejut.
" Megan dengar...aku rasa kau harus membatalkan rencana ini sekarang juga!"
" Apa yang kau bicarakan Ken?" tanya Megan kembali bingung.
" Apa gadis kampungan dan bodoh tadi lah yang akan melahirkan anakku?" tanya Kendra dengan wajah serius. Membuat Megan tergelak.
" Memang itu yang aku inginkan. Jika dia bodoh dan kampungan, aku tidak perlu khawatir perasaanmu akan berubah kepadaku!"
" Jadi kau sudah bertemu dengannya ya. Tenanglah, ayo kita harus segera menjelaskan perjanjian ini!"
Kendra lagi-lagi mendecah tak percaya dengan kemauan istrinya itu. Istrinya itu bahkan sama sekali tidak notice dengan ucapannya.
Sungguh, semua ini membuat Kendra tak suka.
Mereka kembali masuk dan mendapati Kinar sudah rapi dengan rambut yang masih basah. Membuat Kendra menatap gadis muda itu tak senang.
" Kinar, kenalkan ini suamiku, Kendra Arion!"
" Jadi dia suami Nyonya Megan? Astaga, dia bahkan sudah melihat bahuku. Tapi lihatlah dia, laki-laki itu benar-benar terlihat sombong!"
" Kinara!" gadis itu menggantungkan tangannya namun Kendra sama sekali tak berminat untuk menjabat. Membuat Megan mengambil alih suasana yang begitu canggung.
" Baiklah Kinar. Kedatanganku kemari karena ada satu hal yang penting yang akan ingin aku bahas denganmu!"
Kinar yang semula kesal terhadap Kendra kini mengalihkan pandangannya terhadap Megan yang mendudukkan tubuhnya keatas sofa.
" Ada apa Nyonya? Apa saya sudah boleh pergi?" terka Kinar yang mengira jika Megan akan memintanya pulang.
Megan tampak duduk lalu mengeluarkan sebuah surat yang tadi dibawa oleh Xander. Membuat hati Kinar semakin bertanya-tanya.
" Kau tahu, biaya rumah sakit disini tidaklah murah. Dan...semua pertolongan yang aku berikan bukanlah gratis!"
Membuat Kinar tersentak.
" Maksud anda, saya harus membayar biaya rumah sakit?" tanya Kinar mulai pias.
Kendra tampak diam dan benar-benar ingin pergi dari tempat itu. Namun, Megan tampak berdiri lalu mendekat ke arah Kinar yang berdiri dengan wajah bingung.
" Aku membutuhkan rahimmu untuk melahirkan pewaris laki-laki untuk keluarga kami. Dan jika kau tidak bersedia, kau harus membayar biaya rumah sakit ini sekarang juga!"
" Apa?" dengan wajah pias, bibir Kinar kini ternganga tak percaya akan apa yang ia dengar.
" Apa maksud anda Nyonya?" tanya Kinar kembali tentu saja dengan muka syok.
" Menikahlah dengan suamiku, lalu lahirkan anak untuk kami atau...kau akan tau sendiri konsekuensinya!" ucap Megan menatap tajam Kinar dengan suara penuh penekanan.
Membuat Kinar bagai di sambar petir detik itu juga meski tak ada hujan apalagi mendung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ta..h
nikmati aja kinn yg penting bisa makan dulu😁
2023-05-09
0
Nur Denis
menolong tapi ujung-ujungnya pamrih😒
2023-02-19
0
Surya_anggri
jahat kali....org kaya selalu bertindak semauny....
2023-02-09
0