...🌸🌸🌸...
Kinar mengekor di belakang seorang pria menyeramkan yang bahkan bibirnya tak terbuka sedikitpun. Pria itu terlihat tak memiliki air muka seperti orang normal.
Tak ada barang atau benda penting apapun yang dibawa oleh Kinar. Hanya sepasang pakaian gratis yang melekat pada tubuhnya yang kini ia bawa.
" Silahkan!" kata orang itu saat pintu mobil belakang ia buka.
" Eh, dia tidak bisu rupanya!" membatin setengah terperanjat.
" Terimakasih!" jawab Kinar tersenyum kikuk. Namun yang diberi senyuman tampak masih datar-datar saja. Sama sekali tak berniat apalagi berminat untuk membalas.
Mobil besar nan mewah itu membawa Kinar ke sebuah mansion yang besar. Kinar yang melihat bangunan bertingkat luas dan besar itu tampak terlolong dan takjub.
" Sudah sampai silahkan turun!" ucapnya lagi masih dengan kadar kekakuan yang tak berkurang.
Membuat Kinar kembali tersentak dari lamunannya. Pria yang menjadi supir itu benar-benar terlihat seperti robot. Kaku dan tak memiliki ekspresi.
Sore itu, Kinar tidak tahu jika beberapa jam lagi, dia akan menjadi istri kedua seorang Kendra Arion meski secara rahasia.
" Selamat datang nona, saya Hilda, kepala pelayan di mansion ini!"
Dengan polosnya, Kinar ikut membungkuk manakala Hilda menyambutnya. Membuat para pelayan lain yang berjajar rapi disana saling melirik dan berbisik-bisik.
" Silahkan masuk, mari saya antar!"
Semua pelayan disana menunduk manakala Kinar berjalan melewati mereka. Sudah menjadi sebuah keharusan, bahwa pelayan disana tidak boleh mendongak manakala majikan atau tamu majikan bertandang ke mansion itu.
" Apa ini istana, sebenarnya siapa Nyonya Megan dan suaminya? Aku seperti berada di film telenovela. Dan lihat pakaian mereka, seperti di film Dulce Maria ya?" terkekeh dalam hati saat melihat seragam para maid yang terdiri dari pakaian berwarna hitam berenda putih sebagai aksen nya.
Saat ini, Kinar bisa saja tertawa meski dalam hati, tapi entah esok hari. Gadis itu tidak menyadari, bila ia telah masuk kedalam jurang takdir baru yang kedalamannya tak akan pernah bisa ia selami.
" Nona ini kamar anda, setelah Jill dan Hermin akan membantu anda mempersiapkan diri. Saya mohon undur diri terlebih dahulu!"
Kinar tersenyum kikuk dan kembali membungkuk manakala Hilda pamit. Sedetik kemudian usai pintu besar itu tertutup, Kinar benar-benar terlihat norak. Semua barang yang ada disana membuatnya terperangah.
Dua puluh empat tahu bernapas di dunia ini, ia baru melihat istana dalam arti sebenarnya. Rumah ini bahkan seperti rumah yang sering ia jumpai di drama-drama yang kerap ia lihat semasa ia sekolah dulu.
Besar dan memiliki pilar-pilar penyangga berdiameter seperti lubang sumur.
" Apa ini emas?" gumamnya menyentuh sebuah guci berwarna gold yang berkilau dengan hati terpukau.
TOK TOK TOK
Kinar batal melihat sebuah foto yang ada di dalam ruangan itu tatkala pintu terketuk. Ia lantas bergegas membuka pintu itu lalu muncullah dua orang wanita paruh baya yang mengangguk hormat dengan seragam yang membuat hatinya tergelitik.
" Kenapa semua orang mengangguk sih? Aku benar-benar tidak biasa!"
" Perkenalan saya Hermin, dan ini Jill. Mohon izin untuk membantu nona melakukan perawatan!"
" Apa, perawatan? Memangnya aku jelek? Aku sudah mandi tau!"
" Begitu ya? MMM silahkan masuk!" ucapnya mempersilahkan.
Kinar kaget saat diminta masuk kedalam bathtub yang sudah ditaburi oleh essentials oil beraroma menenangkan yang pasti tak pernah Kinar sangka sebelumnya.
Merasa heran namun ia lebih memilih untuk menurut.
Kedua pelayan itu tak berani banyak bertanya meski Kinar mencoba mengajaknya ngobrol. Mereka berdua hanya menjawab sekenanya.
Hingga.
" Maaf nona, kami dilarang untuk berbicara berlebihan dengan nona. Silahkan duduk, kami akan membersihkan kuku anda!"
" Apa? Memangnya siapa yang menyuruh kalian? Aku hanya ingin berbicara saja lho?" mendecak dalam hati. Masa bicara saja dilarang?
Kinar menjadi erkantuk-kantuk saat kuku kakinya di bersihkan lalu di cat dalam kebisuan yang menyeruak. Megan sepertinya harus merelakan diri agar suaminya berselera saat menabur benih nanti. Dan melihat Kinar yang polos seperti tadi, jelas membuat Kendra tak berminat.
Keesokan paginya.
" Apa kau tidak merasa cemburu?" bisik Kendra yang kini sudah bersiap dengan tuxedo navy pilihan istrinya.
" Aku yakin hatimu hanya untukku. Sebelum benihmu ada di rahimnya aku akan berkonsultasi dengan dokter obgyn agar kau tidak perlu melakukannya berulang kali!" jawab Megan mengusap dada bidang suaminya yang telah terbalut oleh pakaian yang rapi.
Hati istri mana yang tidak sakit saat merelakan suaminya bercumbu dengan wanita lain. Tapi bukan itu yang terpenting saat ini, seorang pewaris harus hadir di tengah-tengah hidup mereka.
Dan dengan merelakan hal itu terjadi, Megan merasa ia telah melakukan pengorbanan yang besar.
Megan sengaja menyimpan Kinar dalam mansion kedua milik mereka agar orang lain tak mengetahui hal itu. Bahkan, ia juga sudah mengancam para pelayan disana untuk tak banyak interaksi dengan Kinar.
Kendra menatap wajah istrinya penuh kasih.
" Kuharap kau tidak menyalahkanku jika semua ini tidak terjadi sesuai ekspektasi mu!" bisik Kendra mengusap lembut wajah Megan.
" Setidaknya aku sudah berusaha. Lagipula, gadis itu juga sedang membutuhkan perlindungan!"
Kendra tak mau tahu soal Kinar. Apapun yang dikatakan oleh istrinya soal gadis kampung itu, benar-benar tak ia dengar dengan baik.
" This time for you to go. Aku mencintaimu Ken!"
Kendra dan Megan saling berciuman sebelum mereka berpisah untuk beberapa waktu. Megan meminta Kendra mendatangi mansion lalu menikahi gadis itu sesuai dengan aturan kepercayaan mereka.
" Jika ini membuatmu bahagia aku akan melakukannya Megan. Tapi sungguh, hatiku sebenarnya menolak!"
" Hanya anak sampai anak kita lahir!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
awalnya menolak tapi awas aja nanti klo kamu nagih ken😄
2023-02-19
0
Ayuk Vila Desi
awas kau menyesal megan
2023-02-13
0
Surya_anggri
awas y megan jgn sampe menyesal...
2023-02-10
0