Hangat cahaya pagi yang menerobos lewat celah kamar, membuat Kinar mengerjap dengan rasa tubuh yang masih remuk.
Namun ia seketika terduduk dengan cepat, demi mendengar suara kuda yang meringkik.
" Kuda? Itu suara kuda kan?" bergumam seraya berjalan meringis sebab anunya masihlah sakit.
Kinar membuka gorden putih tebal yang semula menutupi kaca kamarnya dengan cukup kesulitan.
Ia lalu melihat ke bawah tempat dimana Kendra rupanya berkuda bersama pria dingin yang pernah mengantarkannya beberapa waktu lalu.
" Orang itu? Jadi dia masih ada disini? Aku kira dia pulang kerumah Nyonya Megan semalam, tidak taunya malah masih disini!"
Kendra terlihat gagah dan terlihat mumpuni manakala menunggangi kuda jantan itu. Pria perkasa itu semalam telah mencumbunya dan membuat Kinar kembali merasa malu kala melihat Kendra.
Namun saat asyik mengintip, sedetik kemudian ia buru-buru menutup kembali gorden itu, tatkala Kendra melihat Kinar mengintip dari balik jendela kamarnya.
" Astaga, apa dia melihatku?" ketar-ketir usai menarik gorden itu dengan ngawurnya.
Pria tampan yang selalu terlihat bugar itu terlihat sedikit menajamkan pandangannya kala menatap sosok yang tampak belingsatan itu.
" Gadis itu sudah bangun rupanya. Apa aku terlalu keras semalam? Ini sudah siang dan dia baru bangun."
Kendra tertegun untuk beberapa detik dan membuat konsentrasinya terganggu. Lalu tanpa di duga, ia yang kehilangan fokus akhirnya kehilangan kendali dan membuatnya terjatuh dari kudanya.
" Tuan!" Pekik Xander yang terlihat begitu khawatir. Pria itu dengan cepat memberhentikan kudanya, lalu mendatangi ke Kendra yang terjerembab ke tanah dengan wajah cemas.
Para pelayan pria yang ada disana seketika berlari untuk memberikan pertolongan kepada majikannya. Takut kalau-kalau terjadi sesuatu kepada Kendra.
" Tuan, apa anda terluka?" tanya Xander lagi kali ini lebih serius.
" Aku tidak apa-apa Xander!" ia menolak bantuan dari ajudannya itu sebab ini merupakan kecerobohannya.
Sungguh sial, gadis itu benar-benar membuat Kendra terjatuh karena memikirkan perhelatan semalam.
-
-
Kinar tidak tahu jika Kendra barusaja mengalami insiden di tempat pacuan. Kendra yang memang belum sarapan terlihat menuju ke meja makan dan bertepatan dengan Kinar yang di panggil oleh Hilda untuk sarapan.
" Silahkan tuan!" kata salah satu pelayanan yang menarik kursi untuk baginda raja.
" Mmmm!" yang di layani hanya menjawab sekenanya.
Kinar yang sudah duduk di kursi meja makan bersama Kendra, kembali dibuat bingung dengan sikap pria itu. Sikap dinginnya kini kembali lagi.
Apa wajah pucat para pelayan disana hanya terlihat saat Kendra berada di sana? Soalnya, dia tak melihat hal itu ketika Kendra tidak berada di sana.
Kendra makan seperti biasanya walau tangannya agak nyeri. Kinar yang merasa aura disana begitu mencekam dan kaku, sampai takut membunyikan sendoknya.
" Tuan, dokter sudah datang untuk memeriksa tangan anda!" seru Xander yang datang bersama dokter lain.
" Dokter? Memeriksa Kendra? Memangnya dia sakit apa? Aku yang sakit tau!" melirik pria datar itu dengan wajah kesal. Bagian bawahnya sedang sakit namun kenapa yang datang malah dokter untuk pria itu?
" Sudah aku katakan Xander, aku tidak apa-apa. Tapi... sepertinya di mansion ini hanya kaulah yang benar-benar mencemaskan aku!" melirik dan menyindir Kinar yang masih saja tertunduk sewaktu mengatakan hal itu.
Namun sayangnya, yang disindir tidak tahu.
" Apa? Kenapa melirikku, aku kan cuma istri kontrak. Kau juga tidak perduli kepadaku kan?"
Membatin serta meyakinkan diri atas kedaulatannya.
Kendra akhirnya pergi bersama Xander juga dokter itu tanpa menoleh kepada Kinar. Membuat Kinar bernapas lega. Bukan apa-apa, ia hanya malu. Malu kepada pria yang semalam mencumbunya dan kini kembali bersikap bagai orang lain kepada dirinya.
Sekembalinya Xander dari kamar Kendra, dan mendapati pria itu keluar seorang diri membuat Kinar memberanikan diri mencegah pria itu.
" Tuan, maaf. Memangnya tuan Kendra sakit apa?" sekuat hati memberanikan diri untuk bertanya karena jujur, wajah Xander lebih dingin daripada ke Kendra.
Pria yang lebih bisu lagi ketimbang Kendra itu menatap kinar sejenak sesaat sebelum menjawab.
" Tuan Kendra terjatuh saat berkuda!" sahutnya datar tanpa ekspresi.
" Apa?" spontan terkejut. Jadi karena itu sebabnya mereka mengundang dokter. Spontan merasa bersalah.
" Saya permisi nona!"
" Tunggu dulu, ehh...apa keadaannya baik-baik saja?" reflek menarik tangan pria itu namun yang di tarik malah menatap tangan lembut itu dengan tatapan dingin dan membuat Kinar meringis kikuk.
" Anda bisa menanyakan hal itu di dalam. Permisi!" pungkas Xander masam yang membuat Kinar meneguk ludah.
" Baiklah terimakasih tuan!" menjawab dengan wajah nyengir karena keranjingan.
" Padahal aku bertanya baik-baik. Hah, kapan sih aku bisa bicara dengan situasi normal dan tidak mengerikan seperti ini? Bibi Hilda dan orang itu sama saja dengan bos mereka. Dingin dan irit bicara!"
Kinar gelisah. Bagaimana mungkin dia masuk. Selain takut, ia juga malu. Tapi jujur dia ingin tahu keadaan pria itu.
Tunggu dulu, kenapa dia perduli?
Namun yang di khawatirkan terlihat biasa saja usai menjalani pemeriksaan. Tulang serta persendiannya aman. Meski begitu, Xander masih memerintahkan para pelayan disana untuk tetap menjaga bosnya itu dengan sigap.
Kinar yang berdiri harap-harap cemas di balik pintu kamar itu benar-benar bingung harus bagiamana. Ia mondar-mandir demi membunuh rasa gugup.
Ketidakjelasan sikap Kendra membuatnya sulit untuk mengimplementasikan sikap apa yang tepat. Pria itu benar-benar sulit sekali dipahami oleh manusia normal seperti dirinya.
CEKLEK!
Ia tersentak saat dokter itu keluar dan membuat kegelisahannya semakin menjadi.
" Dokter, apa anda baru selesai memeriksa?" bertanya dengan wajah cemas manakala sang dokter hendak menutup pintu itu.
Dokter muda itu mengangguk, " Anda mau masuk, silahkan. Saya permisi dulu!" jawab sang dokter yang tidak jadi menutup rapat pintu itu lalu melenggang pergi.
" Dok- dokter!" serunya berusaha mengejar sang dokter itu.
Namun terlambat, dokter itu terlihat sangat buru-buru dan terlihat tak menggubris panggilan dari Kinar.
Dan sialnya lagi, saat dirinya hendak berbalik terdengar sebuah suara yang membuatnya terperanjat.
" Mau kemana kau, beginikah caramu memperlakukan seorang suami yang sedang sakit?"
DEG
Maka kedua mata milik wanita itu seketika mendelik.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
lha kamu juga menyebalkan jadi suami🙄
2023-02-20
0
Surya_anggri
emg kamu memperlakukan istri dengan baik.???
2023-02-14
0
M akhwan Firjatullah
dasar bang ke... nyebelin saya sumpahin bakal bucin akut tar Lo ya
2023-02-14
0