Bab 15. Terjatuh

Hangat cahaya pagi yang menerobos lewat celah kamar, membuat Kinar mengerjap dengan rasa tubuh yang masih remuk.

Namun ia seketika terduduk dengan cepat, demi mendengar suara kuda yang meringkik.

" Kuda? Itu suara kuda kan?" bergumam seraya berjalan meringis sebab anunya masihlah sakit.

Kinar membuka gorden putih tebal yang semula menutupi kaca kamarnya dengan cukup kesulitan.

Ia lalu melihat ke bawah tempat dimana Kendra rupanya berkuda bersama pria dingin yang pernah mengantarkannya beberapa waktu lalu.

" Orang itu? Jadi dia masih ada disini? Aku kira dia pulang kerumah Nyonya Megan semalam, tidak taunya malah masih disini!"

Kendra terlihat gagah dan terlihat mumpuni manakala menunggangi kuda jantan itu. Pria perkasa itu semalam telah mencumbunya dan membuat Kinar kembali merasa malu kala melihat Kendra.

Namun saat asyik mengintip, sedetik kemudian ia buru-buru menutup kembali gorden itu, tatkala Kendra melihat Kinar mengintip dari balik jendela kamarnya.

" Astaga, apa dia melihatku?" ketar-ketir usai menarik gorden itu dengan ngawurnya.

Pria tampan yang selalu terlihat bugar itu terlihat sedikit menajamkan pandangannya kala menatap sosok yang tampak belingsatan itu.

" Gadis itu sudah bangun rupanya. Apa aku terlalu keras semalam? Ini sudah siang dan dia baru bangun."

Kendra tertegun untuk beberapa detik dan membuat konsentrasinya terganggu. Lalu tanpa di duga, ia yang kehilangan fokus akhirnya kehilangan kendali dan membuatnya terjatuh dari kudanya.

" Tuan!" Pekik Xander yang terlihat begitu khawatir. Pria itu dengan cepat memberhentikan kudanya, lalu mendatangi ke Kendra yang terjerembab ke tanah dengan wajah cemas.

Para pelayan pria yang ada disana seketika berlari untuk memberikan pertolongan kepada majikannya. Takut kalau-kalau terjadi sesuatu kepada Kendra.

" Tuan, apa anda terluka?" tanya Xander lagi kali ini lebih serius.

" Aku tidak apa-apa Xander!" ia menolak bantuan dari ajudannya itu sebab ini merupakan kecerobohannya.

Sungguh sial, gadis itu benar-benar membuat Kendra terjatuh karena memikirkan perhelatan semalam.

-

-

Kinar tidak tahu jika Kendra barusaja mengalami insiden di tempat pacuan. Kendra yang memang belum sarapan terlihat menuju ke meja makan dan bertepatan dengan Kinar yang di panggil oleh Hilda untuk sarapan.

" Silahkan tuan!" kata salah satu pelayanan yang menarik kursi untuk baginda raja.

" Mmmm!" yang di layani hanya menjawab sekenanya.

Kinar yang sudah duduk di kursi meja makan bersama Kendra, kembali dibuat bingung dengan sikap pria itu. Sikap dinginnya kini kembali lagi.

Apa wajah pucat para pelayan disana hanya terlihat saat Kendra berada di sana? Soalnya, dia tak melihat hal itu ketika Kendra tidak berada di sana.

Kendra makan seperti biasanya walau tangannya agak nyeri. Kinar yang merasa aura disana begitu mencekam dan kaku, sampai takut membunyikan sendoknya.

" Tuan, dokter sudah datang untuk memeriksa tangan anda!" seru Xander yang datang bersama dokter lain.

" Dokter? Memeriksa Kendra? Memangnya dia sakit apa? Aku yang sakit tau!" melirik pria datar itu dengan wajah kesal. Bagian bawahnya sedang sakit namun kenapa yang datang malah dokter untuk pria itu?

" Sudah aku katakan Xander, aku tidak apa-apa. Tapi... sepertinya di mansion ini hanya kaulah yang benar-benar mencemaskan aku!" melirik dan menyindir Kinar yang masih saja tertunduk sewaktu mengatakan hal itu.

Namun sayangnya, yang disindir tidak tahu.

" Apa? Kenapa melirikku, aku kan cuma istri kontrak. Kau juga tidak perduli kepadaku kan?"

Membatin serta meyakinkan diri atas kedaulatannya.

Kendra akhirnya pergi bersama Xander juga dokter itu tanpa menoleh kepada Kinar. Membuat Kinar bernapas lega. Bukan apa-apa, ia hanya malu. Malu kepada pria yang semalam mencumbunya dan kini kembali bersikap bagai orang lain kepada dirinya.

Sekembalinya Xander dari kamar Kendra, dan mendapati pria itu keluar seorang diri membuat Kinar memberanikan diri mencegah pria itu.

" Tuan, maaf. Memangnya tuan Kendra sakit apa?" sekuat hati memberanikan diri untuk bertanya karena jujur, wajah Xander lebih dingin daripada ke Kendra.

Pria yang lebih bisu lagi ketimbang Kendra itu menatap kinar sejenak sesaat sebelum menjawab.

" Tuan Kendra terjatuh saat berkuda!" sahutnya datar tanpa ekspresi.

" Apa?" spontan terkejut. Jadi karena itu sebabnya mereka mengundang dokter. Spontan merasa bersalah.

" Saya permisi nona!"

" Tunggu dulu, ehh...apa keadaannya baik-baik saja?" reflek menarik tangan pria itu namun yang di tarik malah menatap tangan lembut itu dengan tatapan dingin dan membuat Kinar meringis kikuk.

" Anda bisa menanyakan hal itu di dalam. Permisi!" pungkas Xander masam yang membuat Kinar meneguk ludah.

" Baiklah terimakasih tuan!" menjawab dengan wajah nyengir karena keranjingan.

" Padahal aku bertanya baik-baik. Hah, kapan sih aku bisa bicara dengan situasi normal dan tidak mengerikan seperti ini? Bibi Hilda dan orang itu sama saja dengan bos mereka. Dingin dan irit bicara!"

Kinar gelisah. Bagaimana mungkin dia masuk. Selain takut, ia juga malu. Tapi jujur dia ingin tahu keadaan pria itu.

Tunggu dulu, kenapa dia perduli?

Namun yang di khawatirkan terlihat biasa saja usai menjalani pemeriksaan. Tulang serta persendiannya aman. Meski begitu, Xander masih memerintahkan para pelayan disana untuk tetap menjaga bosnya itu dengan sigap.

Kinar yang berdiri harap-harap cemas di balik pintu kamar itu benar-benar bingung harus bagiamana. Ia mondar-mandir demi membunuh rasa gugup.

Ketidakjelasan sikap Kendra membuatnya sulit untuk mengimplementasikan sikap apa yang tepat. Pria itu benar-benar sulit sekali dipahami oleh manusia normal seperti dirinya.

CEKLEK!

Ia tersentak saat dokter itu keluar dan membuat kegelisahannya semakin menjadi.

" Dokter, apa anda baru selesai memeriksa?" bertanya dengan wajah cemas manakala sang dokter hendak menutup pintu itu.

Dokter muda itu mengangguk, " Anda mau masuk, silahkan. Saya permisi dulu!" jawab sang dokter yang tidak jadi menutup rapat pintu itu lalu melenggang pergi.

" Dok- dokter!" serunya berusaha mengejar sang dokter itu.

Namun terlambat, dokter itu terlihat sangat buru-buru dan terlihat tak menggubris panggilan dari Kinar.

Dan sialnya lagi, saat dirinya hendak berbalik terdengar sebuah suara yang membuatnya terperanjat.

" Mau kemana kau, beginikah caramu memperlakukan seorang suami yang sedang sakit?"

DEG

Maka kedua mata milik wanita itu seketika mendelik.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nur Denis

Nur Denis

lha kamu juga menyebalkan jadi suami🙄

2023-02-20

0

Surya_anggri

Surya_anggri

emg kamu memperlakukan istri dengan baik.???

2023-02-14

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

dasar bang ke... nyebelin saya sumpahin bakal bucin akut tar Lo ya

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lari dari kejaran
2 Bab 2. Permintaan gila
3 Bab 3. Menikahlah dengan suamiku!
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Mansion kedua
6 Bab 6. Menjadi yang kedua
7 Bab 7. Serigala jantan
8 Bab 8. Program kehamilan
9 Bab 9. Kegelisahan hati sang suami
10 Bab 10. Tertampar ucapan
11 Bab 11. Sup buntut
12 Bab 12. What the hell?
13 Bab 13. Seorang perawan
14 Bab 14. I hope he grows up soon
15 Bab 15. Terjatuh
16 Bab 16. Hukuman
17 Bab 17. Bersama para pekerja
18 Bab 18. Jaga dia untukku!
19 Bab 19. Senyum ironi
20 Bab 20. Sebenernya peduli
21 Bab 21. Berselera jika di tunggu sang bapak
22 Bab 22. Keresahan sang bapak
23 Bab 23. Kecemburuan Megan
24 Bab 24. USG
25 Bab 25. Untuk kebahagiaan Kendra
26 Bab 26. Bukan rumor biasa
27 Bab 27. Semangkuk berdua
28 Bab 28. Satu permintaan
29 Bab 29. Serakah sejenak saja
30 Bab 30. Melahirkan
31 Bab 31. Kelahiran sang pewaris
32 Bab 32. Female baby
33 Bab 33. Baby Flo
34 Bab 34. Akhirnya bertemu
35 Bab 35. Kebimbangan Kendra
36 Bab 36. Mencemaskanmu
37 Bab 37. Dibawah sinar terang benderang
38 Bab 38. Merasa bersalah
39 Bab 39. Dua sisi yang berbeda
40 Bab 40. Konspirasi
41 Bab 41. Mencari Flo part 1
42 Bab 42. Mencari Flo part 2
43 Bab 43. Sebuah pengakuan
44 Bab 44. Dua pria dua sikap jantan yang berbeda
45 Bab 45. Mengutarakan kejujuran
46 Bab 46. Dua hati
47 Bab 47. Spinal cord injury
48 Bab 48. Pijar kehidupan yang mulai meredup
49 Bab 49. Benci sikapnya, bukan orangnya
50 Bab 50. Perbincangan dua istri
51 Bab 51. Gengsi, bilang bos!
52 Bab 52. Obrolan para CEO
53 Bab 53. Rasa ini
54 Bab 54. Duka untuk semua
55 Bab 55. Kekeliruan
56 Bab 56. Satu tahun Flo
57 Bab 57. Undangan makan
58 Bab 58. Hansen
59 Bab 59. Menyadari kebodohan
60 Bab 60. Kalang kabut
61 Bab 61. meet you
62 Bab 62. Tidak semudah yang dibayangkan
63 Bab 63. Aku merindukanmu
64 Bab 64. Pada titik sepi
65 Bab 65. Rasa hati
66 Bab 66. Dari hati yang paling dalam
67 Bab 67. Epilog ( perasaan Kendra)
68 Bab 68. Epilog ( masih perasaan Kendra)
69 Bab 69. Surya yang tenggelam
70 Bab 70. Akhir kisah Kendra dan Kinar
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1. Lari dari kejaran
2
Bab 2. Permintaan gila
3
Bab 3. Menikahlah dengan suamiku!
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Mansion kedua
6
Bab 6. Menjadi yang kedua
7
Bab 7. Serigala jantan
8
Bab 8. Program kehamilan
9
Bab 9. Kegelisahan hati sang suami
10
Bab 10. Tertampar ucapan
11
Bab 11. Sup buntut
12
Bab 12. What the hell?
13
Bab 13. Seorang perawan
14
Bab 14. I hope he grows up soon
15
Bab 15. Terjatuh
16
Bab 16. Hukuman
17
Bab 17. Bersama para pekerja
18
Bab 18. Jaga dia untukku!
19
Bab 19. Senyum ironi
20
Bab 20. Sebenernya peduli
21
Bab 21. Berselera jika di tunggu sang bapak
22
Bab 22. Keresahan sang bapak
23
Bab 23. Kecemburuan Megan
24
Bab 24. USG
25
Bab 25. Untuk kebahagiaan Kendra
26
Bab 26. Bukan rumor biasa
27
Bab 27. Semangkuk berdua
28
Bab 28. Satu permintaan
29
Bab 29. Serakah sejenak saja
30
Bab 30. Melahirkan
31
Bab 31. Kelahiran sang pewaris
32
Bab 32. Female baby
33
Bab 33. Baby Flo
34
Bab 34. Akhirnya bertemu
35
Bab 35. Kebimbangan Kendra
36
Bab 36. Mencemaskanmu
37
Bab 37. Dibawah sinar terang benderang
38
Bab 38. Merasa bersalah
39
Bab 39. Dua sisi yang berbeda
40
Bab 40. Konspirasi
41
Bab 41. Mencari Flo part 1
42
Bab 42. Mencari Flo part 2
43
Bab 43. Sebuah pengakuan
44
Bab 44. Dua pria dua sikap jantan yang berbeda
45
Bab 45. Mengutarakan kejujuran
46
Bab 46. Dua hati
47
Bab 47. Spinal cord injury
48
Bab 48. Pijar kehidupan yang mulai meredup
49
Bab 49. Benci sikapnya, bukan orangnya
50
Bab 50. Perbincangan dua istri
51
Bab 51. Gengsi, bilang bos!
52
Bab 52. Obrolan para CEO
53
Bab 53. Rasa ini
54
Bab 54. Duka untuk semua
55
Bab 55. Kekeliruan
56
Bab 56. Satu tahun Flo
57
Bab 57. Undangan makan
58
Bab 58. Hansen
59
Bab 59. Menyadari kebodohan
60
Bab 60. Kalang kabut
61
Bab 61. meet you
62
Bab 62. Tidak semudah yang dibayangkan
63
Bab 63. Aku merindukanmu
64
Bab 64. Pada titik sepi
65
Bab 65. Rasa hati
66
Bab 66. Dari hati yang paling dalam
67
Bab 67. Epilog ( perasaan Kendra)
68
Bab 68. Epilog ( masih perasaan Kendra)
69
Bab 69. Surya yang tenggelam
70
Bab 70. Akhir kisah Kendra dan Kinar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!