...🌸🌸🌸...
"Nyonya?" sapa Hilda yang gugup sebab Megan berkunjung kesana tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Membuat beberapa pekerja kalang kabut.
" Dimana Kinar?" bertanya dengan sikap ala wanita berkelas.
Sofia yang melihat kedatangan Megan seketika merasa panik. Pikiran yang tidak-tidak mulai menghantui.
" Astaga, semoga tidak seperti yang ada di drama yang sering ku tonton!"
Namun belum sempat Sofia memberitahu Kinar, wanita berlipstik merona itu mulai melangkahkan kakinya menuju tangga. Bahkan Hilda sekitar mengeluarkan keringat dingin.
" Nyonya apa anda ingin minum sesuatu dulu, biar saya siapkan." Hilda mencoba menawarkan minuman agar Megan sembari mengekor di belakang.
" Aku ingin bertemu dengan gadis itu. Apa dia didalam?" menjawab ketus. Membuat Hilda kontan mengangguk.
Melihat Hilda mengangguk mengiyakan, Megan segera membuka pintu itu dan membuat penghuni kamar itu seketika terkejut. Pun dengan dirinya.
" Nyonya Megan? Kenapa tidak ada yang memberitahuku kalau dia datang?" Kinar membatin dengan keterkejutan yang tampak jelas menghiasi wajahnya.
" Tinggalkan aku, aku ingin berbicara dengannya!" tukas Megan menatap tajam Hilda.
Tentu Hilda tak memiliki banyak pilihan selain menurut. Perempuan berusia 50 tahun itu akhirnya pergi dengan hati yang khawatir.
" Nyonya?" saya Kinar dengan wajah ketakutan.
Yang disapa hanya diam dan langsung menutup pintu. Mendekat ke arah sofa lalu melempar bokongnya diatas benda empuk itu seraya menyilangkan kaki penuh keangkuhan.
" Aku rasa tugasmu sudah mulai terlihat!" menatap tajam Kinar yang berdiri beberapa meter darinya.
" Perlu kau ingat baik-baik Kinar, bahwa anak yang ada dalam rahimmu itu merupakan anak suamiku. Dan jangan pernah berpikir jika kau memiliki hak atas anak itu. Ingat, aku masih menyimpan surat perjanjian yang sudah kau bubuhi dengan tanda tanganmu!"
Membuat Kinar meneguk ludahnya.
" Aku kesini hanya untuk mengingatkan hal itu lagi. Dan ini, Ini adalah buku rekening yang sudah aku siapkan atas namamu sesuai perjanjian kita. Sisanya akan aku bayar saat anak itu lahir!"
Maka Kinar seketika mengangkat wajahnya lalu memberanikan diri menatap Megan yang menatapnya dengan tatapan begitu merendahkan.
Detik berikutnya wanita itu tampak berdiri menyongsong Kinar yang berdiri dengan wajah pucat.
" Kuharap kau tahu dan sadar akan batasanmu Kinar. Apa yang telah terjadi antara kau dan suamiku tak lebih dari sekedar langkah yang harus kami korbankan." Menarik lengan Kinar dengan sedikit meremasnya. " Kau harus memastikan anak itu lahir dengan selamat! Camkan itu!"
Megan melenggang pergi usai mengatakan hal itu dengan penuh penekanan.
Kinar mengusap lengannya yang barusaja di cengkeram oleh Megan. Detik itu juga ia langsung menitikkan air mata. Lagi-lagi Megan selalu datang dengan perkataan yang begitu menghujam hatinya.
" Kenapa aku sekarang merasa sedih. Kenapa rasanya berbeda saat aku belum hamil?"
Melihat Megan telah pergi, Sofia sedari tadi menunggu di luar langsung masuk dengan wajah cemas.
" Nona, ada tidak apa-apa? Kenapa anda menangis?" tanya Sofia yang suudzon dengan kondisi Kinar. Drama romansa benar-benar telah meracuni pikiran gadis itu.
Para pelayan bahkan Hilda sebenarnya tidak tahu alasan Kendra menikahi Kinar. Kendra hanya memberitahu mereka jika mansion itu akan digunakan sebagai tempat istri keduanya.
Tak ada yang berani bertanya apalagi mencari tahu. Berdiam diri merupakan satu-satunya cara aman yang bisa mereka lakukan.
" Bisakah kau memberiku segelas air?" berkata mengalihkan pembicaraan sebab sesuatu yang penting belum sempat ia amankan. Ia tak ingin mendapat masalah jika orang lain tahu hal itu.
Sofia langsung mengangguk menyanggupi. Gadis itu sejurus kemudian berlari menuju dapur untuk mengambil yang diminta Kinar. Kinar lantas buru-buru mengambil buku rekening yang di tinggalkan oleh Megan saat Sofi pergi. Tak mau sampai ia membahayakan dirinya sendiri karena bertindak ceroboh.
Hanya itulah bekalnya nanti untuk membalaskan dendam bibinya yang kejam itu.
...ΩΩΩ...
Megan menarik napasnya berulang kali saat ia telah duduk sempurna di dalam mobilnya. Berada di sebuah ruangan dengan wanita yang jelas-jelas tengah mengandung anak dari suaminya benar-benar tak semudah seperti apa yang ia bayangkan. Apalagi, ia sedikit terkejut sebab Kinar terlihat lebih cantik dari waktu pertama mereka bertemu.
Megan juga terlihat menitikkan air matanya sebab andai dia yang mengandung, pasti hidupnya jauh lebih sempurna saat ini.
" Hanya beberapa bulan lagi Megan, dan semua yang kau harapkan akan segera terjadi!" terus menguatkan hatinya meski jalan yang dia pilih tidaklah mudah.
Keluarga Kendra dari pihak mendiang papanya lah yang kerap menggunjingkan Megan. Ia yang tak bisa mendapat penghinaan tentu tak bisa begitu saja tinggal diam. Ia seketika menghubungi seseorang dari dalam mobilnya sebab rencana lain harus segera ia lakukan.
" Aku ingin semua kau atur sesuai rencana. Buat berita jika aku sedang hamil, samakan usia kehamilanku dengan gadis kampung itu!"
Hanya inilah yang bisa Megan lakukan, memanfaat gadis yang kekurangan itu guna memuluskan semua rencananya. Kehormatan serta nama baik harus tetap ia dapat. Uang masihlah menjadi sebuah pemecah masalah yang baik bukan?
-
-
" Untuk kabar selanjutnya, saya akan bicarakan melalui sekretaris anda tuan Xander, bagaimana tuan Kendra?"
" Tuan Kendra?"
Yang di panggil langsung tersentak dari lamunannya saat suara relasinya kali ini terdengar sedikit naik.
" Baiklah, kau bisa menghubungi Xander. Mana dokumen yang perlu aku tanda tangani?"
Berkata sok tenang padahal sedari tadi ia sibuk memikirkan Kinar dan calon bayi dalam perut gadis itu. Astaga!
Xander yang tahu jika bosnya sedang kehilangan konsentrasi bahkan merasa heran. Belum pernah bos-nya berlaku seperti itu selama ia menjadi asistennya.
" Apa anda sedang tidak enak badan tuan?" tanya Xander sepeninggal tamu mereka.
Kendra terlihat membasuh mukanya kasar.
" Entahlah Xan. Mengetahui jika aku akan menjadi ayah rasanya sungguh berbeda. Tadinya kupikir ini akan mudah. Tapi...kenapa aku malah peduli dengan kondisi gadis itu?" memejamkan matanya sesaat setelah melempar punggungnya ke sandaran kursi.
" Jadi anda mau pulang ke mansion dua?" tanya Xander menatap datar bosnya yang kini memejamkan matanya.
" Kau jangan gila Xan. Aku sudah tidak ada kewajiban untuk datang kesana lagi!"
Yang diajak ngobrol langsung membuka matanya kembali seraya mendengus kesal.
" Saya hanya bertanya tuan!"
Membuat Kendra seketika mendecah. " Tolong kau laporkan apa saja yang dikerjakan oleh perempuan itu. Dan oh ya satu lagi, bilang kepada Hilda untuk membuat anak Dores itu menjadi teman Kinar dikamar!"
" Aku berani bertaruh jika sebenarnya anda memang peduli dengan nona Kinar tuan!"
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Denis
udah mulai peduli nih😊
2023-02-20
0
Ayuk Vila Desi
lanjut mom
2023-02-20
0
Ayuk Vila Desi
bakalan ada peralihan hati nih...
2023-02-20
0