Di dalam hutan Andi dan sasa masih bersembunyi dari kejaran hantu pendaki yang masih memburu meraka sampai saat ini.
POV Andi.
"Gimana, apa mereka ketemu" ucap salah satu dari mereka.
"Belum, kita sudah cari di sekitar sini tapi mereka belum juga ketemu" jawab temannya.
"Kemana mereka pergi nya, padahal tadi aku lihat mereka berdua lari ke arah sini, aku tidak mungkin salabh" ucap salah satu hantu pendaki tersebut.
"Kita tadi juga melilhat mereka lari ke arah sini, apa mungkin mereka bersembunyi" mereka beradu argument.
"Kita sudah cari di sekitar sini, bahkan di semak belukar yang tinggi itu sudah kita cari, tapi mereka tetap tidak ada" jawab temannya.
"Ayo, kita cari mereka, pasti mereka belum jauh apalagi yang cewek tadi terjatuh dan kakinya pasti terkilir, jadi mereka tidak akan bisa lari jauh-jauh dari sini" ucap pendaki hantu tersebut.
Mereka kembali mencari kita, bahkan semak-semak yang cukup tinggi itu mereka tebas hanya dengan gerakan tangannya.
"Untung saja tadi aku tidak jadi ngumpet di situ, kalau tadi aku ngumpet di situ kita pasti udah ketangkap sama mereka" aku sambil mengelus dada.
"Berarti Lo harus ngucapin terimakasih sama gue, kan tadi gue yang nunjuk pohon ini untuk jadi tempat persembunyian kita" Ujar Sasa sambil memasang wajah sombong.
"Ngapain ngucapin terimakasih elo juga kalau bukan gue yang gendong gak akan bisa selamat dari mereka" aku tak mau kalah sama Sasa.
"Emang dasar laki-laki pongah gak tau terimakasih" seperti nya dia mulai terpancing.
"Sama, lo juga udah di gendong gak mau ucapin terimakasih, mana badan lo berat banget lagi" ucapku sambil memijit lengan ku.
"Jadi lo gak ikhlas gendong gue" dia berkacak pinggang.
"Enggak emang kenapa" aku juga ikut berkacak pinggang.
"Kalau ini gak lagi di dalam hutan, udah gue bejek-bejek lo sampai ***** terus gue kasih makan kera daging lo" matanya sambil melotot menatapku.
"Hahaha emang lo tega sama cowok seganteng gue" ucapku tengil.
"Iya, Lo paling ganteng" ucapnya dan gue langsung melihat wajah nya.
"Baru sadar ya Lo emang" ucap ku dengan pedenya.
"Iya Andii, lo itu paling ganteng tapi kalau lo lagi ngumpul sama monyet" dia langsung tertawa terbahak-bahak.
Betapa indahnya makhluk ciptaan mu yang satu ini ya Allah, tawanya begitu membuat ku candu, wajahnya terlihat lebih cantik dan manis, aku sangat mengagumi ciptaan mu ini.
"Udah jelek ketawa" ledek ku lagi kepada Sasa.
"Biarin, yang penting masih ada cowok yang suka sama gue, dari pada elo gak pernah punya pacar" dia
menjulurkan lidahnya.
"Kata siapa gak ada, ada kok" ucapku sombong.
"Siapa emang yang suka sama elo, kuntilanak merah kemarin itu" dia kembali tertawa.
"Elo yang suka sama gue" ucapku sambil melihat wajah nya.
"Haduuh, kalau ngayal jangan tinggi-tinggi ntar jatuh sakit loh" ledeknya kepadaku.
"Buktinya lo dari tadi liatin gue" aku menatap wajah nya.
"Karena memang disini cuma ada lo dan gue, masak iya gue bicara sama elo terus gue lihat pohon, kan gak mungkin" dia terlihat salah tingkah.
"Alesan aja, udah ayo kita lanjut jalan, kalau kita berantem terus kapan jalannya" ajak ku.
"Gak, pergi aja lo sendirian tinggalin gue disini" dia malah marah-marah.
"Kok malah marah sih, ayo gue gendong lagi kalau kaki lo masih sakit" tawarku kepada sasa.
"Kan gue gendut, nanti tulang Lo pada rontok semua gara-gara gendong gue" jawabnya ketus.
"Sejak kapan Lo jadi cewek ngambekan kayak gini" aku sambil menggoda sasa.
"Udah sana pergi jangan banyak omong" dia tambah marah.
Aku memang selalu menggoda Sasa dimana pun kami berada, bahkan kami sering di juluki tom and Jerry karena sering berantem dimana pun kami berada.
Bahkan pernah kami di hukum oleh guru karena saat pelajaran kita malah berantem dan bikin gaduh suasana kelas, kita di hukum dan di suruh keluar kelas, bahkan di luar kelas pun kita masih aja berantem, kenangan indah itu tidak akan pernah aku lupakan sampai kapan pun, bahkan kalau nanti kita sudah memiliki hidup masing-masing, kenangan itu akan selalu hidup di hati dan pikiran ku.
"Iya iya gue minta maaf karena udah ngatain Lo gendut, maaf ya Sasa yang cantik" aku memegang tangan nya, tapi langsung dia tepis.
"Udah gak usah marah lagi, nanti cantiknya hilang lobh" bujuk ku kepada sasa.
"Katanya jelek" jawabnya acuh.
"Kan gue cuma bercanda, udah gak usah ngambek lagi" aku kembali memegang tangan nya.
"Sini mana kaki lo yang sakit biar gue pijitin" aku langsung memegang kakinya dan mengurutnya agar cepat sembuh dan bisa jalan lagi.
"Udah enakan kok"' ucapnya sambil melihat ku.
"Tuh, gue baik kan aslinya cuma lo aja yang gak pernah memandang kebaikan gue" aku masih ngedumel.
"Iya bawel, ayo kita pergi dari sini" dia langsung berusaha untuk berdiri.
"Bisa jalan gak" tanyaku
"Masih sakit nih kayaknya buat jalan" dia memegang kakinya yang sakit.
"Apa gue gendong lagi" tawarku
"Gak perlu, papah aja deh kasian nanti Lo malah kecapean" jawabnya.
Aku berjalan sambil memapah Sasa karena kakinya masih sakit akibat keseleo tadi, kita berjalan cukup pelan agar Sasa tidak merasakan sakit di kakinya, kita selalu waspada takut kalau hantu pendaki itu datang lagi dan mengejar kita, kasian kaki Sasa masih sakit gak mungkin dia bisa berlari.
Kita sering berhenti dan istirahat karena lelah, tidak gampang berjalan sambil memapah seseorang apalagi kita berada di atas gunung dan banyak jalan yang menanjak ke atas, itu juga sangat menyulitkan untuk kita.
Perjalanan kali ini berasa sangat lama karena kita sering sekali berhenti karena lelah dan kadang juga karena Sasa mengeluh kakinya sakit.
"Apa gue gendong aja kalau kaki Lo masih sakit" tanyaku pada Sasa.
"Gak usah lah, lo papah gue aja udah kesulitan apa lagi lo gendong, pasti nanti tenaganya cepat habis" dia menolak tawaran ku.
"Ya udah kita berhenti di sini dulu, nanti kalau kaki lo udah agak enakan kita baru lanjutin perjalanan lagi" aku memapahnya untuk duduk dan kembali beristirahat.
"Gue ngerepotin lo terus ya" ucapnya.
"Enggak kok, gue gak ngerasa di repotin" jawabku enteng.
"Gue gak salah pilih temen, kalian semua itu baik dan selalu peduli dengan gue, dari awal kita berteman gue itu kayak ngerasa nyaman gitu bareng kalian semua, apapun masalah yang gue hadapi semua pasti selesai kalau ada kalian semua, kalian juga selalu ngelindungin gue" dia malah senyum-senyum sendiri.
"Emang gue baik" jawabku seadanya.
"Ya walaupun Lo selalu gangguin gue, Lo selalu ngejailin gue, tapi gue tau kok kalau elo itu orang baik, buktinya waktu gue di sakitin sama si Rio lo
berdiri paling depan buat belain gue" dia menatap wajahku dengan senyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments