Di tempat lain ketiga teman Andi dan sasa sudah mulai gelisah karena mereka belum juga kembali padahal mereka hanya ijin pipis sebentar.
"Kok mereka belum juga kembali ya, gue jadi kawatir nih" Heni merasa cemas.
"Mungkin sebentar lagi mereka kembali, kita tunggu saja disini" Gilang menenangkan teman-temannya.
"15 menit lagi kalau mereka belum juga kembali kita cari mereka sama-sama" Anton mengambil keputusan.
Mereka masih menunggu Andi dan Sasa di tempat terakhir mereka terpisah, dan berharap mereka akan cepat Kembali agar mereka bisa melanjutkan
perjalanan ke air terjun merah dan bisa bersenang-senang di sana sambil menghilangkan rasa lelah.
"Gimana nih, mereka belum juga kembali ke sini, gue makin kawatir jangan-jangan mereka nyasar atau gimana" Heni berdiri sambil celingukan melihat jalan yang tadi di lewati Sasa dan andi, tapi mereka belum juga terlihat.
"Apa kita cari aja mereka, kan mereka bilang gak jauh dari sini, atau mereka lupa jalan dan menunggu kita disana" mereka masih berdiskusi apakah harus mencari Andi dan Sasa.
"Tapi gimnana kalau kita mencari mereka malah mereka balik ke sini cari kita, muter terus dong" ucap Gilang sambil berdiri.
"Gak mungkin, kita udah nunggu sampai satu jam lebih tapi mereka belum juga kembali, pasti mereka
tersesat, gimana dong ini" Heni sambil menangis kawatir dengan keadaan temannya.
"Yaudah ayo kita cari mereka sama-sama, dan Lo hen, gak usah nangis kita pasti akan menemukan mereka, lagian mereka pasti gak jauh dari sini" ucap Gilang menenangkan heni yang sedang menangis.
Mereka pun beranjak dari tempat dimana mereka tadi menunggu Sasa dan Andi, dan mulai mencari kedua sahabat mereka, walaupun mereka juga bingung mau cari dimana.
Mereka terus berjalan menyusuri hutan tapi semakin jauh mereka masuk ke dalam hutan belum juga menemukan tanda-tanda keberadaan Sasa dan Andi, entah dimana mereka sekarang berada.
"Gimana nih, kita udah semakin jauh dan belum juga menemukan Andi dan Sasa, gue udah capek banget jalan terus" Heni tiba-tiba duduk karena merasa capek dan haus karena sudah dari tadi mereka berjalan jauh.
"Kita istirahat dulu aja disini" Gilang langsung duduk di samping Heni dan disusul oleh Anton.
"Laper juga nih, kita makan dulu gimana, ini juga udah siang dan kita belum makan dari tadi pagi" keluh Anton
"Kita masak disini aja, bentar gue siapin dulu peralatannya" jawab Gilang.
"Huhuhu" tiba-tiba Heni menangis sesenggulkan dan mengagetkan Gilang dan juga Anton.
"Kenapa Lo tiba-tiba nangis gitu, jangan bkin kawatir dong" Gilang mendekati Heni.
"Sasa dan Andi mereka tuh gak bawa logistik, gimana kalau mereka kelaparan kasian mereka, sampai sekarang kita belum juga bertemu mereka" Heni masih menangis dan menenggelamkan wajahnya.
"Abis makan kita langsung cari mereka lagi sampai ketemu" Gilang terus menghibur Heni karena takut kalau Heni akan semakin sedih dan malah memperburuk keadaan.
Mereka tidak sadar kalau dari tadi ada yang mengawasi mereka di balik rimbunnya pepohonan di gunung itu, sesuatu yang buruk mungkin sudah mengintai mereka tanpa mereka sadari.
Entah misteri apa yang tersimpan di dalam gunung ini, hingga banyak menelan korban jiwa, sayangnya mereka tidak pernah yang diucapkan oleh nek Ngah waktu itu.
"Udah Mateng nih, kita makan yuk, abis ini kita lanjut lagi cari Andi dan Sasa" Gilang telah selesai menyiap kan makanan.
"Gue gak mau malkan, pasti Sasa sekarang juga kelaparan" Heni tidak menerima makanan dari gilang karena masih memikirkan nasib kedua temannya yang entah kemana sekarang berada.
"Kita harus makan, kalau kita gak makan kita gak akan punya tenaga untuk mencari Andi dan Sasa, malah akan menyusahkan diri kita sendiri, Lo ngerti kan" Gilang memberikan heni pengertian.
"Ya udah,gue makan biar kita bisa cari sasa dan andi, maafin gue ya malah bikin kawatir kalian dan malah bikin susah terus" Heni meminta maaf kepada Gilang dan Anton karena dia terlalu khawatir dengan keadaan temannya.
Saat mereka asyik makan tilba-tiba seperti ada suara langkah kaki orang yang semakin mendekat.
"Seperti ada suara langkah kaki orang mendekat" ucap Anton sambil menajamkan pendengarannya.
"Iya ya, dari mana ya suaranya" Gilang menimpali ucapan Anton.
"Sepertinya dari arah sana" Jawab Anton sambil menunjuk ke arah yang depan.
Mereka merasa senang karena ada orang lain selain mereka di gunung ini, tapi semakin lama mereka menunggu belum juga melihat pendaki lain.
"Kok belum juga ada orang, padahal langkah kaki tadi deket banget dari sini" tanya Anton kebingungan.
"Ayo kita pergi dari sini sekarang" ucap Gilang sambil mengemas peralatannya.
"Kok malah pergi sih, itu ada suara langkah kaki, kita bisa minta tolong sama mereka buat cari sasa dan Andi" Heni tidak setuju dengan perkataan Gilang.
"Iya ada apa sih lang " tanya Anton penasaran.
"Udah pokoknya ayo kita pergi dari sini, disini gak aman" Gilang menarik tangan kedua temannya dan mereka akhirnya menurut saja dan mengikuti Gilang.
Dalam perjalanan Heni dan Anton masih bingung dan kepikiran dengan apa yang tadi terjadi, kenapa Gilang tiba-tiba mengajak mereka pergi padahal mereka baru saja selesai makan.
Karena merasa lelah Gilang pun berhenti dan diikuti kedua temannya yang juga merasakan hal yang sama.
"Gue masih penasaran tau, kenapa tadi Lo ngajak kita tiba-tiba pergi" tanya Abnton pada Gilang.
"Tadi gue lihat orang" ucap Gilang datar.
"Gila Lo, lihat orang malah pergi bukannya minta bantuan biar kita bisa cepat nemuin Andi dan Sasa" ucap Heni sambil ngos-ngosan karena capek.
"Tadi gue kira juga gitu, saat pertama gue lihat mereka gue pengen teriak minta tolong, tapi niat itu gue urungkan karena kayak ada yang aneh dari mereka" jawab gilang menjelaskan apa yang tadi dia lihat.
"Emang apanya yang aneh, yang penting kan itu manusia yang bisa nolong kita" ucap Heni memotong ucapan Gilang.
"Lo sih gak tau, gue kan belunm selesai bicara. Tadi saat gue mau manggil mereka gue kayak ngerasa ada yang aneh karena wajah mereka melihat ke depan terus tanpa berkedip. Kan aneh dan wajahnya pucet banget dan saat gue mengamati mereka, gue lihat kaki mereka gak nyentuh tanah, gue terus perhatiin dan akhirnya gue sadar kalau mereka memang bukan manusia" cerita Gilang panjang lebar.
"Yakin lo kaki mereka gak nyentuh tanah" tanya Anton sambil merasa mulai bergidik ngeri.
"Yakin gue, kan gue lihat mereka terus dan bener, mereka jalannya ngayang gitu, mana ada manusia jalannya gitu, mangkanya tadi gue ngajak kalian pergi" jelas Gilang ngos-ngosan karen masih capek dan shock atas apa yang di liat dengan mata kepala sendiri.
"Apa jangan-jangan mereka adalah penunggu gunung ini, atau dulunya mereka adalah pendaki tersesat". Heni bicara sambil sedikit ketakun.
"Hush jangan bicara yang aneh-aneh" jawab Anton yang masih shock mendengar cerita dari gilang tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments