Lanjutan...
"Apakah itu suara kakek" tanyaku pada suara itu.
"Iya cucuku, kakek hanya bisa membantu mu sedikit carilah mata air agar kau dan teman mu bisa bertahan" ucapnya lagi kepadaku.
"Terimakasih banyak kek atas bantuannya, kakek sudah banyak membantuku aku hanya bisa mengucapkan terimakasih" aku sangat senang karena mendapatkan petunjuk lagi dari kakek buyut ku.
"Ingat cucuku kamu harus lebih berbati-hati, mereka masih mencari mu jangan bersuara keras karena mereka bisa mendengar mu dan akan menangkap mu" kakek memberikan nasihat untuk ku.
"Baik kek, aku akan lebih berhati-hati" ucapku.
Aku langsung melanjutkan perjalanan dan menuju kearah yang sudah di beri tahu si kakek tadi, lelah memang aku rasakan tapi aku tidak boleh menyerah, alku harus menemukan teman-teman ku yang lain setelah ini, dan aku terus berjalan tapi di tengah
perjalanan aku di hadang oleh sosok kuntilanak yang tadi aku lihat.
"Hihihi" lagi-lagi dia mendengar kan tawa nya yang terdengar sangat menakutkan aku masih terpaku di
tempat, karena ini bukan pertama kalinya aku melihatnya jadi rasa takutku tidak sebesar tadi, tapi tetap masih ada rasa takut.
"Pergi kamu, jangan ganggu aku karena aku tidak pernah mnenggangguku" ucap ku pada sosok kuntilanak itu tapi malah di balas tawa olehnya.
"Aku menyukai mu wahai manusia, dan aku akan terus mengikuti mu,
"HIHIHI" dia masih tertawa cekikikan.
"Kita berbeda alam, jadi kamu jangan menggangguku dan jangan menyukai sesuatu yang tidak akan menjadi milik mu" aku menyuruhnya pergi agar aku bisa segera melanjutkan perjalanan agar cepat menemukan air untuk Heni.
"Aku akan terus mengikuti mu" wajahnya berubah marah.
Dia melayang mendekati ku dan terus mendekat sehingga aku mundur dan mulai menjauh dari nya, jarak kami semakin dekat, kakiku gemetar dan badan ku basah dengan keringat.
Aku berdoa sebisanya karena itu yang menyelamatkan aku tadi saat bertemu hantu ini, aku tidak menyerah begitu saja aku berusaha menguasai tubuh ku agar bisa bergerak dan lari dari sini, kuntilanak itu semakin mendekat tapi tubuhku belum juga bisa di gerakkan, dan aku masih terus berusaha.
Kini jarak kami hanya sejengkal bahkan aku bisa mencium bau busuk dari tubuh nya dan melihat jelas
wajahnya yang hancur tak berbentuk, kenapa dia bisa mengikuti aku sampai di sini.
Aku membaca ayat kursi dalam hati sambil memejamkan mata karena tidak kuat melihat wajah hantu ini.
"Allahuakbar" aku melafazkan nama Allah dan dalam sekejap kuntilanak itu terpental jauh.
"Aaaaa" teriak kuntilanak itu karena terpental jauh sampai tubuhnya tidak lagi terlihat oleh ku.
Aku melanjutkan perjalanan lagi karena merasa sudah aman dan mungkin hantu itu tidak akan mengikuti ku lagi semoga saja dia kapok.
Aku kembali berjalan baju ku sudah basah dengan keringat sangat lelah rasanya, tenggorokan ku berasa sangat kering karena kehausan, entah tempatnya masih jauh atau tidak, tapi rasanya tubuh ku sudah tidak kuat lagi, lemas sekali rasanya tapi aku harus tetap bertahan dan menahan rasa lelah.
"Ya Allah, kuatkan hamba mu ini agar aku bisa bertahan dan kuat menghadapi ini semua" aku berhenti sejenak karena sudah sangat lelah, lapar dan haus menjadi satu.
Aku tidak berhenti lama setelah lebih baik aku kembali melanjutkan perjalanan ku untuk mencari air, aku hanya berjalan lurus dan berharap segera menemukan sumber air.
"Itu ada sumber air, ya Allah terimakasih atas bimbingan mu sehingga aku bisa menemukan air karena aku sangat haus" aku langsung terduduk dan
segera mengisi botol dengan air sampai penuh.
Aku membasuh muka dan membersihkan badan ku rasanya sangat segar aku juga segera meminum air sampai kenyang agar bisa mnenambah tenaga ku, dan setelah selesai membersihkan diri aku langsung pergi ke gua dan pasti Heni sudah menunggu ku, jangan sampai dia khawatir dengan ku.
Aku segera pergi dari tempat ini dan kembali ke dalam hutan agar bisa memberikan air ini pada Heni, dalam perjalanan aku menemukan buah dan sepertinya buah itu bisa di makan jadi aku segera memanjat pohon itu dan mengambil buahnya, Heni juga pasti merasa kelaparan jadi aku mengambil banyak buah ini agar bisa di makan sampai besok.
Setelah mendapatkan banyak buah aku langsung turun dari pohon, tapi saat aku hendak turun aku melibat ke belakang dan ternyata di bawah sana ada para hantu pendaki, ternyata mereka mengendus keberadaan ku, aku membatalkan niat ku untuk turun dan bersembunyi di atas pohon, semoga mereka tidak melihat ku.
"Kemana dia" mereka celingukan mencari ku.
"Tadi aku seperti melihat manusia itu berjalan ke arah sini" jawab temannya.
"Tapi lihat, tidak ada apa-apa kalaupun tadi dia ke sini pasti dia masih terlihat dan masih ada di sekitar sini" mungkin itu leader mereka yang bicara karena saat aku perhatikan dia lah yang dari tadi memberikan arahan juga perintah untuk teman-temannya.
Aku masih terdiam dan terus memperhatikan mereka, tapi setelah menunggu lama mnereka belum juga pergi dari sini, mereka masih mencari ku di tempat ini karena salah satu dari kita tadi melihat ku.
"Ayo kita cari di sebelah sana, siapa tau dia balik ke sana" mereka pun pergi meninggalkan tempat ini.
Aku lega karena mereka sudah pergi, tapi aku belum berani turun takut mereka melihat ku, karena kalau sampai mereka melihat ku dan mengejar ku bukan aku saja yang ada dalam bahaya, tapi juga Heni dalam bahaya.
Setelah memastikan mereka sudah jauh aku langsung turun dari pohon ini dan berlari sambil membawa air, sedangkan buah tadi aku mencopot jaket ku dan aku pakai untuk membawa buah tadi.
Aku kembali berjalan menuju gua karena Usna pasti sudah khawatir karena alku cukup lama meninggalkan dia sendiri disana.
Akhirnya aku sampai di dalam gua dan segera menghampiri Heni yang sedang berbaring.
"hen, aku udah dapat air" aku membangunkan dia.
"Loh, kok badan kamu panas sih, kamu sakit ya" aku memegang kening nya.
"Badanku sakit semua Lang" keluhnya kepadaku.
"Ya Allah hen, kamu malah sakit, berdiri dulu ya ini aku bawa minum kamu minum obat dulu ya, untung aku bawa kotak P3K, kamu minum obat dulu ya" ucapku memberikan dia obat penurun panas.
"Terimakasih banyak Lang" dia terus berterimakasih kepada ku, padahal aku yang membuat mereka menjadi seperti ini.
"Kamu istirahat dulu biar enakan badannya" aku menyuruh Heni untuk tidur agar demamnya cepat turun.
Tidak lama heni langsung tertidur mungkin juga karena efek obat penurun panas yang dia minum, setelah memastikan heni sudah tertidur aku langsung merebahkan tubuh ku yang juga sudah sangat merasa lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments