Mereka berempat serempak melihat keluar mobil, dan betapa terkejutnya mereka karena pemandangan di sekitar sini sangat bagus dan asri, mereka lalu
membuka kaca mobil dan menghirup udara segar di luar.
"Gila, udaranya seger banget" Anton sangat kagum dengan desa ini.
"Benar, hawanya juga adem banget, gak kayak di kota panas" Sasa menimpali ucapan Anton.
"Wah, gak sia-sia juga kita jauh-jauh kesini, benar-benar menakjubkan pemandangannya" Heni sangat terpukau dengan apa yang dia lihat.
Desa yang ditinggali oleh neneknya Gilang bernama desa Cendana, desa ini memang sangat jauh dari keramaian karena tempatnya di pedalaman dan untuk sampai di desa ini harus melewati alas jati sekitar 5 meter dari jalan raya, desa ini juga di kelilingi oleh gunung-gunung yang sangat indah, lengkap sudah suasana indah di desa ini.
Desa ini dinamakan desa Cendana karena dahulu kala ada seorang putri raja yang bernama Cendana yang dimakamkan di desa ini, karena dia diusir dari kerajaan atas kesalahannya sendiri, sehingga dia menikah dengan salah satu pemuda di desa itu, hingga saat ini desa itu di kenal dengan desa Cendana.
"Masih berapa lama nyampe rumah nenek lo?" Tanya Heni tidak sabar.
"Itu di depan rumah paling pojok adalah rumah nenek gue" Gilang menjawab sumringah.
Akhirnya setelah melewati perjalanan yang melelahkan mereka sampai juga ke rumah nenek Gilang, tempat yang asing bagi mereka kecuali Gilang, tapi kesan keindahan yang mereka dapatkan di desa ini.
"Akhirnya kalian sampai juga, silahkan masuk" nenek Gilang mempersilahkan mereka masuk dan langsung memeluk cucunya yang sudah lama tidak bertemu.
"Perkenalkan saya nenek Angah, neneknya Gilang, kalian bisa panggil saya nek Ngah" lanjut nenek memperkenalkan diri.
"Ini teman-teman sekolah Gilang nek, ini Anton, Andi, Heni, dan juga Sasa" mereka menjabat tangan nek Ngah satu persatu dan memperkenalkan diri.
"Kalian istirahat dulu disini, nenek mau masak dulu, nanti kalau sudah matang nenek langsung panggil kalian dan kita bisa makan sama-sama" nenek langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Gilang dan teman-temannya.
Mereka sampai pada sore hari, dan langsung disambut oleh hawa dingin yang sangat menusuk karena desa ini memang berada di dekat gunung.
Mereka langsung istirahat merebahkan diri di kamar
masing-masing, ada dua kamar yang mereka tempati, satu kamar untuk para cowok dan satu kamar untuk cewek.
"Sa, mandi yuk badan ku udah lengket semua nih, udah bener-bener gak betah" Heni merasa badannya
sangat lengket.
"Yaudah ayok, aku juga mau mandi"
jawab Sasa.
"Kita ke kamar para cowok aja, nanya si Gilang dimana kamar mandinya, kalau mau nanya si nenek aku masih sungkan" kata Heni.
Akhirnya mereka mandi walaupun terpaksa, karena tidak ada kamar mandi dalam di rumah ini, mereka harus ke sungai untuk mandi, jarak sungai dan rumah nek Ngah memang tidak jauh, tapi sangat merepotkan sekali untuk mereka yang sudah terbiasa mandi di rumah.
"Gimana Lang, kapan kita berangkat ke air terjun itu" Sasa yang sudah tidak sabar ingin melihat air terjun yang Gilang bilang masih sangat asri dan jarang di jamah manusia.
"Besok pagi kita berangkat, tapi gue nanya nenek dulu, soalnya gue sendiri belum pernah kesana" kata Gilang sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
"Gimana sih lo, kita kira lo udah pernah kesana mangkanya Lo ngajak kita kesini" Andi mulai emosi.
"Gue memang belum pernah kesana, tapi air terjun itu sudah sangat terkenal di desa ini" kata Gilang.
"Emang dimana tempat air terjun itu, jauh gak dari sini" tanya sasa mulai penasaran.
"Nah, itu dia yang jadi tantangan buat kita, air terjun itu ada di atas gunung itu, kita bisa mendaki gunung dan menikmati air terjun itu" Gilang menjelaskan kepada teman-teman nya.
"Wah, seru tuh udah lama kita gak naik gunung" Anton antusias.
Mereka berlima adalah anggota pecinta alam di sekolahnya, jadi naik gunung sudah biasa bagi mereka, mereka adalah anak-anak muda yang ingin tau banyak hal dan suka merasa tertantang untuk melakukan hal baru yang belum pernah mereka lakukan.
"Gak sia-sia kita kesini, pasti kita dapat mengalaman baru, dan pastinya di gunung itu jarang sekali ada orang yang mendaki karena tempatnya yang terpencil dan daeralhnya yang tidak terkenal seperti gunung-gunung yang pernah kita taklukkan" Andi terlihat sangat bersemangat karena tau akan mendapatkan pengalaman baru.
"Oke, besok kita berangkat dan aku akan memberitahu nenek biar kita juga bisa bawa bekal kesana" Gilang juga sama dengan teman-temannya dia sudah tidak sabar menunggu hari esok.
Selesai mandi, mereka kembali ke rumah nenek, dan setelah mereka kembali ternyata masakan nenek sudah matang, dan mereka tersenyum bahagia karena memang mereka sudah sangat lapar.
"Makanlah yang banyak, pasti kalian lapar" ucap nek Ngah yang di balas anggukan oleh Gilang dan teman-temannya.
"Pasti nek, kita memang sangat lapar" jawab Gilang sambil tersenyum.
Mereka makan dengan lahapnya karena masakan nek Ngah memang sangat enak dan khas masakan desa yang jarang sekali mereka temui di kota.
Selesai makan Gilang berfikir kalau dia ingin memberitahu neneknya kalau dia dan keempat temannya ingin ke air terjun yang ada di gunung dekat dengan rumah neneknya.
"Nek, Gilang mau ngomong" gilang sambil menatap teman-temannya yang di balas anggukan tanda mereka setuju Gilang ijin ke neneknya.
"Ada apa nak, ngomong saja" wajah nenek terlihat menenangkan.
"Besok Gilang dan teman-teman ingin pergi ke air terjun di atas gunung itu, kita pengen tau keindahan air terjun itu" Gilang menatap neneknya berharap mendapat jawaban yang dia inginkan.
"Apa, kamu mau ke air terjun merah, mau ngapain kamu, kamu tau tidak warga desa sini tidak ada yang berani untuk kesana, apalagi kamu dan teman-temanmu anak baru kemarin. Jangan coba-coba kesana kalau kalian masih mau selamat, ingat itu" ucap nenek tegas dan penuh penekanan.
"Tapi kenapa nek, ada apa dengan air terjun itu, dan apa kata nenek tadi, air terjun merah, jadi air terjun itu namanya air terjun merah?" Gilang terlihat kaget mendengar apa yang dikatakan oleh neneknya.
"Iya, air terjun itu namanya air terjun merah, disana adalah tempat yang sangat berbahaya, banyak orang yang tidak kembali setelah kesana, banyak yang tersesat di gunung itu, dan ada pula yang tenggelam di air terjun itu, pokoknya tempat itu sangat berbahaya, sudah banyak memakan korban" nenek menjelaskan dengan panjang lebar tapi mereka tetaplah anak muda yang memiliki rasa ingin tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments