Puberty: Deketin Cewek Jutek Itu
~
Kukira kita asam dan garam
Dan kita bertemu di belanga
Kisah yang ternyata tak
seindah itu
Kukira kita akan bersama
∞
Sudah coba berbagai cara
Agar kita tetap bersama
Yang tersisa dari kisah ini
Hanya kau takut kuhilang
~
Tara Aditya, laki-laki yang memiliki bentuk mata bulat dan senyuman lebar, visualnya menawan bak pangeran dari Negeri gingseng. Dia vokalis utama dari band kafe yang beranggotakan dirinya dan empat teman dari kelompok anak komplek perumahan, juga satu sahabat karibnya. Band kafe ini beranggotakan enam laki-laki muda dengan rentang usia yang tidak cukup jauh, hanya berbeda satu tahun saja, tetapi pertemanan yang terjalin cukup baik dan tidak ada kata senioritas di dalamnya sejauh ini.
Tara Aditya, sekali lagi, laki-laki yang memiliki bentuk mata bulat, senyuman lebar, dan suara merdu ini sudah menjatuhkan valensi psikologi terhadap seorang gadis berdarah dingin, irit bicara, dan tentunya cantik di matanya. Mata adalah jendela hati, makanya Tara dibuat jatuh hati—lebih tepatnya jatuh cinta—oleh senyuman menawan, tawa merdu, dan teriakan nyalang gadis itu. Tara Aditya menjatuhkan hatinya kepada gadis itu untuk kali pertamanya. Sebut saja gadis itu adalah cinta pertama seorang Tara Aditya.
Ya, anggap saja seperti itu biar lebih mudah.
Rasanya selalu ada kupu-kupu yang beterbangan di perutnya kala melihat gadis itu tersenyum ramah, meskipun bukan tertuju untuk Tara, tidak apa-apa. Asalkan Tara bisa melihat gadis itu tersenyum, tertawa, dan mendengar suara imutnya kala berbicara, itu sudah cukup bagi Tara. Rasa itu … ah, jatuh cinta itu seperti inikah rasanya?
Oh, inikah cinta? Cinta pada pandang pertama yang sering dinyayikan orang dewasa.
Namun sayang, sepertinya Tara harus mundur bahkan sebelum ia memulai langkah maju ke arah gadis itu.
Tara harus menerima kenyataan jika gadis itu tidak pernah dekat dengan siapa pun di sekolah, tetapi dia sangat lengket dengan satu orang. Perlu Tara beritahukan tentang gadis itu: dia selalu dijauhi dan dibiarkan bersendirian di sekolah. Hal itu membuat Tara ingin sekali melancarkan satu langkah maju ke arah gadis itu saat si empu selalu duduk sendirian sambil menuduk menatap lembar buku yang entah apa isinya.
Tara selalu ingin, tetapi bolehkah Tara mengatakan apabila ia iri terhadap seseorang yang bahkan tidak mengenalnya itu? Tentunya Fanya. Tara iri kepada orang yang berani mecuri langkahnya ke arah Fanya.
Tara iri, tentu saja ia mesti iri sebab ia merasa kalah saing. Akan tetapi, kata Mama, “Dek, kamu itu masih kecil. Masa udah cinta-cintaan? Kebanyakan lihat FTV sama sinetron yang sering kakak tonton, ya? Makanya jadi begini, haduh. Papa, ini anaknya udah tau cinta-cintaan, nih! Cinta monyet, Pa.”
Cinta monyet, ya?
Baiklah, Tara tunjukkan mengapa ia iri. Gadis yang disukainya itu benar-benar tidak kedapatan dekat dengan siapa pun, kecuali dengan orang itu. Ironinya, orang itu ialah temannya sendiri. Ingat: teman Tara sendiri.
Orang itu—tentu saja laki-laki—bernama Revano Aji Pratama, dan Tara Aditya iri kepada Revano yang mudah sekali dekat dengan gadis itu. Revano benar-benar telah membuat Tara iri setengah mati dengan mudah berbicara santai kepada gadis yang disukainya, padahal gadis itu tidak mudah dekat dengan siapa pun.
Tara pernah bertanya kepada Revano: “Vano, lo suka sama Fanya Fransiska?”
Kemudian, laki-laki yang memiliki hidung bangir itu menjawab, “Dih, najis! Vano cuman kasihan aja dia nggak pernah ada yang mau temenin, ya. Inget, dia itukan selalu sendirian. Kasian aja. Jadi, Vano gangguin biar dia ada temennya. Vano baik, kan?”
Dan kini, Tara Aditya tersenyum mengingat ucapan laki-laki itu saat usia mereka masih muda dan polos. Terkadang anak-anak itu akan mengatakan hal jujur tentang apa pun itu, kan?
Ya, Tara Aditya tengah mengingat momen tak terlupakan dari empat tahun lalu mengenai cinta monyetnya, mengenai rasa iri kepada teman karibnya sendiri, dan mengenai perasaan membuncah yang menghadirkan ribuan kupu-kupu di perutnya.
“Vano nggak pernah suka sama lo, Fanya. Ini semua gara-gara gua yang nggak berani bilang ke lo kalo selama ini gua suka sama lo. Vano juga terpaksa ikut taruhan gila itu cuman buat nguji keberanian gua. Ini semua dimulai dari gua, maka gua yang bakalan akhiri ini dengan membuat lo mengetahui hal yang sebenarnya.”
Tara curhat kepada kawannya, Bams, mengenai gadis jutek yang disukainya yang malah dekat dengan sahabatnya sendiri. Kemudian Bams, Hendra, Kaisar dan Surya menyarankan Tara untuk melayangkan taruhan kepada Revano. Jelas Tara tidak terima, sebab yang menyukai gadis itu hanya dirinya, Revano tidak pernah menyukai gadis itu.
Sebuah percakapan dalam ruang grup pesan hari itu benar-benar membawakan kabar yang sangat mengejutkan bagi Tara dan Revano. Tara akui ketika Tara melihat sang pujaan hati di toko buku megah di Bandung telah membuat gejolak membara yang aneh setelahnya. Padahal Tara tidak bertegur sapa dengan si dia, tetapi sensasi membaranya begitu terasa sampai dia menceritakannya kepada Bams. Sejenak, Tara dilanda kedamaian.
Namun, hal yang selanjutnya terjadi adalah sebuah petaka bagi Tara Aditya.
Band TXT [amin] (6)
Dwi Hendra R. : Kalau beneran niat bikin band, sementara kita aja nggak punya vokalis tetap. Kumaha jadinya ini baraya?
V. Kaisar Hermawan : Kayak band enam hari dong, mereka punya posisi tetap walaupun sebenernya mereka multitalenan
Ranggana A. Surya :Emang ada band enam hari?
Dwi Hendra R. : Day6 yang debut tahun kapan dah. Mereka sempet jadi perbincangan baik di twit cewek-cewek karena penampilan mereka pas konser di Jakarta kemaren
Dwi Hendra R. :Jadi, gimana? Mau nggak konsepnya kek band enam hari?
Bhrams Jovaniel: Ayo, ikut tantangan! Siapa yang menang bakalan jadi vokalis utama band TXT.
Ranggana A. Surya : Aing gamau jadi vokalis utama, basist atau vokal biasa aing mau
V. Kaisar Hermawan : Awas aja kalo ada yang mau nyalip gua jadi drummer!
Revano Aji P.: Ayo, siapa takut? @Bhrams Jovaniel
Dwi Hendra R.: Tantangan apa nih? @Bhrams Jovaniel
Tara Aditya: Bang, lo yakin? @Bhrams Jovaniel
Ranggana A. Surya : Geng kita ini udah sering diundang di kafe-kafe, sekalian aja kita resmikan geng ini jadi band.
Bhrams Jovaniel : Tantangannya adalah … siapa yang berhasil PDKT dan bikin cewek terjutek dari SMP Margayu jatuh cinta sama dia, dia yang jadi vokalis utama. Gua bertaruh seharga manggung kita terakhir kali.
V. Kaisar Hermawan : Kalo kalah?
Bhrams Jovaniel : Nggak gimana-gimana, tetap jadi bagian dari TXT. Cuman … kalo kalah, dia harus bayar seharga taruhan.
Ranggana A. Surya : Anjir itu nyampe enam digit!
Dwi Hendra R. : Yaps! Gua gamau ikut, bisa rugi bandar
Revano Aji P. : Hm, boleh juga.
Bhrams Jovaniel : Kalo gitu, Vano jadi orang pertama yang harus bikin Fanya Fransiska jatuh cinta.
Revano Aji P. : Apa? Fanya … Fanya Fransiska yang jutek?
Tara Aditya : Bang!
Dwi Hendra R. : Gua semakin nggak mau ikutan.
Ranggana A. Surya : Gua juga nggak.
V. Kaisar Hermawan : Gua apalagi, nggak mau gua!
Bhrams Jovaniel : Gimana, Van?
Revano Aji P. : Menarik, gua deket sama dia. Urusan bikin dia jatuh cinta mah gampang, tapi gua khawatir Bunda bakalan marah.
V. Kaisar Hermawan : Nyerah sebelum mulai nih?
Bhrams Jovaniel : Karena Hendra, Surya, dan Kaisar nggak ikut, gua, lo, sama Tara yang bakal ikut. Kalau lo menang, lo dapat 642 ribu dari gua dan Tara. Begitu juga sebaliknya.
Tara Aditya : Bang, gua
V. Kaisar Hermawan : Tara, lo udah jadi vokalis TXT berapa kali? Harusnya lo jangan bikin posisi lo direbut dong!
Revano Aji P. : Oke, gua terima taruhannya dan gua bakalan menang.
Tara Aditya: Gua … terima taruhannya, dan gua pastikan gua yang menang.
Sejujurnya, Tara Aditya ini bukanlah pemeran utama.
Lho, terus siapa?
Lanjut baca, yuk?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
jangan lupa mampir di karyaku juga ya dan beri dukungannya. sekalian boleh minta folback nya agar bisa berteman
2023-03-19
1
alterna.nas
Terima kasih. Semangat juga untuk kakak!
2023-02-25
0
rinasti
Semangat Kak.. 👍
2023-02-25
1