10. Taruhan Seharga Manggung

Setidaknya dia sudah berusaha semampunya. Ah, siapa yang akan menyangka kalau hal-hal gila yang terlontar dari bercandaan anak remaja itu malah menjadi semangat untuk pembuktian sesuatu. Sudahlah, kalimat di paragraf ini sedikit ngawur untuk mengawali perkenalan seorang laki-laki lampai, bermata sipit, miliki tahi lalat di bawah bibirnya, keren, dan seorang anak band.

Revano Aji Pratama namanya. Dialah pemeran utama laki-laki sesungguhnya setelah beberapa perkenalan tokoh yang sialnya cocok juga menjadi pemeran utama dalam kisah ini. Baiklah. Jadi, Revano itu seperti apa?

Dia tersenyum miring. Tatapan mata polosnya itu menatap seseorang yang duduk di samping Revano. “Van, lu yakin mau lanjut taruhan kita?”

Yang ditanya melepaskan tatapannya dari benda pipih canggih di tangannya. “Kenapa tiba-tiba tanya begitu, Bang?”

“Ya, tanya aja … siapa tau lu berubah pikiran karena yang menjadi target taruhan kita itu temen lu,” jawabnya dengan senyuman miring.

Revano menghela napas. Mata sipitnya menatap lurus ke arah mata lawan bicaranya. “Kalo lu tanya kayak gitu, yang ragu bukan gua, tapi lu sendiri, Bang.”

Sedangkan itu, teman Revano yang duduk di sampingnya diam-diam tersenyum puas. Dia menunjukkan kepuasannya kepada lawan bicara Revano. Perkenalkan, lawan bicara Revano adalah kakak tingkat mereka, namanya Bams.

Bams terkekeh. “Lu itu udah pinter, keren, femes, anak band pula. Sangat disayangkan kalau misalnya lu berhasil dalam taruhan ini namun lu malah dapetin cewek minus etika itu, sedangkan lu berhak dapetin cewek yang better dari target kita.”

Revano menaikkan sebelah alisnya. “Gua setuju karena taruhannya memperebutkan posisi vokalis utama, Bang. Bukan yang lain. Urusan cewek, gua nggak ambil pusing. Setelah dapetin apa yang gua mau, gua bisa tinggalin dia, mudah.”

“Walau sebenernya gua nggak mau lagi lakuin itu. Yang menjadi target taruhannya si Aya, loh. Masa aing lagi yang nyakitin dia? Kali-kali dia kek yang nyakitin gua biar impas. Kalo dia nangis karena gua lagi, bisa-bisa Bunda Fisy hapus nama gua di kartu keluarga.” Menggumam di dalam hati setelah berhasil meyakinkan sekawannya.

Bams mengangguk, matanya menatap teman dari Revano dengan lamat. “Gimana, Dit?”

Tara Aditya. Dia melirik ke arah Revano yang ada di sampingnya. “Gimana apanya, Bang?” Menjawab dengan nada sewot.

Mereka berada di kafe yang biasa menjadi tempat nongkrong bersama sekaligus manggung. Kafe satu ini ialah tempat yang sama di mana Hanalya berhadapan untuk kedua kalinya dengan Revano si iseng keempat belas itu.

Tiba-tiba dia datang dan nimbrung bersama tiga temannya. Ternyata sedari tadi dia menyimak perbincangan ketiga temannya dari kursi yang tidak jauh dari tempat ketiganya berbincang.

“Lu mau posisi lu digantiin sama Vano, ya?” tanya Hendra. “Atau lu mau mundur dari taruhan ini secara suka rela? Yang menang dapet cewek dan cuan seharga manggung loh, Dit.”

Baiklah, mari kembali ke topik utama. Jadi, Revano adalah anak remaja femes berkat posisinya sebagai anggota band kafe bernama TXT. Anggota TXT ini beranggotakan dirinya, Tara atau biasa disapa Adit, Bams, Hendra, Surya, dan Kaisar. Mereka adalah geng yang berkecimpung juga dalam dunia musik, lebih aktif covering lagu-lagu yang mana biasa diperdengarkan oleh khalayak umum. Namun, bukan penjelasan mengenai geng TXT yang akan dibahas pada bagian ini. Paragraf satu ini terlalu menonjolkan siapakah gengnya Revano.

Jadi, Revano adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Hangat disapa Kaka dibandingkan dengan nama aslinya sendiri. Akan tetapi, Revano juga suka disapa Vano, Revan. Sapa saja dia dengan Revano biar tidak bingung. Namun, jangan bingung juga kalau sewaktu-waktu Revano disapa dengan nama selain nama aslinya.

Revano itu hobi sekali menyanyi. Itulah kenapa dia bergabung bersama Tara Aditya ke dalam geng TXT yang suka nyanyi-nyanyi nggak jelas awalnya, tetapi makin kesini makin kesana, akhirnya mereka menyanyi di beberapa kafe sekitaran Braga dan sempat ditawari manggung juga dalam kafe yang ada di luar Bandung. Nah, kan, jadi bahas gengnya terus.

Revano itu memang suka usil, tetapi ketika sudah lakukan keusilannya, Revano meminta maaf dan bakalan bujuk korban keusilannya itu dengan menunjukkan Armies, hewan peliharaan Revano; seekor hamster yang dia jaga dan rawat seperti anak sendiri. Namun sayangnya, Armies sudah berpulang kepada sang Pemilik sebulan yang lalu.

Selain akan memamerkan keimutan Armies, dia juga akan mengajak korban keusilannya jajan. Jajan apa aja asalkan jangan barang mahal, disarankan membeli makanan atau minuman. Revano sih biasanya mendesak untuk membelikan menu McD yang lagi diskon; beli satu dapat satu ples dapetin mainan. Maksa banget dia kalau ada diskonan macam gitu di McD.

Cowok satu ini tingginya baru 174 senti. Menurut prediksi Surya, Revano akan mencapai tinggi badan sampai 179 senti beberapa tahun mendatang. Tiang banget doi satu ini. Oleh karena tinggi badan, Revano sering dikira anak kuliahan namun tidak apa. Revano kuat. Revano tegar menerima tanggapan tidak terduga seperti itu berkat postur tubuh dia yang tidak biasa untuk anak seusianya.

Revano itu lahir dan besar bersama keluarganya: Bunda Frisly, Ayah Aldo, dan Kang Fasya, serta satu saudaranya lain. Akan tetapi, ketika dia baru aja lulus SD, doi harus tinggal bareng tante dari pihak ayahnya. Alasannya? Revano harus menemani sepupunya yang berhak dapatkan dukungan dari orang terdekat.

Informasi tambahan: sepupu Revano ini seusia dengannya. Hanya saja, sepupunya ini—keluarganya sedang diterjang badai, sayangnya nggak bisa dijelaskan sekarang—tidak pernah mau terbuka dan mudah nyaman dengan siapa saja setelah kejadian itu, sehingga Revano ditunjuk untuk menemani dan menjadi sandaran bagi sepupunya.

Segala hal tentang Revano kali ini terkesan berbeda sekali dengan apa yang ditunjukan di awal, ya?

Ya, inilah seorang Revano Aji Pratama. Dia itu usil, menyebalkan, tetapi dia juga manja dan penuh perhatian. Hanya saja, Revano tidak suka mengumbar hal-hal berbau privasi—yang mana untuk konsumsi orang terdekat aja—untuk ditunjukkan kepada penggemar dan orang-orang yang mengenalnya melalui kabar bahwa dia itu keren. Toh, memang benar jika Revano itu keren.

Nah, kali ini Revano dihadapkan lagi dengan perbincangan macam ini. Tantangan memperebutkan posisi vokalis utama band TXT judulnya.

Apa yang mereka jadikan ajang tantangan? Posisi sebagai vokalis utama permanen. Baik.

Cukup edan, tetapi yang lebih edan lagi adalah tantangannya. Uang seharga manggung band TXT. Taruhan yang cukup di luar nalar. Ilegal pula.

Selain bakalan memperebutkan posisi sebagai vokalis utama, dan mendapatkan uang seharga manggung band anak sekolahan yang tidak lebih dari enam digit, mereka—lebih tepatnya diperuntukkan bagi Revano dan Tara—harus bisa pendekatan dengan seseorang. Tentunya seorang perempuan. Kabarnya anak femes juga, dari sekolah sebelah. Dan orangnya bernama Fanya Fransiska, yang femes karena sifatnya cukup mencerminkan kulkas tujuh pintu, sombong, tapi anak berprestasi.

Dia mengacak rambutnya dengan kesal. Selepas membebaskan diri dari teman-temannya, Tara merenungkan segalanya di tempat ini. Di pinggiran jalan yang mana ada kursi besi untuk wisatawan atau pejalan kaki yang melewati jalanan Braga ini.

“Kalau taruhan gila Bang Bams ini tetep berlanjut,” gumamnya seketika terhenti. Teringat ucapan Bams tentang rencana taruhan ini.

Bams bilang seperti ini: “Gua bakalan jadi rintangan buat usaha yang Vano kerahkan untuk bisa PDKT-an sama rival abadi dia. Ide gila yang lu protes ini demi kebaikan lu juga, Dit. Emangnya lu mau terus mendem perasaan suka itu sampai akhirnya tuh cewek malah jadian sama orang lain? Harusnya lu berjuang. Nah, gua bantuin deh supaya lu berjuang. Siap-siap saingan sama sahabat lu sendiri, dah!”

“Sialan!” geram. Tara makin kesal kala mendengar alasan di balik taruhan gila yang Bams ajukan beberapa minggu lalu di saat band TXT disuruh pilih vokalis utama untuk kebutuhan manggung.

Bisa saja Tara mengajukan dirinya, tapi ada Revano juga yang lebih vokal daripada dirinya. Selain itu, ada Bams dan Kaisar juga yang lebih cocok sebagai vokalis. Hanya saja, mereka enggan menjadi vokalis utama sebab banyak hal.

Revano keluar dan mencari keberadaan Tara yang malah menyelonong pergi begitu saja ketika mereka tengah serius membahas formasi manggung untuk hari ini dan seterusnya. Kabarnya, Kaisar berhalangan hadir sebab dia harus pergi bersama keluarganya selama satu bulan mendatang. Mereka tengah fokus untuk mengisi kekosongan posisi Kaisar yang mana mengisi posisi drummer dalam band ini.

Revano tersenyum kala mendapati keberadaan Tara yang tengah panas-panasan, tapi berteduh juga di samping tanaman yang ada di tepi trek pejalan kaki. Berjalan mendekati Tara adalah tujuannya.

“Dit, lo kenapa sih? Lo takut, ya, kalo gua beberin rahasia lo sama si Aya? Semenjak taruhan dimulai, dan nentuin target tantangannya, lo aneh.”

Tara mendelik tajam. Mata yang bulan dan lebar itu menatap ke arah Revano yang kini sudah duduk di sampingnya. “Gua nggak suka. Kalian bikin taruhan bodoh banget dengan pake cewek sebagai targetnya. Kalian pikir cewek itu mainan? Mereka juga manusia kayak kita para cowok. Pikirin perasaan cewek itu kalo semisal dia tau bahwa dia dijadiin target taruhan! Pikirin juga kalo cewek itu adalah ibu lu atau saudara perempuan lu.”

A/n:

Woah, woah, woah!

Gimana nih?

Sebenernya Tara harus seneng atau sebaliknya?

Terima kasih, semoga kakak suka, sehingga berkenan dukung Nanas dan karyanya ini.

Semangat untuk kita semua!

Episodes
1 Awalan
2 01. Ramalan Dilan
3 02. Bukan Kebetulan
4 03. Tahap Pertama
5 04. Perkara Remeh
6 05. Peringatan
7 06. Firasat si Bule
8 07. Anak Pubertas
9 08. Bersekongkol Membuat si Jutek Kesal
10 09. Kakak vs Adek
11 10. Taruhan Seharga Manggung
12 FYI: Tentang Puberty
13 11. Kok Dia Berubah?
14 12. Kemungkinan Karena Hal Ini
15 13. Kesimpulan
16 14. Jangan Lagi, Van
17 15. Kita Hadapi Sama-Sama
18 16. BBM, Misyu, dan Flashdisk
19 17. Oke, Google … Kenapa Aya Berubah?
20 18. Raja dan Ratu vs Gosip
21 19. Undangan Si Kembar
22 20. Nggak Sengaja Nguping
23 21. Triple Kill For Revano
24 22. Aku Nggak Benci Dia
25 23. Was She All I Need?
26 24. Dulu Kita Sahabat
27 25. Bersimpuh
28 26. Retaknya Relasi Yang Bersembunyi
29 27. Pengakuan
30 28. Direspon = Lampu Hijau?
31 Message 4U
32 29. Salah Kirim
33 30. Dari Zero Person
34 31. Baik, Mari Akhiri Ini ....
35 32. Jika Aku Bisa ....
36 33. Hal Yang Tidak Diketahui
37 34. Has Revealed
38 35. Dilabrak
39 36. Di Mana si Aya? Pt.1
40 37. Hugs
41 38. Bener Apa Bener?
42 39. Berita Buruk Untuk Anak
43 40. Setelah Itu ….
44 41. Dibagi Rapor
45 42 Kencan
46 43. Unmyeong Cheoreom
47 44. Seseorang Yang Spesial
48 45. Menghilangnya Zero Person
49 46. Kabar Buruk
50 47. Rencana Yang Gagal
51 48. Minat
52 49. Tantangan Baru
53 50. Rumor Buatan si Bule
54 51. Di Mana si Aya? Pt.2
55 52. Aya Benar-Benar Hilang!
56 53. Pedebatan Hebat
57 54. Kejutan!
58 55. Ada Apa Ini?
59 56. Penangkapan!
60 57. The Last Thing He Wants
61 58. Selesai
62 59. Kembali Pada Rutinitas
63 60. Dia Kembali
64 61. Black Note
65 62. Kembalinya si Dia [Selesai]
66 Apa, ya?
67 Mohon Maaf, Ada Sedikit Kabar
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Awalan
2
01. Ramalan Dilan
3
02. Bukan Kebetulan
4
03. Tahap Pertama
5
04. Perkara Remeh
6
05. Peringatan
7
06. Firasat si Bule
8
07. Anak Pubertas
9
08. Bersekongkol Membuat si Jutek Kesal
10
09. Kakak vs Adek
11
10. Taruhan Seharga Manggung
12
FYI: Tentang Puberty
13
11. Kok Dia Berubah?
14
12. Kemungkinan Karena Hal Ini
15
13. Kesimpulan
16
14. Jangan Lagi, Van
17
15. Kita Hadapi Sama-Sama
18
16. BBM, Misyu, dan Flashdisk
19
17. Oke, Google … Kenapa Aya Berubah?
20
18. Raja dan Ratu vs Gosip
21
19. Undangan Si Kembar
22
20. Nggak Sengaja Nguping
23
21. Triple Kill For Revano
24
22. Aku Nggak Benci Dia
25
23. Was She All I Need?
26
24. Dulu Kita Sahabat
27
25. Bersimpuh
28
26. Retaknya Relasi Yang Bersembunyi
29
27. Pengakuan
30
28. Direspon = Lampu Hijau?
31
Message 4U
32
29. Salah Kirim
33
30. Dari Zero Person
34
31. Baik, Mari Akhiri Ini ....
35
32. Jika Aku Bisa ....
36
33. Hal Yang Tidak Diketahui
37
34. Has Revealed
38
35. Dilabrak
39
36. Di Mana si Aya? Pt.1
40
37. Hugs
41
38. Bener Apa Bener?
42
39. Berita Buruk Untuk Anak
43
40. Setelah Itu ….
44
41. Dibagi Rapor
45
42 Kencan
46
43. Unmyeong Cheoreom
47
44. Seseorang Yang Spesial
48
45. Menghilangnya Zero Person
49
46. Kabar Buruk
50
47. Rencana Yang Gagal
51
48. Minat
52
49. Tantangan Baru
53
50. Rumor Buatan si Bule
54
51. Di Mana si Aya? Pt.2
55
52. Aya Benar-Benar Hilang!
56
53. Pedebatan Hebat
57
54. Kejutan!
58
55. Ada Apa Ini?
59
56. Penangkapan!
60
57. The Last Thing He Wants
61
58. Selesai
62
59. Kembali Pada Rutinitas
63
60. Dia Kembali
64
61. Black Note
65
62. Kembalinya si Dia [Selesai]
66
Apa, ya?
67
Mohon Maaf, Ada Sedikit Kabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!