Dikeroyok Perampok

Lay Calandra merasa dunia berputar semakin cepat saat, dan mendadak merasakan keramaian yang hebat. Suaranya tercekat dan pandangannya kabur. Dia merasakan tubuhnya melayang dan ketakutan yang luar biasa menyergap dirinya. Namun, sebelum kehilangan kesadaran, Lay berhasil mengeluarkan satu nama terakhir dari mulutnya, "Armaro..."

Tak lama kemudian, Lay dibangunkan dari pingsannya oleh suara-suara kasar dan ancaman dari sekelompok orang yang tidak dikenalinya. Dia tersadar bahwa dia sedang dikelilingi oleh perampok dan pemuda-pemuda berandalan yang mencoba memperkosanya.

"Hahaha... ayo bangun, jangan pingsan!"

"Ck, Aku tidak suka bermain-main dengan wanita yang tidur."

"Apa enaknya bermain sendiri, tanpa melihat erangan dan makian dari mulutnya yang akan terdengar seksi?"

"Lalu bagaimana? Dia itu pingsan, bukannya tidur! Apa kalian semua bodoh?!"

Mereka berlima justru berselisih pendapat, mengenai keadaannya Lay yang tidak bergerak dengan mata terpejam.

Tapi lelaki yang lebih gemuk, mencoba untuk mendekat dan menepuk-nepuk pipi Lay. Sayangnya, dia justru merasakan kulit yang halus dari pipi tersebut, membuatnya terus membelai pipi Lay.

"Hai, apa yang Kamu lakukan?" tanya salah satu pemuda.

Dia halus pipinya," jawab laki-laki gemuk.

Akhirnya mereka semua justru mendekat ke tempat Lay terbaring, setelah mendengar jawaban dari si gemuk. Mereka juga merasa penasaran dan ingin tahu, jika apa yang dikatakan si gemuk bener adanya.

"Wah, ternyata dari dekat dia memang lebih cantik dan menggairahkan."

"Udahlah, kita hajar saja sekarang. Bagaimana?" tanya salah satu dari mereka, yang tidak sabar ingin segera menikmati keindahan tubuh Lay.

Cup

"Hemmm..."

Satu dari mereka justru sudah mencium bibir Lay dengan cepat dan singkat, untuk mencicipi sebelum teman-temannya ikut.

Akhirnya mereka justru maju bersama. Ada yang memegang tangan, kaki dan berusaha membuka celana Lay. Sedangkan yang lain merobek baju bagian atas.

Keadaan Lay sudah setelah polos, memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang sudah sangat menarik untuk dilihat dan di jamah oleh mereka-mereka. Bahkan satu dari pemuda tadi, sudah memegangi bukit kembar yang nampak sempurna di mata mereka yang sudah dikuasai oleh nafsu.

Dalam keadaan yang lemah dan tidak berdaya, Lay akhirnya sadar. Dia mencoba berjuang melawan para laki-laki tersebut, namun sayangnya dia sangat lemah dan kehilangan kekuatannya dengan cepat.

Lay hampir putus asa ketika dia merasakan tangan-tangan mereka menggerayangi tubuhnya, dan bibir mereka juga dengan ganas menciumnya.

"Lepas... tidak!"

Lay terus berteriak meminta untuk dilepaskan, dengan tenaganya yang semakin melemah. Tapi mereka semua tidak peduli jelaskan semakin brutal.

Dalam keadaan seperti ini, Lay tidak bisa melakukan apa-apa.

'*Apakah ini akhir dari kehidupanku?'

'Kenapa setragis ini kisah hidup yang Aku miliki*?' Batin Lay terus bertanya-tanya.

Akhirnya Lay kembali menyebutkan nama, "Armaro Baruto." Sebelum akhirnya dia kembali pingsan.

Lay sendiri tidak yakin, apakah sosok hitam misterius itu akan datang untuk menyelamatkannya. Tapi dia tahu bahwa dia harus mencoba, karena tidak ada lagi harapan lain yang bisa membuat dirinya terlepas dari apa yang dilakukan oleh para pemerkosaannya itu.

Dalam sekejap, pikiran Lay memutar kembali kenangan masa lalunya. Dia dan Armaro Baruto yang sedang berdua di taman bunga,

Lay ingat betul bagaimana ia merasa sangat kagum dengan sosok Armaro saat itu.

Lay seperti melihat seorang wanita yang mirip dengannya, sedang bercumbu dengan laki-laki tegap dengan tubuh yang sempurna, seperti malaikat. Sedangkan wanita itu seperti peri yang sangat cantik.

Dari arah belakang keduanya, datang wanita lain berwana hitam menusukkan pisau panjang yang mengkilap tajam, ke punggung wanita peri.

"Arghhh..."

"Calandra... Oh tidak!"

"Kau, apa yang Kamu lakukan?"

Laki-laki tegap tadi berteriak memanggil nama wanita yang sekarang terkulai dalam pelukannya, dengan darah yang mengalir dari punggung. Sedangkan pisau panjang tersebut masih tertancap sempurna di punggung peri.

"Kamu..."

"Hahaha... dia sudah mati. Dan Kamu akan selamanya menjadi milikku Armaro."

"Tidak! Aku milik Calandra sampai kapanpun. Kamu hanyalah peri jahat yang tidak tahu diri. Padahal Kamu tahu, jika Aku diciptakan untuk menjaga dan berada di samping Calandra hingga akhir zaman."

"Arghhh..."

Sosok malaikat tersebut mengambil pisau panjang yang menancap di punggung peri, kemudian menusukkan pisau tersebut ke dadanya sendiri.

"Tidak! Armaro, Kamu bodoh!"

Peri hitam tersebut berteriak histeris, di saat malaikat Armaro membunuh dirinya sendiri. Ini tidak sesuai yang diinginkannya, sebab dia membunuh Calandra dengan maksud merebut Armaro untuk dijadikan miliknya.

"Hahaha... di kehidupan yang akan datang sekalipun, Aku tidak akan pernah memberikan kesempatan untukmu."

"Aku... Aku hanya untuk Calandra."

Armaro mengucapkan sumpah, sebelum menghembuskan nafas terakhir. Tapi cepat peri hitam tersebut menggigit leher Armaro, agar tidak bisa mati.

"Argh..." Armaro menjerit.

"Kamu adalah milikku. Kamu tidak akan pernah mendapatkan Calandra dengan sosokmu yang baru ini."

Akhirnya kehidupan Armaro tidak berakhir, tapi berubah dari malaikat menjadi monster hitam dengan taring panjang seperti peri hitam tadi. Dia menjadi sesosok vampir, yang akhirnya menetap di hutan larangan ini dengan danau hijau yang menjadi pusat tempat tinggalnya.

Perubahan wujudnya ini akan kekal, hingga akhir kehidupan manusia. Sayangnya sumpah yang diucapkan oleh Armaro tadi tetap terpatri dalam hati dan pikirannya.

Meski begitu, Lay tidak putus asa. Dia mencoba berteriak sekuat tenaga, agar para perampok mendengarnya. Lay meminta mereka untuk melepaskan dirinya.

Setelah beberapa saat, para perampok tersebut nyatanya tidak mau melepaskannya. Bahkan mereka semakin brutal dengan kegiatan mereka pada tubuh Lay yang sudah tidak berdaya lagi. Membuat Lay akhirnya pasrah dengan keadaan nasibnya.

Sementara itu, para perampok dan pemuda berandal terus mengancam dan menyiksa Lay. Mereka berteriak dan memarahinya, menuntut agar Lay memberikan apa yang mereka inginkan. Lay merasa sangat terancam dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan seperti ini.

Dia sudah dalam keadaan hampir tidak memakai selembar benangpun. Membuat para perampok tadi tertawa terbahak-bahak karena senang.

Mereka bisa dengan dibaca menjamah tubuh Lay, karena berpikir akan berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa melihat keadaan di sekitarnya.

Wus wus wus

Tiba-tiba mucul angin kencang yang berbentuk gulungan, menyapu mereka semua hingga terpental.

Brukkk dugh

Brakkk dag

"Argh..."

"Ough..."

Mereka merasa seperti mendapatkan hantaman yang sangat kuat, padahal itu tadi hanya angin saja. Mereka tidak tahu, siapa sebenarnya yang ini yang menghantam mereka tadi.

Tiba-tiba... Sesosok bayangan hitam dengan cepat mencabik-cabik tubuh mereka satu persatu, tanpa ada kesempatan untuk lari. Yang lain melihat satu sama lain dengan rasa takut yang amat sangat.

Mereka semua tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri, karena semua itu terjadi dengan sangat cepat.

Akhirnya potongan tubuh mereka semua berserakan di sekitar danau, dengan darah yang mengalir berbau anyir.

Terpopuler

Comments

lina

lina

mang enak u pada. mati kan

2023-04-15

0

ZasNov

ZasNov

Pembalasan seorang Armaro memang kejam pada siapapun yang mencelakai Lay..

2023-03-16

0

ZasNov

ZasNov

Ternyata begitu awalnya, kehidupan masa lalu Armaro sama Lay..😥

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!