Tidak Bisa Memutuskan

"Papa jahat!"

Felisia berteriak tidak terima, karena papanya menyalahkan mamanya atas kejadian ini. Padahal jelas-jelas Birdella yang bersalah, karena menusuk mamanya dengan pisau buah yang diambilnya dari atas meja.

"Jangan berpikir bahwa Kamu bisa mengambil keputusan begitu saja tanpa konsekuensi, Andreas. Aku akan menghadapimu dengan segala cara."

Akhirnya Lay tidak mau mengalah, dengan berkata tegas pada suaminya. Lay juga memeluk felicia dengan tangannya yang bebas, yang tidak ada peralatan infus.

Pertengkaran antara Andreas dan Lay Calandra semakin panas, dan akhirnya, Andreas memukul Lay Calandra, setelah kehilangan kesabaran.

Plak!

"Papa!"

Felisia menjerit melihat bagaimana papanya yang menampar pipi mamanya. Hal ini membuat Felisia memandang Andreas dan Birdella dengan tatapan kebencian.

"Pergi kalian! Kalian berdua jahat!"

Lay menarik tangan Felisia supaya tidak menyerang Andreas dan Birdella, yang bisa dipastikan jika Felisia akan kalah karena masih kecil dibandingkan kedua orang tuanya.

"Please Sayang. Sudah," ucap Lay dengan menggelengkan kepalanya.

"Mama, Aku mau sama Mama... hiks hiks hiks..."

Sepertinya konflik yang terjadi pada Andreas, menekan pikiran dan perasaannya sendiri, sehingga lepas kontrol. Dia tidak bisa menemukan jalan yang terbaik, sehingga melakukan kekerasan terhadap istrinya, Lay Calandra, yang jelas-jelas tidak bersalah dalam posisinya saat ini.

Apa yang dilakukan oleh Andreas ini, berhubungan dengan Birdella, karena keadaan ini terjadi juga karena kedatangan Birdella dalam kehidupan pernikahan mereka.

Mendapatkan perlakuan yang semena-mena dari suaminya, membuat Lay Calandra tidak bisa berpikir jernih. Dalam kondisi seperti ini, dia menyebut nama Armaro Baruto, dengan menangis.

"Hiks hiks hiks... Armaro, Armaro Baruto..."

Lay menyebut nama sosok hitam yang telah menemaninya di saat-saat sedih, karena ditinggalkan Andreas. Dia masih menahan tangan Felisia, supaya berada di sisinya.

"Siapa yang Kamu sebut?" tanya Andreas curiga.

Tapi hembusan angin yang tiba-tiba datang dan terasa dingin, membuat ruang rawat inap Lay sedikit mencekam.

Wuusss...

Keadaan Lay Calandra yang sedih saat memanggilnya, membuat sosok hitam tersebut menjadi marah pada Andreas. Dia benar-benar datang tempat diduga oleh siapapun, termasuk Lay sendiri.

Armaro Baruto melihat ke arah Andreas dengan mata merah karena marah, kemudian menyerang Andreas tanpa ampun. Perkelahian mereka berdua tidak bisa dihindari, apalagi Lay Calandra sudah tidak sadarkan diri.

Lay sendiri sudah merasa seperti tidak memiliki tempat untuk pergi mencari orang yang bisa membantunya. Dalam kondisi seperti itu, dia menyebut nama Armaro Baruto tanpa sadar, sebelum akhirnya benar-benar pingsan.

Sosok hitam yang terlihat menakutkan, yang tiba-tiba muncul di ruang rawat inap itu membuat Birdella dan Felisia merasa takut. Tapi Andreas justru bertanya-tanya sendiri, karena baru pertama kalinya melihat makhluk seperti ini.

Sosok hitam itu tampaknya merasakan kemarahan dan kesedihan Lay, dan dia memutuskan untuk menghajar Andreas. Laki-laki yang sudah membuat cintanya menderita dalam pernikahan mereka.

Armaro Baruto mulai berbicara pada Andreas, mengatakan bahwa dia harus memberikan kebebasan pada Lay dan berhenti memperlakukannya dengan semena-mena.

"Ceraikan Lay, dan Aku akan membiarkan mu hidup dengan tenang." Andreas marah dan merasa terancam, kemudian menyerang Armaro Baruto.

Bug bag bug

Dug dung bug

"Argh!"

"Eghhh..."

Felisia yang ketakutan hanya bisa memeluk Lay yang sudah tidak sadarkan diri lagi, menjaga mamanya supaya tetap aman.

Sementara itu, perkelahian antara Andreas dan sosok hitam semakin seru. Andreas merasa terancam oleh sosok hitam yang tampaknya memiliki kekuatan yang tidak biasa. Andreas mencoba melawan, tapi dia kalah telak. Sosok hitam itu kemudian memberikan peringatan pada Andreas bahwa dia harus berhenti memperlakukan Lay dengan semena-mena dan memberinya kebebasan yang pantas.

"Kamu terima syaratku, maka Kamu selamat!"

Andreas yang merasa terancam, akhirnya menyerah. Dia berjanji untuk akan memberikan Lay kebebasan. Dia merasa malu dan menyesal atas perlakuannya yang buruk selama ini. Andreas mengakui bahwa dia sebenarnya sangat mencintai Lay, tapi dia tidak tahu bagaimana keadaannya yang juga sulit saat Birdella datang lagi.

Birdella merasa dirinya sendiri bingung dengan sikap Andreas yang sekarang. Dia juga tidak tahu, apa yang dikatakan oleh Andreas kali ini.

"Sayang, Andreas. Apa yang Kamu katakan? Aku istrimu, dan Aku sedang mengandung anak kita!" teriak Birdella memperingatkan.

Akhirnya Andreas menarik tangan Birdella, supaya keluar dari ruang rawat inap tersebut. Dia tidak mau jika terjadi kekacauan yang lebih, sehingga membuat pihak rumah sakit mengusir mereka semua. Apalagi mereka berdua adalah karyawan di rumah sakit ini.

Armaro Baruto akhirnya membantu Lay untuk pulih dengan kekuatannya, sehingga luka dan stamina Lay benar-benar tidak seperti orang yang sedang sakit dan terluka.

*****

Di ruangan Andreas.

"Kamu bisa membaca situasi tidak? Kita harus bisa mengalah untuk sementara waktu. Aku tidak mau jika sosok hitam tadi lebih menyakitiku lagi, apalagi jika dia juga menyakitimu nanti."

Birdella akhirnya paham dan tidak marah-marah lagi, kemudian memeluk Andreas dengan manja.

"Sayang, Kamu harus membujuk Felisia untuk bisa menerimaku."

"Masa dia tapi memilih Lay yang menjadi mamanya daripada Aku?!" kesah Birdella dengan wajah dibuat sesedih mungkin.

"Hahhh, Aku tidak bisa."

"Kamu tahu sendiri, Felisia itu mirip dengan Ayah Adya. Jika dia tidak menyukai seseorang, dia akan segera mengatakannya tanpa basa-basi."

Andreas tidak bisa berjanji pada Birdella untuk membantunya, mendapatkan perhatian dan maaf dari Felisia. Apalagi Andreas juga harus menghadapi ayahnya, seandainya Felisia mengadu pada ayahnya saat bertemu.

"Ayah Adya harus tau bahwa Aku sudah kembali," ujar Birdella, yang ingin diakui oleh ayah mertuanya bahwa dia masih istri dari Andreas.

Tapi nyatanya Andreas justru menggelengkan kepalanya beberapa kali, tidak setuju dengan usulan tersebut. Dia tidak yakin jika ayahnya akan memaafkan Birdella, setelah istrinya ini meninggalkan dirinya dan Felisia pada saat masih bayi dulu.

"Laku Aku harus bagaimana?"

"Aku tidak mungkin menyembunyikan kehamilanku ini Sayang," kesah Birdella dengan wajah masam.

Andreas jadi dilema, antara memilih Birdella atau anaknya, Felisia, yang sudah menentukan pilihannya tentang mama yang pantas untuknya sendiri. Tapi Andreas juga tidak bisa meninggalkan Birdella saat kondisinya hamil, apalagi bayi yang ada di dalam kandungan Birdella adalah anaknya.

'Aku tidak bisa memutuskan masalah ini dengan mudah. Aku mencintai mereka berdua, tapi ini juga tidak adil untuk keduanya.'

Andreas menyadari bahwa dia tidak bisa membagi perasaannya sendiri, dengan tekanan-tekanan yang dirasakannya sekarang. Keadaan Birdella dan Lay, yang sama-sama membutuhkan perhatiannya.

"Oh ya, Lay..."

Andreas segera beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan birthday yang menatapnya bingung.

"Honey! Ada apa?" tanya Birdella, menghentikan langkah Andreas yang luar dari ruangannya.

"Aku harus ke kamar rawat inap Lay."

Andreas menjawab pertanyaan tersebut, dengan terus melangkahkan kakinya meninggalkan Birdella sendirian.

Terpopuler

Comments

ZasNov

ZasNov

Andreas mau apa lagi ke kamar Lay.. 😟

2023-02-28

0

ZasNov

ZasNov

Syukurlah, Lay kembali pulih karena kekuatan Armaro...☺️

2023-02-22

0

ZasNov

ZasNov

Berani juga Andreas melawan Armaro yang jelas bukan makhluk biasa...

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!