Kemarahan Armaro

Dalam keadaan sudah bersih dan segar, Lay berjalan keluar dari kamarnya. Dia ingin melihat-lihat keadaan di luar kamar, menyusuri lorong-lorong yang tampak seperti lorong kerajaan.

"Ini benar-benar diluar dugaanku. Semua tampak indah dan sempurna."

Lay mengagumi setiap orang yang dia lalui, karena semuanya tampak sempurna di matanya. Indah dan serasi sesuai dengan penataan dekorasinya juga, membuat Lay terkagum-kagum melihat bagaimana kerajaan Armaro yang sangat indah ini.

"Itu... dukun Lena?"

Dari arah ujung lorong, Lay melihat keberadaan dukun Lena, yang biasa datang ke alam mimpinya.

Dukun Lena akhirnya datang menemui Lay Calandra di sebuah tempat yang sunyi dan tenang, di sudut lorong yang sepi.

Tapi kerajaan Armaro ini memang tampak sepi, karena sedari tadi Lay tidak menemukan keberadaan orang-orang ataupun penjaga. Di kamar Lay, juga tidak ada orang. Tapi di atas meja, tersedia buah-buahan dan makanan yang bisa dinikmati, tanpa Lay tahu siapa yang sudah menyediakan semua itu.

"Apa kabar Queen?" tanya dukun Lena dengan sedikit membungkukkan badannya.

Lay menunya ke samping dan belakang, karena mengira jika dukun Lena menyapa seseorang selain dirinya. Tapi ternyata tidak ada seorangpun di sekitar mereka, selain dirinya dan dukun Lena sendiri.

"Andalah Queen di sini Lay," kata dukun Lena menerangkan.

"Maaf, Aku bukan Ratu. Mungkin dukun Lena berpikir bahwa Aku adalah ratu, karena pakaian ini. Tapi pakaian ini Aku ambil di almari pakaian yang ada di dalam kamar."

"Aku tahu ada banyak sekali baju-baju yang lain. Tapi entah kenapa Aku menyukai baju yang ini, sehingga Aku mencoba memakainya. Dan ternyata ini pas dan nyaman di badanku."

Lay memberikan penjelasan kepada dukun Lena, supaya tidak salah paham dengan apa yang dia kenakan kali ini.

Dukun Lena tersenyum tipis, dia merasa harus membantu Lay Calandra untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya. Dia memutuskan untuk menawarkan sebuah pilihan kepada Lay Calandra, yaitu tetap berada di tempat ini atau kembali ke dunia dan melihat semua kelakuan buruk Andreas selama ini.

"Apa Kamu masih meragukan apa yang pernah Aku bilang? apa yang ingin Kamu putuskan sekarang, mau di tempat ini atau pulang ke dunia manusia?"

Lay Calandra terdiam sesaat, menarik napas dalam-dalam, dan akhirnya memilih kembali ke dunia manusia untuk menghadapi semua masalahnya.

"Baiklah jika itu yang Kamu inginkan."

"Pejamkan matamu, dan pegang tanganku erat." Dukun Lena memberikan aba-aba, membawa Lay kembali ke dunia manusia.

*****

Kini Lay Calandra kembali ke dunia manusia. Dia ada di depan rumah dinas Andreas. Semuanya tampak masih sama seperti sebelum dia tinggalkan. Tapi nyatanya ada yang berbeda. Dia melihat Andreas yang sedang bersama Birdella, mengusap-usap perut Birdella yang sudah membuncit.

"Ini... ini tidak mungkin!"

Lay menggelengkan kepalanya melihat pemandangan di depannya. Andreas juga seperti tidak melihat keberadaan dirinya, sehingga membuat Lay semakin sedih.

Dia merasa sangat sedih dan kecewa. Dia memikirkan kembali keputusannya yang ingin pulang ke rumah, karena pada kenyataannya kini dia kecewa dengan Andreas. Suaminya itu bersalah dan merusak pernikahan mereka.

Ternyata keputusannya untuk kembali ke dunia manusia dan menghadapi kenyataan tidak mudah, tapi dia harus melakukannya demi kepuasan hatinya setelah menyelesaikan semua yang mengganggu pikirannya selama ini.

*****

Di tengah hutan.

Armaro mengepalkan tangannya penuh amarah, menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya, menyaksikan Lay yang pergi bersama dukun Lena. Dia bisa menyaksikan apa saja yang dilakukan oleh Lay, tanpa Lay ketahui.

Dukun Lena memang sudah diberikan perintah oleh Armaro, untuk mengetahui isi hati dari wanitanya tersebut. Tapi Armaro yang tidak mau secara langsung membantu Lay untuk pulang ke rumahnya.

Dia sangat mencintai wanita tersebut, jadi dia hanya ingin melihat Lay senang dengan pilihannya sendiri. Tapi karena dia tidak mau menunjukkan kelemahannya, akhirnya dia meminta pada dukun Lena untuk menemui Lay dan menjadi perantara untuk pulang ke dunia manusia.

"Apa Aku kurang dalam mencintaimu Lay?!"

"Apa Aku tidak bisa membahagiakanmu, memuaskanmu?"

"Kenapa Kamu masih memikirkan laki-laki pengecut dan brengsek itu?!"

Armaro Baruto marah dan berteriak-teriak seorang diri di tengah hutan, membuat semua penghuni hutan kaget.

"Seharusnya Kamu tahu itu My Queen!!"

Amarah Armaro makin sulit dikendalikan, saat beberapa burung terbang di atasnya. Seakan-akan burung tersebut sedang menertawakan keadaannya yang sekarang.

"Arghhh..."

Dengan mengerang marah, angin tiba-tiba datang. Wajah Armaro yang tadi sudah terlihat marah dan kesal kini berubah menjadi sangat menyeramkan.

Gigi taringnya memanjang dan meruncing, memperlihatkan jika gigi tersebut sangat tajam. Mungkin sekali gigit daging sebesar kambing akan terkoyak-koyak, karena tubuhnya juga semakin besar, dengan memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang kekar dan keras seperti batang pohon yang tumbuh lebat di hutan larangan ini.

"Arghhh..."

Sekali lagi suara Armaro mengagetkan penghuni hutan, sehingga binatang-binatang berlarian mencari tempat berlindung. Air danau yang tadinya tenang, kini seolah-olah berombak dan airnya meluber kemana-mana.

Pohon-pohon yang tidak kuat akarnya banyak yang roboh dan tumbang. Tebing-tebing yang curam longsor longsor, mengakibatkan getaran bumi akhirnya terjadilah gempa.

Kejadian ini membuat sekitar hutan Larangan berubah menjadi gelap dan mencekam, termasuk dengan perkampungan yang berada di dekat hutan tersebut.

Rumah dinas Marvel juga sama. Angin kencang mengakibatkan tanaman di depan rumah bergoyang-goyang mengikuti terpaan angin. Di tambah lagi dengan hujan yang turun dengan tiba-tiba.

"Cepat tutup pintunya Sayang!"

Andreas segera menutup pintu rumahnya, karena Birdella takut dengan cuaca yang tiba-tiba jadi ekstrim.

"Tidak ada berita tentang cuaca yang buruk, kenapa ini tiba-tiba datang hujan dan angin?" gumam Andreas dengan pertanyaannya.

Dia segera menutup pintu rumahnya, supaya angin kencang tidak mempengaruhi keadaan di dalam rumah. "Sebaiknya Kamu masuk ke dalam kamar saja Sayang!"

Andreas berteriak meminta pada Birdella untuk masuk ke dalam kamar, takut jika cuaca ini akan berlangsung lama.

Mereka berdua tidak sadar, jika ada Lay dan dukun Lena yang sudah berada di ruang tamu. Keberadaan mereka berdua, seakan-akan memang tidak mempengaruhi Andreas maupun Birdella.

"Sayang, cepat ke kamar ya! Aku takut sendirian," teriak Birdella, memperingatkan andreas supaya segera menyusulnya ke dalam kamar.

Tapi jawaban Andreas tidak didengar oleh Birdella, sebab tertelan dengan suara guntur dan petir yang tiba-tiba datang.

Duarrr...

Duarrr...

"Argh..."

Birdella ketakutan mendengar suara guntur dan petir, yang seakan-akan berada di atas kepalanya. Dia bahkan sampai jongkok, dengan menutup kedua telinganya sendiri dengan tangannya.

"Tidak! Jangan!"

Birdella tiba-tiba berteriak, seakan-akan suara guntur dan petir tersebut tepat di atas kepalanya.

Terpopuler

Comments

lina

lina

mati.bae itu birdella

2023-04-14

0

ZasNov

ZasNov

Nah lho Birdella kayaknya lagi dikasih pelajaran nih..

2023-03-03

0

ZasNov

ZasNov

Efek kemarahan Armaro ternyata bisa separah itu ya.. 😣

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!