"Ugh..."
Lay Calandra membuka matanya perlahan-lahan, bingung melihat sekeliling. Dia merasa takut saat dia menyadari, bahwa dia sudah berada di dalam ruangan yang tidak dikenalnya. Ruangan ini tidak sama seperti ruangan rawat inapnya yang tadi.
Tangannya juga sudah tidak ada jarum dan selang infus, seperti yang tadi terjadi sebelum dia pingsan.
Lay kembali mengedarkan pandangannya, tapi tidak mendapati Felisia atau siapapun yang dia kenal. Sekeliling ruangan ini terdapat kolam dengan air berwarna hijau gelap, yang membuatnya semakin merasa tidak nyaman.
"In_ini di mana? Apa Aku sudah mati?"
Pikiran Lay justru sudah ke mana-mana, beranggapan bahwa saat ini dia sudah meninggal dunia.
"Ugh..."
Dengan perlahan-lahan Lay beranjak dari tempat tidur, berjalan mencari jalan keluar untuk pulang. Namun dia tidak menemukan jalan apapun, karena sekelilingnya hanyalah berupa air. Semua ini membuat Lay merasa semakin terjebak di dunia yang tidak dia kenali, membuatnya merasa yakin bahwa dia sudah berada di alam yang berbeda dengan manusia biasa.
Tiba-tiba muncul sosok hitam yang membuatnya terkejut. "Armaro Baruto," sapa Lay saat mengenali sosok tersebut.
"Ya Hon. Ini Aku," sahut Armaro dengan suara yang pelan dan lembut, membuat Lay merasa tenang meski masih merasa takut.
"Kamu sedang berada di kamarku."
Armaro Baruto memberitahu, bahwa saat ini Lay sedang berada di kamarnya. Itu artinya ini memang alam yang berbeda, karena Lay sadar bahwa Armaro Baruto bukanlah manusia biasa seperti dirinya.
Armaro menjelaskan, bahwa dunianya adalah dunia yang diciptakan oleh pikiran manusia, dan di dalamnya terdapat segala macam mimpi, keinginan, dan ketakutan manusia.
"Setiap orang yang terjebak di dalam dunia ini, harus mencari jalan keluar dengan menghadapi dan memahami segala macam perasaan yang muncul di dalam hati mereka."
Lay merasa bingung dengan semua penjelasan tersebut. "Bagaimana caranya Aku bisa keluar dari dunia ini? Bagaimana Aku bisa memahami perasaanku saat ini?"
Pertanyaan demi pertanyaan muncul dari mulut Lay, karena dia tidak mengetahui bagaimana caranya dia sampai berada di tempat ini.
"Tenang Hon, ini adalah kamarku. Aman untukmu, dan Aku pastinya akan memperlakukanmu dengan sangat baik. Tidak sama seperti suamimu yang brengsek!"
Mata Lay melotot kaget mendengar perkataan Armaro yang terdengar marah, kemudian dia ingat dengan Andreas serta Felisia.
"Di mana Felisia? Andreas dan Birdella juga ada di mana?" Lay justru mempertanyakan orang-orang yang sebenarnya tidak ada hubungan dengannya, di saat subah bersama dengan Armaro Baruto.
"Apa Kamu mengkhawatirkan mereka? Padahal mereka tidak ada yang pernah menghadirkan Kamu."
Lay menggeleng mendengar suara Armaro Baruto yang terdengar marah. Dia tidak percaya dengan mudah, setelah semua yang dia alami. Ada Birdella yang sudah menusuknya, Andreas yang mengkhianatinya, dan ada Felisia yang dia sayangi.
"Lepaskan mereka Honey. Akulah belahan jiwamu yang sesungguhnya."
"Jika Kamu ragu, tinggallah di sini untuk sementara waktu sampai Kamu merasa yakin dan bisa mengambil keputusan yang tepat." Armaro Baruto justru meminta Lay untuk tinggal di rumahnya sementara waktu, memikirkan banyak hal untuk dirinya sendiri.
Lay masih merasa ragu dan takut, dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia tinggal bersama makhluk yang bukan manusia tersebut. Namun, sosok Armaro Baruto juga memberinya kenyamanan, kepuasan dengan semua caranya menunjukkan kasih sayangnya terhadap Lay selama ini.
"Sudahlah, jangan takut. Aku akan menjagamu dengan baik. Kamu akan merasa aman dan nyaman bersama denganku, di rumahku ini."
"Aku hanya ingin membantumu memahami dirimu sendiri, Lay," ucap Armaro Baruto dengan suara yang lembut.
Lay masih merasa ragu, dia takut jika ada bahaya atau ancaman di tempat ini. Bahkan saat dia berada di rumah, rumahnya sendiri, tetap saja ada orang jahat yang melukainya. Apalagi ini adalah tempat yang tidak diketahui secara pasti.
Namun, sosok hitam tersebut membalasnya, memberikan sebuah keyakinan pada Lay.
"Kamu tidak perlu takut, Lay. Aku akan menjagamu dengan baik. Aku akan membuatmu merasa nyaman dan aman di rumahku. Kamu akan bisa beristirahat dan memulihkan dirimu di sini."
"Apakah Kamu juga tidak mau Aku puaskan?"
Wajah Lay bersemu merah, mendengar perkataan dan pertanyaan Armaro yang terkesan mengolok-olok dirinya.
Akhirnya Lay luluh dengan ajakan sosok hitam tersebut. Dia merasa bahwa sosok tersebut memeluknya dengan bahagia dan penuh perhatian. Lay merasa bahwa memang bisa mempercayai sosok hitam tersebut dan mengikuti apa yang dia katakan.
"Sekarang, ayo ikuti Aku."
"Aku akan menunjukkan tempat tidurmu yang nyaman, yang bisa kita pakai untuk mencari kenikmatan."
"Tapi sebanyak Kamu istirahat sebentar, karena Aku tahu kamu pasti sangat lelah Honey, setelah semua yang terjadi ini," ajak sosok hitam tersebut sambil tersenyum bahagia, dengan menunjukkan wajahnya yang sekarang ini sudah berubah menjadi lebih lembut, tidak seperti tadi.
Akhirnya Lay mengikuti Armaro Baruto, dia merasa bahwa akan menjadi lebih baik jika mengikuti saran dan nasihat dari sosok hitam tersebut. Sosok hitam tersebut membawanya ke dalam kamar yang sangat besar dan luas. Sebuah kamar yang terlihat nyaman dan terawat dengan baik, membuat Lay merasa nyaman berada di dalamnya.
Sosok hitam tersebut kemudian menunjukkan kamar mandi dan lemari pakaian, yang ternyata sudah disiapkan khusus untuk Lay.
"Inilah kamar untukmu. Aku sudah menyiapkan semuanya ini, jauh sebelum Aku bertemu denganmu Honey."
"Kamu bisa beristirahat di sini. Jangan khawatir, Aku akan memastikan Kamu akan merasa nyaman dan aman di sini," kata sosok hitam tersebut dengan lembut.
Armaro Baruto juga menunjukkan pakaian-pakaian wanita yang disukai Lay, yang ada di dalam almari pakaian yang sangat besar dan cantik.
Lay merasa senang dengan kamar tidur ini, yang ternyata sudah dilengkapi dengan kecanggihan zaman modern. Dia merasa bahwa dia akan bisa istirahat dengan tenang di sini.
Lay kemudian menatap sosok hitam tersebut dengan tulus dan berkata, "Terima kasih. Aku sangat berterima kasih untuk segala bantuan dan perhatianmu. Aku akan mencoba memahami diriku sendiri dan beradaptasi di dunia ini."
Sosok hitam tersebut tersenyum dan menjawab, “Tidak perlu berterima kasih Honey, Aku nyata. Dan Kamu tidak perlu mencari jalan keluar untuk pulang, sebab di sinilah duniamu bersamaku."
Mata Lay melotot kaget, saat mendengar perkataan Armaro Baruto pada kalimatnya yang terakhir. "Tapi, bagaimana dengan duniaku di sana?"
Mendengar pertanyaan Lay yang ragu dan tidak percaya dengannya, membuat Armaro Baruto marah. Matanya merah dengan dengan titik di tengahnya hijau pekat, dan bulu-bulu tubuhnya jadi memanjang. Hal ini membuat Lay bergidik ngeri, membayangkan seandainya Armaro Baruto akan menerkamnya.
Tapi nyatanya Armaro Baruto pergi dengan amarahnya, membiarkan Lay mengigit bibirnya sendiri karena merasa kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
ZasNov
Serem banget deh kalau Armaro udah marah.. 😣
Untung aja Armaro memilih langsung pergi, dibanding membuat Lay takut..
2023-02-28
0
ZasNov
Akhirnya Lay luluh juga sama bujukan Armaro..😅
2023-02-28
0
ZasNov
Mungkin Lay bisa bersikap tidak peduli pada Andreas dan Birdella.. Tapi Felisia tentu tidak bisa dia abaikan.. 😥
2023-02-28
0