Lay Calandra merasa gelisah dan tidak nyaman saat suaminya Andreas berada di rumah. Ini berbanding terbalik pada situasi perasaannya yang dulu, yang selalu tidak merasa tenang jika Andreas jauh dari sisinya, tidak menemaninya tidur pada saat malam hari karena ada dinas di rumah sakit.
Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya sendiri. Mimpi dan pengalaman aneh yang dia alami bersama dengan Armaro Baruto, membuatnya merasa bahwa dia tidak normal lagi.
Lay merasa bahwa dia selalu ingin membalas perlakuan buruk dari suaminya, yang sudah berselingkuh dibelakangnya dengan bantuan sosok hitam yang hadir dalam mimpinya. Namun, setiap kali dia mencoba mengungkap kebenaran tentang sosok hitam tersebut secara nalar, dia selalu merasa bahwa dia sendiri sudah gila.
Lay Calandra merasa bahwa ia memerlukan bantuan profesional untuk memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya. Jadi dia memutuskan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog saja untuk mengatasi halusinasi yang dia miliki.
Ya, Lay berpikir bahwa keberadaan Armaro Baruto hanyalah buah dari kekecewaannya pada Andreas, jadi alam bawah sadarnya menciptakan halusinasi tentang sosok hitam yang bisa memberikannya kepuasan.
"Tapi ini memalukan."
"Tidak, Aku tidak mungkin melakukannya. Reputasi Andreas akan hancur jika Aku datang ke rumah sakit dan mencari nasehat dari psikolog di sana."
Akhirnya Lay memutuskan untuk tidak jadi berkonsultasi dengan ahlinya, dan mencoba untuk memikirkannya sendiri.
Beberapa mimpi dan pengalaman aneh yang dialami oleh Lay Calandra, dia justru merasakan jika sosok hitam yang sering muncul dan membuatnya merasa nyaman dibutuhkannya saat ini. Padahal Armaro Baruto, sosok hitam tersebut tidak pernah merayu Lay secara berlebihan, dan hanya memberinya sentuhan yang berbeda, kepuasan yang dia inginkan serta menikmati setiap permainan mereka.
Sebab karena itulah, Lay menganggap Armaro Baruto sebagai sosok hitam hanya ada dan terjadi dalam mimpinya atau halusinasi Lay sendiri. Sosok hitam yang terus muncul dalam mimpi Lay mungkin saja hadir mempengaruhi pikirannya, karena keadaan Lay sendiri yang tidak baik-baik saja, sehingga ingin melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Semua itu dilakukan untuk memberikan kepuasan pada hatinya sebagai bentuk balas dendam kepada andreas semata.
Pada dasarnya, di saat Lay sedang dalam pikiran waras dia menggunakan akal sehatnya untuk menilai sesuatu yang nyata saja. Dia tidak mau mengikuti atau menanggapi setiap mimpi atau halusinasi yang dialaminya. Padahal dia sendiri menyadari, bahwa dia ikut menikmati semua yang sudah dilakukannya bersama dengan Armaro Baruto.
"Hahhh... Aku sudah gila. Ini benar-benar kombat aku gila!"
Dengan mengelengkan kepalanya beberapa kali, Lay mencoba menghilangkan pikirannya sendiri tentang sosok Armaro Baruto, yang mulai mengusik hatinya.
Situasi seperti ini tentu sangat sulit bagi Lay, karena perselingkuhan Andreas dengan Birdella, sehingga kebingungan sendiri.
Reaksi awal yang kemarin dirasakan Lay karena merasa bahwa dia sudah tidak menarik lagi, sehingga sulit untuk tidur dan mengakibatkan dirinya seperti berhalusinasi menemukan keberadaan sosok hitam yang telah membuatnya merasa nyaman saat ini.
Sekarang ini, Lay juga sudah merasa tidak memiliki ketertarikan dengan Andreas lagi, setelah merasa nyaman dengan Armaro Baruto. Sosok hitam yang dia pikir hanya ada dalam angan-angannya saja.
Dari sinilah rasa bingung dan konflik dalam diri Lay, yang merasa bersalah karena merasa sama seperti yang dilakukan oleh Andreas juga. Yaitu melakukan perselingkuhan meskipun itu hanyalah sebatas angan saja.
"Bagaimana dengan Birdella ya? Aku belum pernah bertemu dengannya lagi?"
"Apa bayinya sehat? apa dia bahagia bersama dengan andreas yang telah mengkhianati pernikahan kami?"
Situasi yang membingungkan dihadapi oleh Lay, di mana posisinya sebagai istri dari Andreas, tapi sekarang dia juga merasa nyaman dengan pria lain. Jadi Lay merasa jika dia juga sama seperti Andreas.
"Tapi Aku melakukan ini karena sudah dikhianati, hiks hiks hiks..."
"Mama... Mama!"
Suara Felisia dari luar kamar, menyadarkan Lay untuk segera menghapus air matanya. Dia tidak mau jika anaknya itu melihat keadaan sayang sekarang.
"Ma... Mama!"
"Ya Sayang," sahut Lay dengan membuka pintu kamarnya.
Clek
"Tumben sekali Kamu terbangun Sayang? apakah Kamu sedang bermimpi?"
Tidak biasanya Felisia terbangun pada saat sudah tidur di malam hari. Anaknya itu akan bangun di pagi hari setelah dia datang ke kamar untuk membangunkannya.
Tapi entah kenapa, tiba-tiba malam ini Felisia terbangun dan menyusulnya ke kamar.
"Papa. Papa mana Ma?" tanya Felisia, yang tidak melihat keberadaan Andreas.
Biasanya, jika sudah malam seperti ini, papa dan mamanya sudah tidur bersama di kamar. Tapi malam ini, dia terbangun dan ingin menyusul mereka untuk ikut tidur bersama-sama, justru tidak menemukan keberadaan papanya.
"Emhhh, itu... papa baru saja mendapatkan panggilan darurat untuk menangani pasien kecelakaan yang datang ke rumah sakit."
"Apa Felisia mau Mama temani tidur?"
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh mamanya, Felisia cepat mengangguk mengiyakan. Dia memang sedang ingin ditemani tidur, karena merasa gelisah sedari tadi. Itulah sebabnya, tadi dia datang dan mencari ke kamar orang tuanya untuk bisa tidur bersama-sama dengan mereka.
Sayangnya keinginan Felisia tidak bisa terkabul. Hanya ada mamanya saja di rumah, sedangkan papanya sudah pergi.
"Ya sudah yuk, kita tidur lagi. Mama temani Feli ya!"
Akhirnya Lay menemani tidur anaknya, di kamar Felisia sendiri. Dia takut jika Felisia ikut tidur di kamarnya, kemudian tiba-tiba sosok hitam itu datang mengagetkan anaknya yang sedang tidur.
*****
Di rumah Birdella.
"Honey, bagaimana hubunganmu dengan Lay dan Felisia?"
Birdella bertanya pada Andreas, setelah mereka menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya untuk bercinta. Selama bersama, Andreas tidak pernah membahas mengenai keadaan rumah tangganya bersama dengan Lay Calandra.
Biasanya Birdella juga tidak pernah bertanya tentang Lay, dan hanya bertanya mengenai anaknya saja. Tapi malam ini dia ingin tahu, karena Lay sendiri sudah mengetahui hubungan mereka berdua. Bahkan keadaannya yang sekarang ini sedang hamil.
"Tidak usah memikirkan banyak hal."
"Kamu juga tidak perlu merasa bersalah, karena Kamu juga istriku."
Senyuman bahagia terbit di bibirnya Birdella, kemudian menciumi dada Andreas yang ada di depannya. Sekarang dia sedang memeluk Andreas, setelah puas menikmati kebersamaan mereka.
"Tidurlah. Anak kita juga perlu beristirahat."
Birdella mengganggukan kepalanya mendengar permintaan dari Andreas. Dia juga sudah merasa lelah setelah aktivitas mereka.
Tak lama kemudian, Birdella sudah tertidur pulas di dalam pelukan Andreas. Laki-laki yang dulu pernah dia tinggalkan, tanpa memberikan penjelasan yang pasti. Untungnya Andreas mau memaafkannya, pada saat dia kembali datang dengan alasan mendapatkan tugas yang sama di desa ini.
Birdella benar-benar sudah merasa menang, karena bisa mendapatkan cinta dan perhatian dari suaminya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
lina
birdella jahat bngt ih
2023-02-18
0
lina
batin feli batu nyambung ama emaknya lay
2023-02-18
0
Elisabeth Ratna Susanti
next 👍
2023-02-17
0