"Benarkah ini nona Ravela Wilson?"
"Benar sekali."
Ravela sambil bernafas lega, mengingat jika yang menghubungi nya adalah seorang perempuan.
"Perkenalkan saya team WO, yang ditunjuk oleh Bu Melinda untuk menghandle pernikahan nona. apakah nona memiliki waktu untuk melakukan fitting pakaian pengantin besok siang?"
"Baiklah, saya akan kesana."
"Terimakasih nona." ucap pihak WO yang mulai sibuk bekerja agar semaksimal mungkin, mengingat ini adalah acara besar dan kekuarga Jean bukanlah orang sembarangan. ini juga kesempatan emas bagi mereka, karena WO mereka akan dikenal banyak orang karena acara ini akan disiarkan secara live di seluruh televisi swasta dan media sosial.
"Kita tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun, nama baik kita dipertaruhkan disini." ucap kepala team WO mengingatkan dan menyemangati anggota nya.
***
Sena dan mama yang tengah menguping, pembicaraan Ravela tersenyum bahagia. mengingat misi mereka yang sebentar lagi akan tercapai.
"Ma, aku tidak bisa membayangkan bagaimana ekspesi Ravela nantinya, saat bertemu dengan calon suaminya yang tua Bangka, kepala botak perut buncitnya. dan yang lebih parah lagi dia hanya bisa duduk diatas kursi roda, sehingga Ravela bukannya menjadi istri malah menjadi perawat nya ha...ha...." Sena tertawa lepas membayangkan hal tersebut.
"Bahkan mama dengar dia sudah pernah menikah berkali-kali, sebenarnya mama kasihan juga. mengingat Ravela sedari kecil hidup bersama kita." ucap mama.
"Ma, ngak usah dipikirin. lagian laki-laki tua itu sebentar lagi juga bakal mati. Ravela akan menyandang status janda muda, dia juga bisa melanjutkan kehidupan nya setelah itu." tutur Sena.
"Kamu benar juga, bahkan Ravela nantinya bisa menikah dengan laki-laki yang jauh lebih kaya. tidak peduli seburuk apa calon suaminya nanti..ha...ha..." tertawa lepas tanpa beban. berbanding terbalik dengan Ravela yang mencoba kuat menerima takdir hidup yang sebentar lagi akan dia jalani.
"Ma, terimakasih ya. karena selama ini selalu memenuhi dan menuruti keinginan ku." ucap Sena menghentikan tawanya.
"Tentu sayang, karena kamu adalah anak kandung dan darah daging mama sendiri. sedangkan Vella hanyalah anak pungut yang diadopsi oleh papamu, bahkan kita sendiri tidak tahu asal-usul tentang Ravela yang sebenarnya." ucap mama.
"Tapi kenapa papa sangat menyayangi Ravela, jangan-jangan dia adalah anak selingkuhan papa dengan perempuan lain. dia sengaja membawa Vella kerumah ini dengan alasan adopsi." ucap Sena yang mengutarakan kecurigaannya selama ini.
"Sekarang mama tidak peduli tentang siapa dan asal-usul kehidupan Ravela. karena papamu juga sudah meninggal dunia. percuma juga kita mengungkit-ungkit sesuatu yang belum jelas kebenarannya. yang terpenting sekarang Ravela sudah membayar semuanya dengan bersedia menikahi kakek tua itu." ucap mama tersenyum puas membayangkan kehidupan Ravela setelah pernikahan nya.
"Sepertinya, Kakek Tua Jean. tidak tanggung-tanggung menyambut pernikahan nya dengan Ravela, bahkan aku dengar pernikahan mereka akan diadakan disebuah tempat yang terkenal dan sangat mewah." ucap Sena sedikit iri.
"Biar saja, toh kita juga ikutan menikmatinya." jawab mama tersenyum senang.
"Tapi ma, jika aku dan Nick menikah nantinya. aku juga ingin pesta pernikahan mewah yang diadakan di The Hills Guein atau tempat yang jauh lebih bagus dari pernikahan Ravela dengan kakek tua itu." Sena mengerucutkan bibirnya maju kedepan.
"Tentu Sayang, buat kamu apa sih yang nggak. urusan uang kita bisa minta pada Ravela nantinya, toh dia bakal jadi nyonya Jean yang super kaya." ucap Arini membelai rambut panjang putri. kesayangannya. bibir mereka berdua tidak berhenti mengulas senyum membayangkan pernikahan Ravela yang sudah didepan mata.
Dikamar, Ravela mengusap air matanya. secara tidak sengaja dia mendengar percakapan kakak dan mamanya Sena barusan.
"Kenapa mama dan kak Sena begitu tega padaku, padahal aku sangat menyayangi mereka berdua. dirumah ini hanya papa yang lebih peduli, setelah kepergian papa aku merasa hidupku sendirian."
Ravela membuka pintu jendela kamar, membiarkan cahaya bulan purnama yang begitu terang masuk kedalam kamar nya. gadis itu menyandarkan kepala pada sandaran sofa, memikirkan perjalanan hidupnya kedepan. air mata tidak pernah berhenti membasahi wajah cantik nya.
"Pernikahan ku tinggal menghitung hari, sedangkan mama dan kak Sena tidak pernah peduli dengan apa yang aku rasakan. mereka tidak pernah menyayangiku, apa sebaiknya aku pergi saja dari rumah ini, atau ikut menyusul papa disurga. ini tidak adil bagiku hick...hick.." tiba-tiba Ravela menagis hilang kendali.
Ravela berlari keluar kamar, Hatinya sangat hancur setelah mendengar percakapan mama dan kak Sena. ingin rasanya dia terus berlari dan berlari sejauh mungkin, ataupun berteriak sekencang-kencangnya, agar sesuatu yang menghimpit dadanya bisa segera hilang.
"Ma, sepertinya Ravela menguping pembicaraan kita barusan." ucap Sena keluar dari kamarnya diikuti mama, mereka kaget melihat Ravela yang berlari keluar sambil menagis.
“Ravela tunggu, kamu mau ke mana?”
Ravela tidak memperdulikan teriakan mama maupun Sena, air mata terus mengalir membasahi pipinya, dia terus berlari tanpa arah dan tujuan jelas.
"Saat ini kita tidak boleh kehilangan Ravela, ma. jika tidak tuan Jean pasti akan menghabisi kita dan mengambil alih perusahaan." ucap Sena tiba-tiba panik.
"Iya Sena, kita harus cepat-cepat mengejarnya."
"Baik, ma."
Sena dan mama Arini berusaha untuk mengejar sampai ke gerbang utama. namun Ravela tidak memperdulikan teriakan mereka berdua, termasuk keselamatan dirinya sendiri yang hampir ditabrak kendaraan yang tiba-tiba melintas dihadapannya, saat ini Ravela hanya ingin pergi sejauh mungkin untuk mengurangi beban berat yang terasa menghimpit dadanya, dia merasa sendirian dan hancur tanpa seorangpun yang peduli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Sus Susyla
lanjut
2023-12-23
1
KaylaKesya
Semangat Vella💪
2023-12-20
0
KaylaKesya
kesian Vella..
2023-12-20
0