Istri ceroboh

"Nona muda, saudara perempuan anda datang berkunjung." lapor Rani.

"Baiklah saya akan menemuinya."

Vella berjalan menuju ruang tamu, nampak Sena tengah menunggu kedatangannya dengan tatapan kurang bersahabat.

"Bagaimana kabarmu, kak." sapa Vella ramah ingin memeluk Sena, namun Sena menepisnya segera. karena dia sangat iri melihat kehidupan Vella yang sudah berubah layak seorang putri.

"Sepertinya kamu sudah melupakan aku dan mama. begini caramu membalas budi." ucap Sena dengan tatapan sinis.

"Aku tidak pernah melupakan apapun tentang keluarga ku, tapi aku hanya menuruti permintaan kakak. yang melarang ku untuk kembali ataupun berkunjung kerumah, setelah aku resmi menikah. bukankah suamiku juga sudah memberikan Kakak dan mama kompensasi yang lumayan besar atas pernikahan kami, lalu dimana letak kesalahan ku." ucap Vella.

"Kamu terlalu percaya diri menyebut Alex, sebagai suamimu!"

"Lalu, menurut kakak. aku harus menyebut sebagai apa?"

Sena terdiam, apa yang dikatakan Vella memang benar. Alex adalah suaminya yang sah dimata hukum dan agama.

"Kakak sudah menyelidiki sebelumnya. tujuan utama ku kesini sekedar untuk mengingat dirimu, Vella. Alex Menikahi mu hanya demi Opa nya. yang tidak akan berumur panjang lagi dan sering sakit-sakitan." ucap Sena menahan senyum.

"Aku sudah tahu kak."

"Tiba saatnya, wanita yang dicintai Alex akan kembali, bersiap-siaplah adikku sayang. kamu akan didepak dari istana ini." ucap Sena tersenyum puas.

"Terimakasih karena kakak sudah memperingatkan aku, sejauh ini aku juga sudah mempersiapkan hati dan diriku jika saat itu telah tiba. sehingga kakak tidak perlu kawathir terhadap ku." balas Vella tersenyum seperti tanpa beban, membuat Sena kesal sendiri karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan nya.

"Kita lihat saja nanti, apa kamu masih bisa tersenyum seperti ini." balas Sena.

Dalam hatinya, Vella merasa sedih bukan karena perkataan Sena barusan. melainkan sedih karena mama Arini maupun Sena belum juga bisa menerima dirinya sebagai saudara kandung dan menyayangi nya layak keluarga sendiri. tanpa melihat pengorbanan besar yang sudah Vella perbuat untuk mereka selama ini.

Setelah kepulangan Sena, Vella menghabiskan waktu dalam sebuah ruangan yang menyimpan banyak buku-buku bacaan. dia mulai mencari-cari buku yang sesuai dengan keinginannya. tapi tidak satupun yang menarik minat baca Vella. sehingga dia mengambil ponsel, mencari salah satu aplikasi Novel online.

Setelah mendapatkan novel romantis yang diinginkannya, Vella larut dalam bacaan yang membuat suasana hatinya seakan masuk kedalam cerita Novel yang tengah dia baca. bahkan Vella tidak menyadari jika Alex sudah pulang dan duduk disebelahnya.

"Sedang apa kamu?"

"Bruugh..."'

Vella yang kaget, tanpa sadar jatuh kebawah sofa. mengingat posisi duduknya yang kurang sempurna. dia segera mengambil ponselnya kembali. Alex menggelengkan kepalanya melihat tingkah ceroboh Vella.

"Tuan...tuan anda sudah pulang." Vella gelagapan. dia malu jika ketahuan sedang membaca novel romantis yang terdapat beberapa adegan dewasa.

"Seperti yang kamu lihat."

"A..aku hobi membaca novel, karena tidak ada diantara buku-buku disini, akirnya aku baca novel online saja."

"Kamu bisa, mencari dan membeli buku-buku apapun yang kamu sukai." ucap Alex.

"Tuan tidak marah." ucap Vella dengan mata berbinar-binar, Alex mengganggukkan kepalanya.

"Seperti yang pernah aku katakan, kamu bebas melakukan apapun. asalkan kamu tahu batas-batasanya sebagai nyonya Alexander. sampai saatnya tiba?" ucap Alex menggantung. Vella tersenyum karena dia sudah mengerti apa yang dimaksud dari perkataan Alex barusan.

***

Vella duduk sendirian ditepi kolam ikan, matanya fokus memperhatikan ikan-ikan kecil berenang dengan lincahnya, sesekali Vella melemparkan makanan kearah mereka.

"Hidup ikan-ikan kecil ini sangat indah dan bebas, tapi kenapa dengan ku. hatiku tiba-tiba merasa nyeri setelah mendengar perkataan kak Sena dan Alex. tidak.....aku harus kuat dan mampu membentengi perasaan ku sampai saatnya tiba. apakah aku akan muncul sebagai pemenang atau malah sebaliknya. kembali dengan kekalahan oleh perasaan ku sendiri." bathin Vella nanar, dia merasa pusing seakan tempat nya berpijak ikut berputar-putar.