semua orang kini sudah berada di dalam rumah tepatnya di meja makan, karena Sofia sudah menyiapkan semua maka dari itu tidak mungkin kan harus menolak rezeki.
Bukan karena ingin tidak sopan karena masa iya bertemu di rumah orang pagi-pagi, hanya saja keluarga dari Abraham harus segera kembali ke Papua karena pria paruh baya itu memang ditugaskan di sana begitu pula dengan anaknya Devano.
"Wah kamu sudah menyiapkan semua ini pagi-pagi sekali, apa tidak merepotkan soalnya ini banyak sekali loh Dan Kamu memangnya sudah menyiapkan dari jam berapa ? "Tanya Maria ketika melihat hidangan di meja itu bisa dibilang bukan sarapan melainkan langsung makan besar.
Sofia tersenyum mendengar pertanyaan dari Maria tadi karena menurutnya ya tidak etis kalau menyambut tamu di pagi seperti begini Hanya dengan segelas kopi, Seharusnya kan ada yang namanya makan-makan dan juga tidak ada salahnya kan kalau makan pagi langsung besar memang.
"Tidak ada salahnya kan kalau mensyukuri nikmat yang sudah dikasih, nanti kalau misalnya kamu tidak dikasih makan aku yang bakalan disalahkan lagi ! "Sofia sengaja memasang tatapan merajuknya membuat semua orang di sana tertawa namun berbeda dengan kedua manusia yang berada di samping mereka yang dari tadi hanya terdiam dan tidak paham dengan arah semuanya ini.
Devano sebenarnya tahu maksud dan tujuan orang tuanya mengajak dirinya ke sini karena perjodohan dengan Berlian selalu saja dibicarakan oleh mereka berdua sepanjang waktu, jadi ketika sudah saatnya untuk mengatakan secara langsung dirinya tidak terlalu terkejut namun intinya ia sangat tidak menyukai hal itu sebab menurutnya sangat mengganggu apalagi makhluk yang bernama wanita.
"sebelum kita memulai sarapan Izinkan saya menyampaikan maksud dan tujuan datang ke sini ya Meskipun sebenarnya kita sudah ketahui dari awal, tetapi mungkin berlian belum tahu sama sekali dan sesuai dengan permintaan saya bahwa hal ini akan kami sampaikan langsung kepadanya supaya Kami ingin tahu bagaimana responnya nanti! "jelas Abraham membuat Berlian tiba-tiba merasa perasaan yang tidak begitu enak di dalam benaknya seolah-olah ada hal besar yang bakalan terjadi kepadanya dalam hitungan menit.
Sofia menatap ke arah anaknya seolah-olah ingin memberikan permintaan yang begitu penting yaitu dirinya menginginkan agar berlian responnya santai saja dan juga sedikit sopan, sebab dirinya sangat tahu anaknya itu memang pendiam tetapi jika ada hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya pasti dia bakalan berontak.
"Jadi maksud dan tujuan Om datang ke sini bersama dengan Tante Maria dan juga Devano ingin melanjutkan Perjodohan yang sudah kami sepakati waktu kalian masih kecil, maka dari itu bagaimana kalau rencana Perjodohan itu sedikit dipercepat soalnya Mengingat bahwa beberapa bulan lagi Devano harus pergi pendidikan lagi di Amerika?"tanya Abraham dengan wajahnya yang penuh penasaran ke arah Berlian.
Duarrr
Bagaikan disambar petir di pagi hari Itulah perasaan yang tengah dirasakan oleh berlian antara percaya dan juga tidak, serta bingung harus merespon bagaimana karena selama ini dirinya tidak tahu menahu sebab Perjodohan itu dan juga merasa tidak pernah terikat hubungan dengan siapapun apalagi ini bahasa kasarnya dari bayi yang belum mengerti apapun.
"Jadi bagaimana Nak kamu mau kan kalau dalam waktu dekat ini langsung pernikahan dengan Devano, pokoknya kamu tenang saja dia tidak akan macam-macam kok kepada kamu memang sih orangnya itu wajahnya selalu pelit buat senyum Tetapi dia baik kok? "tanya Maria ingin memastikan kira-kira Bagaimana jawaban yang akan diberikan oleh Berlian kepada mereka.
Berlian merasa nafasnya begitu berpacu sangat cepat sampai-sampai terasa begitu sesak di dalam dadanya seolah-olah pasokan oksigennya semakin menipis, belum lagi terlihat wajah kedua orang tuanya seperti memohon agar dirinya mengiyakan saja permintaan dari tamu yang begitu asing di dalam penglihatannya ini.
Devano sedikit gusar karena sudah menunggu selama 5 menit tidak ada tanda-tanda bahwa Berlian bakalan menjawab pertanyaan kedua orang tuanya, maka dari itu dirinya berinisiatif untuk mengajak Berlian berbicara agar wanita itu tidak terlalu kurang ajar menurut pemikiran Devano.
"Bagaimana kalau kami berdua mengobrol dulu mungkin dengan begitu bisa menentukan arah pilihan dia seperti apa, nanti setelah itu baru kami akan menyampaikan obrolan Kami nanti ? "tawar Devano membuat Bima Ya jelas saja antusias ketika pria yang dari tadi diam kini sudah mengeluarkan suara.
"Malah itu lebih bagus sekalian melakukan pendekatan dulu Lalu setelah itu tolong berikan jawaban atas pertanyaan ini, dan untuk kamu Berlian Papa harap kamu tidak memberikan jawaban yang mengecewakan! "perkataan Bima itu seperti Tengah memaksa Berlian agar tetap mengikuti dan juga mau menyetujui Perjodohan ini.
"Terima saja Perjodohan ini dan jangan memper rumit keadaan karena aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu jawaban kamu, tenang saja aku tidak punya perasaan kepadamu sedikitpun jadi kamu bisa bebas saat bersamaku nantinya! " ujar Devano tegas bahkan tatapannya mengarah ke arah lain tidak menantang ke arah berlian yang dari tadi hanya meremas tangannya sendiri sambil menundukkan kepalanya.
Berlian yang mendengar perkataan Devano jelas saja tidak terima ketika pria itu merasa seperti berhak atas dirinya, padahal satupun makhluk di dunia ini tidak pantas memberikan perintah kepadanya karena hanya dirinya saja yang bisa menentukan pilihan.
"kamu sedang berbicara kepadaku, Menurut kamu aku harus ikut perintah yang kamu katakan tadi? Kalau tidak salah Kamu kan melupakan seorang Abdi Negara kan, jadi tolong ya kamu boleh memberikan perintah kepada bawahan atau siapapun itu tetapi untuk aku Berlian Safitri Jangan harap bakalan mendengarkan! "tegas Berlian yang dengan terang-terangan menolak apapun perintah dan juga perkataan yang dilontarkan oleh Devano.
Devano tertawa tanpa suara bahkan kini wajahnya itu terlihat sangat menakutkan, ia paling tidak suka mendapatkan penolakan apalagi wanita yang menurutnya tidak satu level dengan dirinya.
"Menurut kamu saya juga Sudi menerima Perjodohan ini? Wanita itu merupakan makhluk yang paling menyebalkan dan juga paling ribet di dunia ini, Sebenarnya saya paling tidak suka berhubungan dengan mereka tetapi demi menghargai keinginan kedua orang tua saya makanya saya sedikit menurunkan ego dan kamu pikir saya bakalan menghargai Apapun yang kamu inginkan?" Devano yang dari tadi irit bicara Entah mengapa saat ini terasa begitu mengerikan dan juga menyebalkan sekaligus di matanya Berlian.
"Saya punya kekasih dan sampai saat ini saya masih mencintai dia dan juga sampai kapanpun, Jadi kalau kamu tidak melarang saya berhubungan dengan dia maka percuma dan ini saya terima Tetapi kalau kamu melarangnya maka jangan harap saya bakalan menerimanya!" tegas Berlian membuat Devano tersenyum Devil.
"Mau kamu merupakan seorang ****** atau apapun di luaran sana aku tidak peduli, Yang penting intinya tidak membuat aku malu dan orang tuaku juga! "sahut Devano lalu memilih untuk masuk lebih dulu menemui orang tua mereka tidak peduli dengan Berlian yang berjalan di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjut
2023-04-26
0