''Kenapa? den Dewa masih belum pulang juga jam segini,'' batin bik Inah sambil berdiri di depan jendela rumahnya dan melihat keluar jendela.
........DI TEMPAT LAIN.......
Dewa berhenti di sebuah warung di tepi jalan dia gak tahu kalau warung tersebut milik temannya waktu sekolah dulu, Dewa pun langsung duduk di sebuah kursi di dalam warung tersebut.
''Mau pesan apa mas?'' tanya orang itu.
Dewa pun melihat ke arah orang yang bertanya tersebut.
''Pesan minuman dingin aja mas,'' sahut Dewa menoleh ke arah orang itu, dia sangat terkejut melihat orang itu, ''lo kok lo ada di sini?'' tanya Dewa.
''Dewa,'' ujarnya tersenyum dia pun duduk di samping Dewa.
''Kenapa? lo ada disini?'' tanya Dewa kepada temannya itu.
''Ini warung gue, dan lo kenapa? bisa ada sini?'' tanya temannya kembali.
''Gue tinggal di sini sekarang bersama bik Inah,'' sahut Dewa.
''Terus kakak lo tahu gak kalau lo sekarang tinggal di sini?'' tanya teman Dewa yang bernama Kevin itu.
''Tahu kok,'' sahut Dewa
Karyawan Kevin pun datang mengantar minuman dingin kepada Dewa.
''Ini mas minumannya,'' ucap sang kariawan meletakkan segelas air dingin di atas meja.
Dewa hanya menganggukkan kepalanya, dan segera meminum air putih yang terletak di atas meja itu.
''Jadi sekarang lo kerja apa di sini?'' tanya Kevin.
''Tu...'' sahut Dewa sambil menunjuk ke arah motornya yang masih di penuhi oleh beberapa ikat bunga yang masih belum di antar ke pemiliknya.
''Lo jual bunga?'' tanya Kevin tidak percaya karena Dewa adalah anak orang kaya rasanya tidak mungkin kalau seorang Dewa mau menjual bunga seperti itu.
''Bukan jual bunga, lebih tepatnya mengantar pesanan bunga,'' sahut Dewa tersenyum.
''Apa? kok gue gak percaya lo mau kerja begituan. Gue benar-benar gak bisa percaya,'' ujar Kevin sambil menggelengkan kepalanya.
''Kenapa lo gak percaya emang ini ke nyataanya yang penting halalkan,'' sahut Dewa.
''Iya sih, tapi gue masih gak percaya aja lo mau kerja begituan, lo itukan anak orang kaya bisa di bilang perusahaan bokap lo ada beberapa di kota ini, tapi lo malah menjadi pengantar bunga,'' ujar Kevin.
''Iya mau bagaimana lagi saat kejadian waktu itu gue udah tinggalin semua itu, sekarang ini cuma kak Faros yang mengurus perusahaan itu,'' sahut Dewa.
''Jadi sekarang ini kak Faros yang menjadi direktur di perusahaan bokap lo?'' tanya Kevin.
Dewa menganggukkan kepalanya. Mereka pun terus mengobrol sepanjang malam itu.
''Gue pikir lo tamat sekolah kuliah di luar negeri,'' ujar Dewa.
''Ya gak lah, gue mana ada biyaya mau kuliah ke luar negeri, ini aja gue sangat bersyukur buka usaha warung kecil-kecilan, lagian lo kan tahu gue sekolah aja bokap lo yang bayarin. Lo juga tahu kan keluarga gue orang gak mampu,'' sahut Kevin.
''Udah, sekarang inikan lo yang lebih sukses dari gue, lihat lah sekarang lo di dalam. Gue di luar. Dunia ini berputar dulu saat bokap gue masih ada dia yang kasih lo jajan, sekarang malah lo yang kasih gue makan'' ujar Dewa sambil tersenyum.
Kevin hanya tersenyum menangkapi semua perkataan Dewa yang membuat dia merasa sedih dan tidak bisa berkata apa-apa.
''Ya udah gue pulang dahulu ya, bibik pasti udah nungguin gue dari tadi, hari juga udah malam banget,'' ujar Dewa sambil bangkit dari tempat duduknya, ''lagian gue juga masih harus antar beberapa bunga pesanan orang yang belum gue antar,'' ujar Dewa.
''Oke... Hati-hati dijalan,'' ucap Kevin.
Dewa hanya mengacungkan jempolnya dan pergi, jarak tempat kerja Dewa dan rumah bik Inah cukup jauh karena itu Dewa harus berangkat pagi pulang malam harinya.
''Dewa gue akan tetap jadi sahabat lo dan gue juga akan membantu lo apapun yang lo katakan, gue akan balas jasa bokap lo kepada keluarga gue, kalau gak ada bokap lo rumah gue dan juga warung ini gak akan ada,'' batin Kevin dia pun membalikkan badannya masuk ke dalam warungnya.
.............
''Akhirnya selesai juga pekerjaan gue,'' ucap Dewa sambil melihat jam dari layar ponselnya, '' ya ampun udah jam setengah satu 12.30 pasti bik Inah sudah menunggu gue dari tadi di rumah,'' ucap Dewa sambil kembali menyalakan motornya. Motor pun melaju dengan kecepatan tinggi karena jalanan sudah mulai sepi.
Tiba-tiba saja di perjalanan Dewa menghentikan motornya dia melihat ada sebuah plastik besar terletak di tengah jalan.
''Plastik apa itu? apa di sini ada orang yang membuang sampah di jalanan,'' batin Dewa.
Dewa pun kembali melajukan motornya mendekati plastik besar itu dia ingin memindahkan plastik tersebut ke tepian jalan agar besok di ambil oleh mobil pembuang sampah.
Saat Dewa menarik plastik tersebut tiba-tiba saja plastik tersebut bergerak membuat Dewa sangat terkejut.
'' Astagfirullahaladzim ada apa di dalam plastik ini?'' tanya Dewa dia pun menjauh dari plastik tersebut, ''Kenapa di jalan ini tidak ada orang sama sekali kepada siapa saya harus meminta tolong,'' ucap Dewa.
Dewa melihat kiri kanan jalanan, jalan ini memang jarang di lewati oleh pengendara lain Dewa pun kembali mendekati plastik tersebut dia sangat penasaran apa yang ada di dalam plastik itu. Dia membuka plastik tersebut dengan berlahan-lahan Dewa terkejut untuk ke dua kalinya dia melihat seseorang di dalam plastik tersebut dengan wajah berlumuran darah.
Dewa berteriak karena terkejut dia terjatuh di dekat plastik itu karena begitu kagetnya.
''Mas tolong saya,'' ucap Gadis itu dia pun kembali pingsan.
''Dia masih hidup? apa di sini ada begal kenapa bisa seorang wanita di dalam plastik,'' batinnya.
Dewa kembali mendekati gadis itu dia tidak jelas melihat wajahnya karena tertutup oleh darah yang mulai mengering Dewa segera mengangkat gadis itu dan menaikinya ke atas motornya. Dewa membuka sweater yang dia kenakan untuk mengikat pinggang gadis itu dan juga mengikat di pinggangnya dengan sweater tersebut agar gadis tersebut tidak akan terjatuh saat dia melajukan motornya.
Tidak lama Dewa samapi ke rumah. Dia segera memanggil bik Inah untuk membuka pintu.
''Bik-bibik,'' panggil Dewa.
Bik Inah segera membuka pintu dan melihat Dewa membawa seorang gadis yang wajahnya berlumuran darah.
''Den siapa dia den? kenapa dengan gadis ini den?'' tanya bik Inah sambil membantu Dewa membawa gadis tersebut ke dalam rumahnya.
''Nanti saja bik aku ceritakan,'' sahut Dewa.
Mereka pun membawa gadis itu ke kamar bik Inah.
''Sebaiknya aden panggil dokter Anita mungkin saja dia ada di rumahnya, biar bibik bersihkan wajah gadis ini,'' ujar bik Inah.
.
.
.
.
.... BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nuhume
Please biarin aja dia mati😫😫😫😫
2023-04-17
0
Devii Arga
selalu ku tunggu kelanjutannya kak. ceritanya bagus kak
2023-03-02
0