kehancuran keluarga Yusuf

Yusuf menatap Guntur, dan kembali menatap surat dokumen yang di lempar oleh Guntur di atas meja, Yusuf berjalan mendekati Guntur, plak sebuah tamparan keras di wajah Guntur membuat wajahnya panas dan memerah bekas tamparan Yusuf masih membekas di wajahnya.

Guntur hanya bisa terdiam terpaku matanaya melebar dan merah menatap Yusuf yang berdiri di depannya Guntur masih memegang pipinya yang masih terasa panas itu.

''Berani sekali kau menampar ku!,'' ujar Guntur.

''Kau itu bukan saudara ku, atau pun adik tiriku kau hanya anak pungut yang di ambil oleh kedua orang tua ku, tapi kau tidak tahu berterima kasih kepada keluarga ku. Kau malah menghabisi ayah ku dan merampas hartanya, sekarang kau ingin merampas harta ku, siapa kau? berani seperti itu kau pantas mendapatkan tamparan ku!,'' ujar Yusuf dia benar-benar sangat marah kepada Guntur.

Faros memeluk kedua adiknya, dia hanya bisa menyaksikan papanya dan pamannya bertengkar soal harta.

''Lihatlah dirimu yang hanya bisa merampas dan merampok milik orang lain dan mengambil ke bahagiaan orang lain seharusnya kau sadar, kau bisa mencari yang lebih baik, tapi tidak kau hanya mengambil keuntungan dari orang lain,'' ujar Yusuf.

Wajah Guntur semakin memerah dia mengepalkan tangannya dan meninjukan ke wajah Yusuf membuat Yusuf sepoyongan gara-gara pukulan keras dari Guntur.

''Papa,'' teriak Bu Daisy melihat suaminya yang telah jatuh kelantai.

Faros dan yang lainnya berlari mendekati papanya Bu Daisy memeluk suaminya.

''Berani sekali kamu bicara seperti itu kepada ku, inilah akibatnya jika berani menghina ku!,'' ujar Guntur.

Guntur mengambil kembali dokumen yang berada di atas meja itu dan melemparnya ke wajah Yusuf.

''Tanda tangan sekarang juga kalau tidak aku akan menghabisi kamu sekarang juga,'' Guntur mengeluarkan sebuah senjata dari dari pingang celananya dan mengarahkan senjata itu di wajah Yusuf.

Yusuf kembali berdiri sambil memegang surat dokumen itu, dia mengangkat dokumen itu dan merobek-robeknya di depan wajah Guntur. Dan melemparkannya ke wajah Guntur.

''Kau pikir aku takut dengan ancaman mu itu tidak akan, kau pikir saya akan menandatangani dokumen palsu ini tidak akan terjadi sampai kapanpun!,'' ujar Yusuf.

''Kau sudah membuat ku benar-benar marah!,'' ucap Guntur.

Saat Yusuf membalikkan badannya, Guntur mengokang senjatanya dan menembakkannya ke belakang Yusuf, Bu Daisy berteriak melihat suaminya di tembak di depan matanya begitu juga dengan Audrey dan Dewa menyaksikan papanya di bunuh di depan mata mereka, Faros hanya bisa berdiri terpaku melihat kejadian itu.

Guntur yang licik berjalan mendekati sebuah tempat duduk dia menonton dan menyaksikan penderitaan keluarga Yusuf, dia seperti menonton sebuah drama televisi. Dia hanya tertawa terbahak-bahak menyaksikan semua itu.

''Papa jangan tinggalin mama pa,'' ucap Bu Daisy dengan air mata yang terus mengalir deras dari kedua matanya.

''Papa jangan tinggalin kita pa, Audrey mohon pa, jangan tinggalin Audrey,'' ujar Audrey air mata terus berjatuhan.

''Kurang ajar kau!,'' Faros melemparkan ponselnya ke wajah Guntur.

Membuat Guntur meringis kesakitan keningnya mengeluarkan darah. Wajah Guntur merah padam menatap Faros yang berdiri di hadapannya, Faros menghajar Guntur habis-habisan hingga wajahnya berdarah.

Anak buah Guntur pun langsung menghajar Faros hingga membuat Faros tidak sadarkan diri, Dewa menghampiri Faros yang sudah tidak sadarkan diri itu.

''Kak Faros, bangun kak,'' ujar Dewa sambil menguncangkan tubuh Faros, ''kenapa kau begitu jahat kepada keluarga ku?'' tanya Dewa.

''Aku ini paman mu, aku hanya meminta hak ku saja, cuma itu tapi papa mu tidak memberikannya,'' ujar Guntur begitu entengnya.

Dia berkata kalau perusahaan Yusuf adalah haknya, padahal dia tidak ada hak apapun dalam perusahaan itu.

''Kau bukan paman ku, kau adalah penjahat yang telah membunuh papa ku,'' sahut Dewa dia berdiri dan menendang kaki Guntur, sehingga membuat Guntur kesakitan di bagian kakinya.

''Hajar anak bereng*** ini dia sudah menendang kaki saya,'' ujar Guntur memerintahkan anak buahnya untuk menghajar Dewa.

Anak buah Guntur pun segera menghajar Dewa habis-habisan membuat Dewa menjadi bababelur, Faros pun akhirnya sadar dia mencoba untuk. Berdiri dengan sepoyongan dia ingin membantu Dewa yang sedang berkelahi dengan anak buah Guntur.

Saat Faros ingin memukul anak buah Guntur bu Daisy melihat Guntur mengarahkan senjatanya ke arah Faros, bu Daisy pun berlari mengejar Faros. Dia melindungi Faros dari tembakan Guntur, sebuah peluru menembus dada Bu Daisy.

''Mama....!'' teriak Audrey melihat Bu Daisy di tembak oleh Guntur.

Faros langsung menangkap tubuh mamanya dan membaringkannya di lantai.

''Ma, apa yang mama lakukan?'' tanya Faros.

''Mama hanya ingin melindungi kamu dari tembakan Guntur,'' sahut bu Daisy dengan terbata-bata.

''Ma, mama yang kuat ya ma, Faros akan membawa mama ke rumah sakit,'' ujar Faros.

''Gak, mama sudah gak kuat lagi, kamu tolong jaga adik-adik mu saat mama dan papa sudah gak ada,'' ujar bu Daisy dengan napas tersedak-sedak bu Daisy pun menghembuskan napas terakhirnya di pelukan Faros.

''Mama...'' Faros berteriak dengan sekuat tenaganya melihat mamanya sudah tidak bernyawa lagi di depan matanya.

Seorang Faros menagis sejadi-jadinya sambil terus memeluk tubuh mamanya yang telah berlumuran darah itu.

......................

...DI TEMPAT LAIN..

Di gudang diamana para asisten rumah tangga di sekap disana. Termasuk bik Inah juga di sekap disana, bik Inah sadar dari pingsannya dia melihat sekelilingnya bahawa dia berada di sebuah gudang. Dia juga melihat kalau pak Luky dan Siska dan asisten lainnya yang juga di sekap.

''Ada dimana kami ini,'' batin bik Inah sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Bik Inah mencoba melepaskan tali yang mengikat tubuhnya setelah lepas dari ikatan itu dia segera pergi dari gudang tersebut dia ingin mencari bantuan.

Bik Inah tidak tahu kejadian apa di rumah majikannya dia pun datang kesana untuk meminta tolong. Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar sebuah tembakan dari dalam rumah majikannya itu.

''Bunyi apa itu, apa yang terjadi,'' batin bik Inah.

Bik Inah kembali berjalan untuk melihat apa yang terjadi di dalama sana. Saat dia melihat ke dalam rumah, bik Inah sangat terkejut melihat majikannya sudah terbujur kaku dengan lumuran darah di tubuhnya meskipun bik Inah jaraknya masih jahu tapi dia begitu jelas melihat darah itu. Bik Inah benar-benar tidak percaya apa yang telah dia lihat.

Guntur menembak sebuah lampu yang ada di ruangan itu membuat lampu itu pecah berserakan dimana-mana.

''Kalian harus lari dari sini,'' suruh Faros.

''Tidak kak, kami tidak akan pergi kak, aku gak akan pergi meninggalkan kamu sendirian disini,'' Sahut Dewa.

.

.

.

. ... BERSAMBUNG...

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR VOTE BUNGA BINTANG FAVORIT TIPS

Terpopuler

Comments

Flo aja

Flo aja

dasar guntur ta tau diri

2024-01-08

0

Nuhume

Nuhume

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-04-17

0

Nuhume

Nuhume

Setidaknya yaa sblm mati masih ad harga diri, biarin noh dia rasa.🔪🔪🔪🔪

2023-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!