Dewa terus mencari apa yang di sembunyikan oleh Faros darinya. Semua nakas sudah di buka.
''Apa yang telah di sembunyikan kak Faros dari gue,'' batin Dewa dia pun membuka tas kantor Faros yang terletak di atas meja kerjanya.
Dewa melangkahkan kakinya mendekati meja itu, membuka tas tersebut, Dewa menemukan selembar foto, Dewa sangat terkejut melihat foto tersebut di dalam foto itu ada Guntur paman. Yang telah menghancurkan keluarganya.
''Apa ini anak-anaknya Guntur? kenapa? kak Faros sembunyikan semua ini dari gue,'' batin Dewa.
...MARKAS ANAK BUAH FAROS...
Faros telah menghabisi nyawa anak buah Guntur yang di markas itu.
''Kalian urus dia,'' perintah Faros kepada anak buahnya.
''Baik bos.''
Mereka pun segera mengerjakan tugas yang di perintahkan oleh bos mereka.
Faros pulang ke rumahnya saat sampai di rumah dia melihat Dewa berdiri di depan pintu utama Dewa menatap lurus ke arahnya.
''Kenapa?'' tanya Faros.
''Kenapa? lo sembunyin semua ini dari gue,'' ujar Dewa.
''Sembunyikan apa?'' tanya Faros sambil membalikkan badannya ke arah Dewa yang berdiri di belakangnya.
Dewa mengeluarkan selembar foto yaitu foto keluarga Guntur, yang mereka cari selama ini.
''Dari mana kamu mendapatkannya?'' tanya Faros mengambil foto itu dari tangan Dewa.
''Dari tas kantor,'' sahut Dewa tanpa Berbohong kepada kakaknya.
''Kamu gak perlu ikut campur soal ini kamu itu masih kecil, biar saya yang mengurus semuanya,'' ujar Faros sambil berjalan.
Dewa mengikuti langkah kakaknya dan berdiri di depannya.
''Ini semua juga urusan gue kak, lo gak bisa anggap gue anak kecil terus, sebelum gue habisi mereka gue gak akan tenang. Di kepala gue ini masih melintas tentang apa yang telah dia lakukan kepada keluarga kita, dan dia juga sudah menghancurkan Audrey!'' ujar Dewa panjang lebar.
''Baiklah aku akan ceritakan semuanya sama kamu, ayo duduklah,'' ujar Faros.
Dewa pun segera duduk seperti perintah kakaknya, Faros pun duduk di sampingnya.
''Tadinya aku sudah menemukan keberadaan Guntur dan juga keluarganya. Tapi kamu tahukan Guntur itu sangat licik dengan sekejap dia menghapus data pribadinya,'' ujar Faros.
''Emangnya sebelum ini dia ada dimana?'' tanya Dewa.
''Amerika dia melarikan diri ke. Amerika!,'' sahut Faros.
''Apa?'' Dewa begitu terkejut mendengar kalau Guntur sebelumnya berada di. Amerika.
''Tapi sekarang dia sudah tidak ada lagi disana, sekarang ini anak buah ku, sedang mencari keberadaan mereka,'' ujar Faros.
Faros menceritakan semua tentang Guntur, Dewa tidak percaya hampir setahun ini mereka belum juga mendapatkan Guntur ataupun mengetahui keberadaannya.
''Aku ke kamar dulu,'' ujar Faros bangkit dari tempat duduknya dan pergi.
Dewa masih duduk di ruangan tamu itu sendirian dia melihat setiap sudut ruangan itu dimana kejadian memperkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Guntur dan juga anak buahnya, Dewa seakan hancur jika mengingat semua kejadian itu membuat dia begitu tersiksa.
''Den Dewa,'' panggil Bi Inah sambil membawa makanan untuknya.
''Iya bi,'' sahut Dewa.
''Kenapa aden duduk sendiri, kakak aden kemana?'' tanya Bi Inah.
''Di kamarnya bi,'' sahut Dewa.
Bi Inah menaruh makanan yang telah di siapkannya untuk ke dua anak majikannya itu.
''Ya udah ayo makan den, dari tadi aden belum makan bibi lihat,'' ujar Bi Inah.
'' Iya bik, makasih,'' ucap Dewa sambil menyendokkan makanan yang ada di depannya itu.
Bi Inah ingin bicara sesuatu kepada Dewa, tapi dia tidak berani untuk mengatakannya. Akhirnya bi Inah memberanikan diri untuk mengatakannya.
''Den, bibi mau bicara sesuatu sama aden,'' ujarnya.
''Bicara aja bi,'' sahut Dewa sambil terus memakan makanannya.
''Tapi aden jangan marah ya,'' ujar Bi Inah.
Dewa hanya menganggukkan kepala.
''Bibi ingin pulang ke kampung.''
''Apa? bibi mau pulang ke kampung,'' sahut Dewa menghentikan sarapannya.
''Iya den, untuk apa bibi masih ada di sini, ibu sama bapak dan non Audrey sudah tidak ada sebaiknya bibi pulang kampung saja,'' ujar Bi Inah.
''Terus kalau bibi pergi siapa yang akan, menjaga aku dan kak Faros kami hanya punya bibi di rumah ini,'' sahut Dewa.
Dia tidak ingin bi Inah pergi dari rumahnya dan meninggalkan dia dan Faros.
''Aden kan sudah dewasa udah bisa menjaga diri, nanti kalau aden mau ketemu sama bibi aden bisa kok, datang ke rumah bibi,'' ujar Bi Inah.
''Terus siapa yang akan menjaga bibik disana bibikan sendirian di rumah itu,'' sahut Dewa.
''Gak apa-apa kok den bibi sudah biasa sendiri, disana juga masih ada saudara bibi.''
''Bibi gak boleh pergi titik!'' Dewa pun pergi meninggalkan bi Inah di ruangan itu.
Ternyata di tempat lain Faros mendengar perkataan bi Inah dengan Dewa, bahwa dia ingin pulang kampung, Faros merasa sedih dia pun masuk ke dalam kamarnya.
...................
Satu Minggu kemudian. Bi Inah sedang merapikan pakaiannya untuk di masukkan ke dalam tas, berapa asisten rumah Faros melihat bi Inah sedang beres-beres.
''Bibi jadi pulang kampungnya?'' tanya salah satu asisten.
''Iya mba,'' sahut Bi Inah.
''Tapi kalau den Dewa tahu bagaimana bi apa yang harus kami jawab,'' ujarnya.
''Kalian tidak perlu menjawab apa-apa, kalau saya sudah tidak ada di rumah pasti dia akan mengerti,'' sahut Bi Inah.
Satu jam berlalu Dewa pulang dari sekolahnya dia sangat bahagia karena dia ingin memberitahu kepada bi Inah bahwa dia telah lulus sekolah.
''Bibi-bi,'' panggilnya, ''mba bi Inah mana?'' tanya Dewa kepada Siska.
Namun tidak ada yang menjawab perkataannya. Karena tidak ada yang menjawab dia pun pergi ke kamar bi Inah.
Dewa membuka pintu kamar bi Inah dia melihat kamar itu sudah kosong, dia pun masuk. Membuka setiap lemari semua pakaian sudah tidak ada di dalamnya, Dewa melempar tasnya. Dia pun keluar dari kamar itu,
Brak mendorong pintu kamar Faros dengan kuat.
''Ada apa?'' tanya Faros dengan begitu tenang.
''Kenapa? lo biarin bik Inah pergi?'' tanya Dewa.
''Kenapa? kamu harus melarang bibi pulang ke kampungnya biarkan saja dia pulang,'' ujar Faros.
''Kenapa? lo biarin bi Inah pergi kak, gue bisa setres kalau bi Inah gak ada disini, semua orang sudah meninggalkan kita sekarang bik Inah!'' ujar Dewa.
Faros pun menerima sebuah panggilan telepon dari anak buahnya.
''Iya halo,'' sahut Faros tanpa mempedulikan Dewa yang masih di kamarnya.
''Bos kami telah menemukan keberadaan keluarga Guntur,'' ujar anak buahnya.
''Baik saya akan segera kesana,'' sahut Faros bangkit dari tempat duduknya dan pergi.
''Baiklah, kak Faros juga gak peduli sama gue, gue akan pergi dari rumah ini,'' batin Dewa dia keluar dari kamar Faros.
.
.
.
....BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR VOTE BUNGA BINTANG FAVORIT TIPS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nuhume
Dewa plis jangan bikin maslah baru, kasian Faros😥😫
2023-04-17
0
perona jingga
semangat terus kak nulisnya 👏
2023-02-19
1
Devii Arga
makin seru kak
aku menunggu pembalasan faris
2023-02-18
0