sebuah pesta

Dewa memasukkan pakaiannya ke dalam tas ranselnya tidak lupa menulis sebuah surat untuk di berikan kepada Faros.

''Mas Dewa, mas Dewa mau kemana?'' tanya Siska.

''Saya mau pergi, oh iya... Tolong kamu berikan surat ini kepada kak Faros kalau dia pulang nanti,'' sahut Dewa sambil memberikan sepucuk surat itu ke tangan Siska.

Dewa pun pergi menggunakan motor sportnya.

...DI TEMPAT LAIN..

Faros sedang bersama anak buahnya menuju ke kediaman keluarga Guntur Adijaya Faros dan anak buahnya melihat rumah Guntur dari jauh.

''Apa yang harus kita lakukan sekarang bos?'' tanya anak buah.

''Untuk sekarang ini kita diamakan saja dahulu, yang penting kita sudah tahu keberadaannya,'' sahut Faros.

Semua anak buahnya pun Menganggukkan kepala.

''Pokonya kalian harus memantau mereka jangan sampai mereka pergi lagi, dan kalian harus berhati-hati karena Guntur banyak memiliki mata-mata,'' ujar Faros.

''Baik Bos,'' sahut mereka.

Anak buah Faros kembali melajukan mobilnya pergi dari sana. Menuju rumahnya. Tidak lama Faros sampai ke rumahnya.

..............

''Mas Faros,'' panggil Siska sang asisten.

Faros pun menghentikan langkahnya, ''Ada apa?'' tanya Faros.

''Ini mas ada surat dari mas Dewa untuk mas Faros,'' ujar Siska.

Faros mengerutkan keningnya tidak mengerti kenapa? tiba-tiba Dewa memberikan dia sebuah surat, Faros segera membaca isi surat tersebut.

''Kak maafin gue, gue harus pergi dari rumah, lo jangan khawatirin gue, gue pergi ke rumah bik Inah kalau lo mau ketemu gue pergi saja ke sana,'' isi surat tersebut.

Faros langsung terduduk di atas sofa yang berada di belakangnya. Semua orang telah meninggalkan dia adik satu-satunya pun juga pergi.

''Dewa-Dewa!.. Kenapa? kamu harus pergi meninggalkan kakak sendiri di rumah yang besar ini rumah ini sudah tidak berarti lagi jika kamu juga pergi,'' batin Faros.

Faros pun bangkit dari tempat duduknya berjalan menuju kamarnya di sana dia langsung menjatuhkan tubuhnya dia menatap langit-langit kamarnya membayangkan. Semua kajadian satu tahun lalu dimana semua keluarganya hancur dalam semalam.

.............

....DI KAMPUNG BIK INAH...

Saat itu bik Inah sedang melaksanakan salat. Magrib untungnya dia sudah selesai mengerjakan salatnya, diluar sana dia mendengar suara sebuah motor berhenti diluar rumahnya.

''Siapa yang datang malam-malam,'' batin bik Inah.

Dia pun bangkit dari sajadahnya dia berjalan keluar kamar menuju pintu utama.

''Assalamualaikum bik,'' ucap Dewa.

Bik Inah sangat terkejut melihat Dewa berada di depan rumahnya dia tidak menyangka kalau Dewa akan menyusulnya ke rumahnya yang sederhana itu.

''Den Dewa, aden pergi sama siapa?'' tanya bik Inah sambil melihat kiri kanan memastikan dia pergi sama Siapa.

''Aku pergi sendiri bik,'' sahut Dewa sambil mencium punggung tangan sang bibik.

''Ya udah ayo masuk,'' ujar bik Inah.

Bik Inah dan Dewa berbincang-bincang di ruang tamu yang sederhana itu. Mereka bercerita banyak di ruangan itu.

''Ayo bibik antar ke kamar aden,'' ujar bik Inah.

Mereka pun bangkit dari tempat duduk masing-masing berjalan menuju kamar.

''Nah ini kamar tidur aden, tapi maaf ya den gak sebesar kamar aden di rumah,'' ujar bik Inah.

''Gak apa-apa kok bik ini lebih dari cukup, buat apa rumah besar seperti istana tapi gak membuat kita bahagia,'' sahut Dewa sambil tersenyum.

''Ya sudah Kalau gitu bibik keluar dulu, aden istirahatlah,'' ujar bik Inah sambil tersenyum dan keluar dari kamar itu.

Dewa keliatan begitu nyaman berada di rumah bik Inah dia segera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Pagi harinya Dewa bangun dari tidurnya dia membuka jendela yang terbuat dari kayu itu dia mencoba menghirum udara pagi yang segar bunga-bunga yang berada di halaman rumah pun wanginya sangat mengoda penciuman siapapun yang lewat.

Pagi itu bik Inah menyiapkan sarapan pagi untuk anak majikannya itu, Dewa pun keluar dari kamarnya menghampiri bik Inah yang sedang meletakkan makanan di atas meja.

''Bibik masak apa pagi ini?'' tanya Dewa.

''Ikan goreng sama sambal hijau, maaf ya den cuma ini yang ada di rumah bibik.''

''Gak apa-apa kok bik sekarang apapun yang bibik masak aku pasti akan memakannya,'' sahut Dewa tersenyum.

Bik Inah tersenyum mendengar perkataan Dewa, dan mereka pun segera sarapan dengan hidangan sederhana itu. Setelah selesai sarapan Dewa membantu bik Inah membersihkan piring-piring kotor ke dapur.

''Den biar bibik saja den,'' ujar bik Inah yang melihat Dewa membersihkan meja dan piring-piring kotor itu.

''Gak apa-apa kok sekarangkan Dewa udah tinggal sama bibik, Dewa harus bantu bibik kan,'' sahut Dewa.

''Tapi den.''

''Udah bibik duduk saja biar Dewa yang bereskan semuanya, Dewa harus belajar mandiri bik biar gak manja terus,'' sahut Dewa tersenyum.

...KEDIAMAN YUSUF ADIJAYA...

Pagi itu Faros sedang serapan pagi yang telah di siapkan oleh Siska asisten di rumahnya. Pagi itu Faros sangat terburu-buru karena ada Klien penting yang harus dia temui di kantornya. Faros segera menyalakan mobilnya.

''Pak Luky buka gerbang ya,'' ujarnya.

''Siap mas,'' sahut pak Luky dengan cepat dia berlari ke arah pintu gerbang dan membukanya.

Faros pun segera keluar dari perkarangan rumahnya dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar dia tidak telat samapi ke kantor.

Pak Luky kembali menutup gerbangnya sambil melihat keluar gerbang. Dia sangat heran kenapa Faros begitu terburu-buru.

''Ada apa? pak Luky?'' tanya seorang satpam penjaga rumah Faros.

''Itu pak saya habis lihat mas Faros dia sangat terburu-buru perginya kenapa? ya,'' sahut pak Luky.

''Gak tahu juga pak, mungkin dia mau ketemu sama Klien penting di kantornya,'' ujar pak Satpam.

............

Setelah kerjasama Faros dengan perusahaan lain, dia berjalan menuju ruangannya disana dia menerima sebuah panggilan telepon dari anak buahnya.

''Iya halo ada kabar apa?'' tanya Faros.

''Bos kami dapat kabar malam ini ada pesta di rumah Guntur mereka sedang merayakan ulang tahun putrinya Yang bernama Qiana,'' ujar anak buah Faros dari seberang sana.

''Baiklah saya akan segera kesana,'' sahut Faros sambil mematikan ponselnya.

''Guntur inilah saatnya saya membalas perbuatan kamu kepada keluarga saya,'' batin Faros sambil tersenyum miring. Dia pun segera keluar dari ruangan kerjanya.

Faros melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Faros pun sampai ke tempat janjian sama anak buahnya.

''Apa yang harus kita lakukan bos?'' tanya anak buah.

''Kalian harus menculik anak Guntur dan bawa kepada saya, saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan,'' ujar Faros.

''Baik bos,'' sahut meraka.

.

.

.

.

.

.... BERSAMBUNG ....

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR VOTE BUNGA BINTANG FAVORIT TIPS

Terpopuler

Comments

ds

ds

aku suka Faros

2023-03-18

0

Miu Nh.

Miu Nh.

wuhhu~ semangat update ya kak, jgn mletre kayak aku >,<//

ceritanya bagus, kembangin teyuss ❤

2023-02-18

0

dududandan

dududandan

mangat thor ✊✊✊

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!