Mentari pagi bersinar cerah,membawa kehangatan bagi jiwa jiwa yang merasa kedinginan.Monika membuka jendela kamarnya,tiba tiba sebuah batu mendarat dan melukai keningnya.
"Awh,,,"Monika merintih.Rintihan itu membuat Ervan penasaran untuk mendekat.
Ervan panik saat mendapati kening istrinya tergores dan meneteskan sedikit darah.
"Apa yang terjadi?Kenapa bisa sampai terluka seperti ini?"
"Ada yang melempar ku dengan batu,tapi aku tidak tau siapa itu,"
Ervan melongok keluar jendela,dia melihat Micell tengah aerobik dihalaman rumahnya.Dia terlihat begitu sibuk,mungkinkah Micell yang melakukannya?
Meski curiga,Ervan tidak berani menuduh.Dia tidak memiliki bukti dan tidak ada kamera cctv dirumah itu.Alhasil,dia hanya bisa membantu Monika mengobati lukanya sambil menatap pilu.
"Kita pindah ke rumah baru pagi ini juga,"
"Kenapa buru-buru sekali?Apa rumah itu sudah selesai direnovasi?"
"Kalau kamu tetap disini,bukan tidak mungkin bukan hanya kening mu yang terluka,tapi juga mental mu ikut terluka,"
Monika membersihkan diri di kamar mandi,setelah itu dia mengemasi pakaiannya dan pakaian suaminya kedalam koper.Selesai berkemas,Ervan mengangkat koper koper itu dan memasukannya kedalam mobil.
"Ervan,Monika,kalian berdua mau kemana?"Tanya Erick.
"Ayah,kami mau pindah kerumah baru hari ini.Jaga kesehatan Ayah baik baik ya,kami akan sering datang berkunjung,"
"Tapi,kenapa buru buru sekali?"
"Disini ada kuyang,aku tidak betah lama lama tinggal disini,"Ervan melirik kearah Micell.
Merasa tersinggung dengan ucapan Ervan,Micell mematikan musik senam nya dan berjalan menghampiri Ervan dengan tergesa besar.
"Kak Ervan,siapa yang Kakak maksud dengan sebutan kuyang?"
"Tentu saja kamu,siapa lagi memangnya?"
"Ini semua pasti gara-gara perempuan kampungan ini,rasakan pembalasanku,"Micell menjambak rambut Monika dan menariknya dengan kuat.
Monika meringis kesakitan,Ervan mendorong micell hingga jatuh tersungkur ditanah.Dia kesal karena kelakuan adik tirinya itu sangat liar dan tak terkendali.Dia bukan hanya mirip dengan orang gila,tapi memang sudah gila.
Erick membantu Micell bangun,dia membawa gadis muda itu masuk kedalam rumah.Meninggalkan Ervan dan Monika yang sedang menatap gadis itu dengan tatapan kesal.
***
Disepanjang perjalanan menuju tempat tinggal baru mereka,Ervan terus berkisah tentang latar belakang keluarga Micell.Ibunya memiliki tempramen yang tinggi,hobi menindas dan menceramahi orang lain.Sifat dan wataknya sama dengan Micell.
Satu satunya alasan kenapa Ayahnya tertarik pada mendiang Ibu Micell adalah karena wanita itu cantik dan selalu berpenampilan menarik.Dan satu satunya alasan yang membuat Ibu Micell mau dinikahi oleh Erick adalah karena Ayah dari Ervan dan Elanor itu kaya dan royal.
Sejak dulu,Ervan dan Erick tidak menyukai Ibu tiri mereka.Kakak beradik itu juga tidak menyukai Micell,gadis perempuan yang galak, dan kasarnya melebihi pegulat profesional.Wajar saja kalau tidak ada pria yang mau dekat dengannya,baru mendengar dia berucap satu kalimat saja sudah bergidik ngeri.
"Apa tidak ada cara untuk merubah sikap Micell?Dia seperti itu mungkin karena kurang perhatian,"
"Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk merubah sikapnya,bahkan walaupun di ruqyah,sikap dan sifatnya akan tetap sama,"
"Jangan berlebihan,dia tidak perlu di ruqyah,dia kan tidak ketempelan setan.Biarpun begitu,dia tetap adik tiri mu Mas,"
Ervan tertawa,dia merasa kalau ejekan yang diberikan padanya untuk Micell adalah hal yang lucu.Tapi meskipun sudah di dizalimi oleh Micell,Monika tidak setuju suaminya mengejek Micell dan mengolok oloknya.Monika memang wanita yang baik.
Dua jam berlalu,Monika dan Ervan tiba di tempat tujuan.Mereka turun dari dalam mobil dan melangkah memasuki teras rumah berlantai dua itu.
Dari luar,rumah itu nampak mewah dan besar.Cukup untuk dihuni oleh beberapa orang anak,menantu dan cucu.Sangat nyaman digunakan untuk menjadi tempat beristirahat dan menua bersama dengan pasangan.
"Kamu suka rumah ini?"
"Suka,tapi aku tidak suka warna catnya,"
"Kita bisa meminta orang untuk mengecat ulang besok,"
"Oke."
Klak,,,,
Ervan membuka kunci dan pintu rumah itu terbuka lebar.Seluruh ruangan masih kosong karena Ervan belum selesai membeli perabotan.Ervan terlalu sibuk untuk memikirkan perabotan apa yang perlu mereka beli,dia akan memasrahkan segalanya kepada sang istri Monika.
Monika masuk kedalam kamar utama,letaknya ada dilantai dua.Berukuran 6x4 meter dengan sebuah kamar mandi didalamnya.
"Malam ini kita akan tidur tanpa ranjang?"Monika menatap kearah Ervan.
"Kamu tidak perlu ranjang,kan sudah ada aku,"Ervan mengedipkan matanya sebelah.
Bukanya tersipu,Monika malah mencubit pinggang Ervan dan terjadilah kasus kejar kejaran.
"Monika,hentikan itu.Aku hanya sedang menggoda mu saja,"
"Kamu kan tau mas,aku paling tidak suka di goda,"
Monika terus mengejar Ervan yang melarikan diri karena takut dicubit pinggangnya oleh Monika.
Beginilah enaknya memiliki tempat tinggal sendiri,mereka akan bebas melakukan apapun tanpa merasa sungkan pada anggota keluarga yang lain.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Hanisah Nisa
lanjut upnya Thor...
2023-02-27
1