Ancaman Erick

Waktu hampir tengah malam,Micell masih saja belum berhenti menangis.Berbagai cara sudah dilakukan oleh Erick,tapi perempuan itu tetap saja larut dalam kesedihan.

Dia merasa sakit hati pada sebutan yang diberikan Ervan kepadanya,bisa bisanya gadis cantik seperti Micell di samakan dengan hantu jenis kuyang.

"Sayang,berhentilah menangis.Apa kamu tidak lelah menangis seharian?"

"Kakak jahat sekali padaku,dia terus saja membela wanita dekil itu,"

"Micell,belajarlah untuk sopan santun pada orang lain.Kamu sudah dewasa,bukan anak anak lagi.Jika kamu tidak berubah,makan tidak akan ada orang yang mau dekat denganmu lagi,termasuk Ayah,"

"Apa maksud Ayah?"

"Seperti apapun wanita yang di pilih Ervan,itu adalah yang terbaik untuk Ervan.Kamu tidak boleh menghinanya,kamu harus menghormatinya sebagai kakak ipar mu,"

"Tapi Ayah,"

"Micell,dengar kata-kataku.Kalau kamu tidak mau merubah tabiat buruk mu itu,Ayah akan menarik semua fasilitas yang telah Ayah berikan padamu,"

Micell diam tak berkutik,kalau Erick sudah mengeluarkan ancaman mengerikan seperti itu maka mau tidak mau dia harus mematuhi perintahnya.

Bagaimana mungkin dia bisa hidup tanpa fasilitas dari Ayah angkatnya?Micell adalah perempuan yang aktif bergaul,hobi jalan jalan dan menghabiskan uang.

"Monika,kamu menang sekarang.Tapi awas saja besok,aku tidak hanya akan membuat kepalamu benjol saja,"gerutu Micell dalam hati.

***

Sementara itu di ruang tengah,Elanor rebahan diatas sofa berbalut selimut tebalnya.Dia terpaksa harus turun ke lantai bawah agar bisa tidur,karena suara tangis Micell terdengar nyaring sampai kamarnya.

Erick membangunkan Elanor dan memintanya pindah kedalam kamar.

"Bangun,pindah ke kamar,"

"Tidak mau,anak perempuanmu berisik sekali!"

"Dia sudah berhenti menangis,kamu tenang saja,"

"Hah,merepotkan saja! Kenapa dia harus pulang ke sini?Lebih baik di luar negri saja,"Elanor terus ngedumel sampai dia tiba didalam kamar.

Tiba dikamarnya,Elanor tidak bisa tidur.Dia teringat pada Monika yang telah pindah rumah dengan Ervan.Rumah itu benar benar sepi tanpa mereka berdua,kalau saja Micell tidak berbuat ulah pasti mereka masih ada disini.

Tring....

Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Elanor,ternyata pesan itu dari Isyana teman kuliahnya.Wanita manis yang selalu berpenampilan sederhana itu memang telah lama menyukai Elanor,tapi pria itu berpura pura tidak mengetahuinya.

"Sedang apa?Sudah tidur belum?"Bunyi pesan dari Isyana.

"Aku sedang bersantai di kamar,aku belum tidur.Kamu sendiri sedang apa?"Elanor berbasa-basi.Dia tidak mau membuat Isyana kecewa,jadi dia membalas sesuai dengan isi pesan dari Isyana.

Isyana adalah gadis yang baik,banyak pria di kampus yang menyukainya.Sepertinya Elanor perlu mencoba menjalin hubungan dengan wanita itu,agar bisa melupakan rasa cintanya pada Monika.

Tapi,apa tindakan yang akan dilakukannya tidak termasuk kedalam kejahatan?Bukankah tidak baik menjadikan seseorang sebagai bahan pelarian?

Meski sedikit ragu,Elanor memberanikan diri untuk mengajak gadis muda itu jalan keluar.

"Malam minggu besok kamu ada acara tidak?"Tulis Elanor.

"Tida.Kenapa memangnya?Kamu mau mengajakku pergi berkencan?"

"Iya.Aku ingin mengajakmu makan di luar,"

"Jemput aku di rumah,kita makan di cafe J&J dekat kampus,"

"Oke."

Elanor meletakan ponselnya diatas kasur lalu bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu oleh suara tangis Micell.

***

Keesokan harinya,Erick di kejutkan oleh keputusan putri angkatnya.Micell memutuskan untuk pindah kuliah ke Indonesia dengan alasan ingin lebih dekat dengan keluarga dan teman teman dekatnya.

Erick tidak masalah dengan keputusan tersebut,tapi Elanor benar benar merasa kesal.Pindah kembali ke negara ini,itu artinya dia akan bertemu dengan rubah licik itu setiap hari.Soal alasan kepindahannya,entah kenapa Elanor merasa kurang mempercayainya.

Elanor menebak Micell memiliki niat jahat pada Monika,dia harus mengawasi gerak gerik Micell selama 24 jam demi keamanan kakak iparnya itu.Elanor juga perlu membicarakan hal ini dengan Ervan,dua pria menjaga keselamatan dua wanita itu akan lebih baik.

"Ayah tidak keberatan dengan keputusanmu itu.Tapi kamu harus selalu menuruti kata-kata Ayah,jangan membuat keributan lagi.Terutama dengan kakak ipar mu,mengerti?"

"Iya,aku mengerti,"

Meski berusaha bersikap manis,Elanor bukanlah pria yang mudah ditipu.Micell adalah tipe wanita yang suka lain di mulut lain di hati,dia yakin kalau wanita blasteran Sunda Jawa itu sedang berbohong.

Sebenarnya Elanor tidak nafsu makan karena ada Micell di sisinya,tapi dia harus menghabiskan sarapannya karena sejak kemarin perutnya belum di isi oleh makanan.Elanor terlalu sibuk mengerjakan tugas kuliah yang banyak menyita waktunya.Dia sangat ingin cepat cepat lulus agar beban dalam hidupnya bisa berkurang satu.

"El,apa kakakmu sudah memberi kabar?"Tanya Erick.

"Belum,"sahut Elanor.

"Tolong tanyakan alamat tempat tinggalnya yang baru,aku ingin datang mengunjunginya,"

"Baiklah,nanti akan aku tanyakan,"

"Apa aku boleh ikut?"Sambung Micell.Dia memasang wajah penuh harap.

"Tidak boleh,kamu harus ikut Elanor ke kampus untuk melihat lihat,"

"Tapi Ayah,"Micell memonyongkan bibirnya ke depan.

"Dilarang membantah perintah Ayah!" Ucap Erick tegas.

Sial! Kenapa juga dia harus mendaftar di kampus yang sama denganku?

Elanor terus menggerutu di dalam hati,bertemu dengan Micell di rumah saja sudah membuat kepala pusing,apa lagi kalau harus bertemu di rumah dan di kampus?Benar-benar hal yang menyebalkan bagi Elanor.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!