Se nakal nakalnya pria,dia tetap akan mencari wanita yang baik untuk dijadikan istri sekaligus Ibu bagi calon anak anaknya.
...****************...
" Pesta pernikahan itu akan berlangsung beberapa hari lagi, apa kamu sudah mendapatkan seorang pengantin pengganti?" Tanya Erick pada putranya.
"Ayah tenang saja, aku sudah mendapatkan pengantin pengganti. Awalnya aku ingin menikahi gadis itu secara kontrak, tapi setelah dipikir ulang dia terlalu baik untuk di sia-siakan," sahut Ervan santai.
"Siapa gadis beruntung itu? Ayah jadi penasaran padanya,"
"Namanya Monika, dia pegawai di salah satu restoran milikku. Dia cantik, rajin, pekerja keras dan patuh. Ada satu hal lagi yang membuatku tertarik padanya, dia sangat menyayangi keluarganya lebih dari dia menyayangi diri sendiri," Jelas Ervan.
"Semoga saja dia bisa membantumu move on dari Clarisa dan membuat penyakit mata keranjang mu itu menghilang. Jujur saja, Ayah sangat malu memiliki putra seorang Cassanova," Erick menepuk pundak putranya pelan.
"Jangan berlebihan Ayah, bukankah dulu Ayah juga seorang playboy?" Sindir Ervan balik.
"Itu dulu, sekarang tidak. Sekarang Ayah adalah sosok pria yang setia pada Ibumu. Buktinya, Ayah tidak menikah lagi setelah dia pergi meninggalkan aku ke surga,"
"Ayah memang selalu suka memuji diri sendiri." Celetuk Ervan asal.
Erick hanya tertawa terbahak bahak mendengar celotehan putra pertamanya itu.
Sedikit cerita, Ervan dan Clarisa telah berpacaran selama satu tahun. Dia merasa cocok dengan wanita itu hingga mengajaknya berkomitmen. Tapi tak disangka, wanita itu pergi meninggalkannya begitu saja dan menikah dengan seorang sutradara.
Clarisa adalah seorang artis, dia cantik, smart, tapi sombongnya minta ampun. Karena itu banyak yang tidak suka padanya, termasuk Erick Ayah dari Ervan.
Clarisa sangat berambisi untuk menjadi artis papan atas, mungkin karena itu juga dia rela meninggalkan kekasihnya demi untuk menikah dengan sutradara.
Kata orang, obat patah hati terbaik adalah membuka hati untuk orang baru. Oleh karena itu Ervan mencari gadis yang cantik, menarik dan baik untuk dijadikan pasangan barunya. Umur Ervan sudah matang, sudah waktunya untuk menjalin hubungan serius dan berhenti bermain main.
*****
Monika mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan singkat kepada Ervan.
Kakak mengundang Bapak makan malam kerumah, kapan Bapak bisa datang?
Gadis itu berharap pesan singkatnya tidak membuat Ervan besar hati dan merasa kepedean.
Tring...
Bunyi balasan pesan masuk, Monika segera membuka pesan itu dan membacanya.
Kamu rindu padaku? Aku akan datang malam ini juga.
Monika bangkit dari tempat tidur, dia berlari menuju dapur dan memeriksa persediaan bahan makanan. Semuanya sudah hampir habis, dia bingung mau menyuguhkan apa untuk pria Ervan.
"Ada apa? Kenapa panik seperti itu?" Maria baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ervan mau kesini nanti malam, tapi persediaan bahan makanan di rumah hampir habis. Kita mau masak apa untuk dia?"
"Oh, itu. Kita bisa beli di rumah makan sebelah. Uang pemberiannya kemarin masih ada kan?"
"Masih,"
"Kalau begitu beli sayur dan lauk yang enak enak, jangan lupa beli juga kue dan buah buahan. Aku mau masak nasi dan beres beres rumah dulu,"
"Oke,"
Monika pergi kerumah makan terdekat dengan menaiki sebuah sepeda butut. Sepeda itu adalah peninggalan mendiang Ayahnya, dulu Ayah Monika suka berkeliling kota naik sepeda sambil menawarkan jasa sol sepatu. Meski usang, Monika enggan menjual sepeda itu karena nilai kenangan yang terkandung di dalamnya.
Monika memarkirkan sepedanya di depan rumah makan, dia masuk dan melihat lihat aneka makanan yang dijual disana. Ada sate, tongseng, gulai dan sop kambing. Semua terlihat enak dan menggugah selera.
"Apa Pak Ervan doyan makanan seperti ini ya? Ah, pasti doyan. Hanya orang sakit saja yang tidak makan daging," gerutu Monika lirih.
Gadis itu membeli tiga porsi sate kambing dan dua porsi sop kambing. Setelah itu dia pergi ke toko yang ada di sebelahnya untuk membeli buah dan kue. Semua yang dia cari sudah dapat, saatnya untuk mengayuh sepeda dan kembali ke rumah.
Tanpa di minta, monika menata makanan diatas piring. Kemudian dia bergegas mandi dan berganti pakaian.
Waktu menunjukan pukul 19.00 malam, Ervan belum juga datang kerumah. Monika kesal karena perutnya sudah sangat keroncongan, dia lapar tapi tidak diperbolehkan makan oleh Maria sebelum Ervan datang.
Tak lama, terdengar suara mobil parkir didepan rumah. Ternyata dia adalah Ervan, Monika langsung membuka pintu dan menyambut pria itu dengan senyum ramah.
Beberapa tetangga mengintip dari jendela rumah masing-masing, mereka ingin tau orang kaya dari mana yang datang berkunjung kerumah gadis miskin seperti monika. Meski tau, Monika tetap bersikap santai dan berpura pura tidak tau.
"Kak, ini Pak Ervan. Pak Ervan, ini Kakakku namanya Maria," Monika mengenalkan sang Kakak dengan calon suaminya.
Maria mengamati Ervan dari ujung rambut hingga ujung kaki, dia tampan, gagah, dan berwibawa.
"Terlihat sekali kalau dia adalah pria berpendidikan. Tapi pria seperti itu kenapa mau menikah dengan remahan rengginang seperti Monika? Apa dia memiliki gangguan penglihatan?" Batin Maria.
Maria mempersilahkan Ervan untuk duduk, usai mengobrol sebentar mereka mengajak Ervan untuk makan malam bersama.
Banyak hal yang Maria tanyakan pada Ervan disela sela waktu makan, termasuk alasan utama dia mau menikahi Monika. Dengan santai Ervan menjawab "Aku mencintainya," membuat perut Monika terasa mual seketika. Pria Cassanova memang pandai sekali berbohong.
"Bu, Ibu..." Panggil Josua dari dalam kamar. Maria menyudahi makannya dan pergi menghampiri putranya.
"Apa itu keponakanmu?" Tanya Ervan.
"Iya, dia hanya bisa berbaring diatas ranjang. Jadi kalau mau buang air atau minum dia pasti akan memanggil manggil Ibunya," kisah Monika.
"Kita bawa dia kerumah sakit sekarang,"
"Apa? Sekarang?" Monika terkejut.
"Iya, selesai makan kita bawa dia pergi kerumah sakit. Agar dia bisa segera mendapatkan perawatan terbaik dan cepat sembuh,"
Monika menatap wajah Ervan lekat lekat, Ervan terlihat tulus saat mengatakan hal itu. Padahal membiayai pengobatan Josua adalah salah satu syarat agar Monika mau menikah dengannya. Pria macam apa Ervan sebenarnya? Monika ingin mengetahui lebih banyak hal tentang calon suaminya itu sebelum menikah. Sayang, waktunya sudah sangat mepet.
"Kita akan menikah tiga hari lagi, bersiap siaplah. Besok aku akan menjemputmu, kita pergi untuk mencari pakaian pengantin,"
"Tiga hari lagi? Kenapa cepat sekali?" Lagi lagi Monika dibuat spot jantung oleh Ervan.
"Kamu sudah berjanji padaku akan mematuhi setiap perintahku bukan? Jadi, menurut lah. Jadilah gadis yang baik!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Hanisah Nisa
lanjut Thor..semangat....
2023-02-04
1
Herlina Rahman
gak enak ya hidup miskin selalu di hina sama orang padahal itu cuma status di mata Allah semua sama gak ada miskin ataupun kaya semangat monica
2023-02-04
1