Kesetiaan adalah kunci dan kesuksesan dari langgengnya suatu hubungan.
...****************...
Pasangan pengantin baru itu menikmati makan bersama di tepi pantai, mereka terlihat sangat normal seperti pasangan lainya.Ada tawa, canda, di sela sela obrolan mereka. Meskipun sebenarnya mereka saling canggung satu sama lain.
Seorang wanita asing tiba tiba datang menghampiri Ervan, duduk di pangkuannya sambil mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Dia adalah Sonya,mantan kekasih Ervan yang sampai saat ini masih berhubungan baik.
Monika memasang ekspresi wajah datar, dia terlihat tenang dan santai. Tidak terlihat sedikitpun raut wajah cemburu disana, pemandangan seperti itu sudah sering dilihatnya saat masih berkerja sebagai pegawai Ervan.
Ervan tidak terkejut, Monika memang tidak memiliki perasaan padanya sejak awal pernikahan. Dia juga sudah tau apa saja kebiasaan buruk Ervan, termasuk memiliki banyak wanita.
Tapi ini didepan umum? Apa Monika tidak takut status baiknya sebagai istri tercoreng? Harusnya dia menegur sonya dan memintanya pergi. Begitu kira kira isi pikiran Ervan saat ini.
"Sonya,turun dari pangkuanku!" Pinta Ervan.
"Kenapa memangnya? Kita selalu melakukan hal ini jika bertemu," sahut Sonya sambil melirik kearah Monika.
"Aku bilang turun! Atau aku akan mendorongmu sampai jatuh ke pasir." Bentak Ervan.
Merasa takut, Sonya langsung turun dari pangkuan Ervan sambil cemberut.
"Apa kamu mengikuti aku sampai ke tempat ini?" Ervan menelisik.
"Iya, aku tidak suka kamu menghabiskan waktu bersama wanita itu!" Sonya menunjuk kearah wajah cantik Monika.
"Kenapa tidak suka? Dia istriku. Ingat statusmu Sonya, kamu adalah mantan yang sudah tidak aku anggap keberadaanya," ucap Ervan kesal.
"Apa semua gara gara wanita itu? Aku akan menc*kiknya," Sonya maju beberapa langkah mendekati Monika.
"Berani kamu menyentuhnya, aku sendiri yang akan memisahkan kepala dari lehermu itu!" Ancam ervan.
"Ervan, teganya kamu padaku? Apa kamu sudah lupa berapa kali kita bermain dalam semalam, selama beberapa tahun terakhir?" Sonya mulai membuka aib Ervan. Dia berharap sang istri merasa jijik dan pergi meninggalkan Ervan.
Tapi harapan Sonya harus pupus, Monika malah asyik makan sambil menonton drama cinta bertepuk sebelah tangan itu tanpa mengeluarkan reaksi apapun.
"Wanita itu, kenapa diam saja!" Batin Ervan.
Ervan melotot ,dia memberi kode pada Sonya untuk segera pergi dari hadapannya. Tapi yang terjadi, Sonya makin ekstrim menggodanya. Dia memeluk Ervan secara paksa bahkan sampai mencium bibirnya.
Ervan mendorong wanita itu hingga jatuh terjungkal diatas pasir, dia mengelap bibirnya yang basah karena air liur Sonya.
"Murahan sekali dia!" Gerutu Monika.
"Ingat ini Sonya, sekali lagi kamu bersikap tidak sopan padaku, aku akan mematahkan tulang belulang mu itu!" Bentak Ervan kasar.
Sonya menangis, dia bangkit dari atas pasir dan berlari menjauh dari Ervan dan istrinya.
"Wanita yang malang," cicit Monika lirih.
Lagi, Ervan menoleh kearah Monika. Wanita itu menatap Ervan balik dengan tatapan aneh dan membuat Ervan merasa sedikit malu.
Di momen bulan madu yang seharusnya indah ini, malah terjadi insiden diluar nalar. Dan parahnya Monika bersikap biasa saja, seolah Ervan tidak layak untuk dicemburui.
"Lain kali jangan bersikap kasar seperti itu, kalau tidak suka tinggalkan saja. Bagaimanapun dia adalah seorang wanita," Monika memberi siraman rohani pada suaminya.
"Cepat habiskan makananmu, kita segera kembali ke kamar Hotel!" Perintah Ervan.
*****
Tiba dikamar Hotel, Ervan terus menekuk wajahnya. Bisa ditebak moodnya akan rusak seharian karena aksi memalukan dari salah satu mantan pacarnya itu. Dia masih tidak menyangka wanita pendiam dan pemalu seperti Sonya bisa melakukan hal senekat itu.
Tak mau menjadi pelampiasan amarah dari Ervan, Monika melarikan diri ke balkon kamar dan mencoba untuk menghubungi nomor ponsel Kakak perempuannya.
Tut...Tut...Tut...
Bunyi telfon tersambung, tak berapa lama suara wanita muncul mengapa dengan nada riang.
"Hallo sayang,apa kabar?" Tanya Maria.
"Baik, Kakak sendiri bagaimana? Apa Josua sudah pulang kerumah?" Tanya Monika balik.
"Kabar Kakak dan Josua baik disini, kami sudah pulang dari rumah sakit tadi pagi," sahut Maria.
"Syukurlah kalau begitu," Monika menarik nafas lega.
Tidak ada yang lebih membahagiakan didunia ini selain kembalinya sehat anggota keluarga kita yang sedang sakit. Selama ini Monika sudah cukup diserang rasa was was dan cemas, kini dia bisa tenang karena pusat kecemasannya itu sudah hilang.
"Ngomong ngomong, bagaimana acara bulan madu kalian? Lancar bukan?" Maria kembali membuka pembicaraan.
"Ya,lancar. Selancar jalan tol," sahut Monika asal. Dia tidak tau arti dari jawaban nyelenehnya itu.
"Widih.... Semoga cepat jadi dede bayi ya," celetuk Maria.
"Dede bayi?" Monika bingung.
"Iya, dede bayi. Setelah menikah, tiap pasangan pasti menginginkan keturunan bukan? Apa mau ditunda dulu?" Tanya Maria.
"Ah, sepertinya kami akan menundanya dulu," Monika menoleh kearah Ervan yang sedang duduk di sofa.
"Jangan lama lama menundanya ya, Kakak sudah ingin memiliki keponakan lucu dari kamu,"
"Ha... Ha... Ha... Iya, itu bisa diatur," Monika garuk garuk kepala.
Diam diam, Ervan menguping pembicaraan Monika dan Kakaknya via telpon. Dia senyum senyum sendiri mendengar percakapan ringan yang dibumbui oleh kekonyolan Monika.
Kenapa dia bisa memiliki niat untuk menikahi gadis polos setengah bodoh seperti Monika, Ervan sendiri tidak tau. Yang jelas, kalimat itu terlontar begitu saja saat Monika mengucapkan ingin membalas budi.
Ervan sudah lelah dicemooh oleh beberapa teman dekatnya karena ditinggal kabur oleh calon pengantinnya, dia tidak mau semakin dicemooh oleh mereka kalau pesta pernikahan itu sampai gagal. Ervan si pria Cassanova bisa menemukan pengganti dengan begitu mudah, baginya mendapatkan seorang gadis cantik semudah menjentikkan jari.
Monika mengakhiri obrolannya dengan Maria, dia menghampiri Ervan dan duduk disisinya.
"Mas, ada salam dari Kakak," ucap Monika.
"Salam balik untuknya,"
"Iya, aku akan menyampaikannya,"
"Josua sudah pulang dari rumah sakit?" Ervan ingin tau kabar terbaru dari keponakan istrinya itu.
"Sudah, dia juga sudah mulai baikan sekarang,"
"Syukurlah."
Monika meraih telapak tangan Ervan dan menggenggamnya erat, membuat sekujur bulu yang tumbuh ditubuh pria itu berdiri. Sentuhannya ringan, lembut, tapi ngena dihati. Untuk pertama kalinya Ervan merasakan sentuhan istimewa seperti itu.
"Mas, terimakasih ya. Berkat bantuan Mas, keponakanku bisa cepat diobati," Monika mengutarakan rasa terimakasih yang begitu dalam kepada suaminya.
"Sama sama, aku senang bisa membantumu. Lagi pula, kamu juga sudah membantuku," Mata Ervan fokus pada genggaman tangan monika.
"Aku lupa, hubungan kita ini adalah hubungan simbiosis mutualisme," celoteh Monika.
"Aku tidak pernah mengatakannya seperti itu," Ervan kurang setuju.
"Tapi menurutku seperti itu,"
"Aku suami kamu, kamu istriku. Hubungan kita suami istri, tidak perlu ada embel embel simbiosis mutualisme segala,"
"Iya deh, maaf kalau aku salah." Monika sedikit memajukan bibir tebalnya ke depan.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Hanisah Nisa
lanjut Thor...
2023-02-12
0