Sesampainya di rumah Reno mereka langsung disambut oleh Bu Ijah ingin tahu hasil pemeriksaan Nadia. Bu Ijah sangat senang dan sampai menitihkan air matanya mendengar bahwa Nadia sudah sembuh dari kanker otak. Bu Ijah yang merawat Nadia dari bayi jelas sangat menyayangi Nadia.
" Alhamdulillah Non Nadia sudah sembuh " ucap Bu Ijah memeluk Nadia.
" Iya Bu " jawab Nadia.
" Ayo masuk, Non. Bu Ijah bakal masak makanan kesukaan Non Nadia " ucap Bu Ijah.
Bu Ijah masuk ke dalam rumah dengan merangkul tubuh Nadia dan diikuti dengan yang lain.
Siska yang berada paling belakang terhenti saat melihat foto pernikahan Reno dan Anisa, almarhumah istrinya. Siska masih saja iri dengan kecantikan Anisa dan juga sebegitu besarnya cinta Reno untuk Anisa.
" Gak pantas rasanya aku bersaing sama orang yang sudah meninggal tapi Bang Reno sangat mencintai istrinya dan aku mana bisa menggantikannya " gumam Siska masih menatap foto pernikahan Reno dan Anisa.
Ia ingin sekali untuk mendekati Reno dan mengungkapkan perasaannya selama ini yang lebih sekedar kagum pada Reno tapi ia tidak pernah berani. Ia juga takut sakit hati jika nanti Reno menolaknya dan mengatakan ia sangat mencintai istrinya, walaupun Siska sudah tahu itu.
" Kamu begitu beruntung bisa dicintai sebegitu besar sama Bang Reno, Mbak. Aku sungguh iri dengan kamu dan kecantikan kamu. Aku juga tau kamu pasti orang yang sangat baik sehingga Bang Reno sangat mencintai kamu, Mbak " ucap Siska seolah-olah berbicara pada Anisa.
Tiba-tiba saja Siska dikagetkan dengan Reno yang berdiri di belakangnya.
" Kamu ngapain? " tanya Reno tiba-tiba.
" Astaghfirullah " ucap Siska terkejut dengan memegang dadanya.
" Bang Reno ngagetin aku aja " ucap Siska pada Reno.
" Maaf-maaf, lagian kamu ngapain disini sampai Abang di belakang kamu, kamu gak sadar " ucap Reno merasa sedikit bersalah karena telah membuat Siska terkejut.
" Ah, aku cuma lagi liat foto pernikahan Abang " jawab Siska.
Reno pun ikut melihat foto pernikahan dan sang istri yang masih terpasang di ruang tamu.
" Namanya Anisa. Dia almarhumah istri saya dan ibu dari Nadia " ucap Reno memperkenalkan Anisa pada Siska.
Siska menoleh pada Reno yang masih melihat foto itu sambil tersenyum.
" Abang pasti sangat mencintai dia ya " ucap Siska pada Reno.
Reno tersenyum mendengar ucapan Siska. " Anisa adalah cinta pertama Abang dan dia juga ibu dari anak Abang jadi Abang jelas cinta sama dia " jawab Reno.
Deg.
Hati Siska terasa seperti tertusuk ribuan duri saat ini. Ia cemburu mendengar itu tapi ia sadar ia tidak berhak karena yang Reno katakan itu wajah jika ia mencintai istrinya.
" Bodohnya kamu Siska, kenapa kamu pake tanya si. Sudah pasti Bang Reno mencintai istrinya " ucap Siska dalam hati merutuki kebodohannya.
" Apa Abang gak ada niatan untuk nikah lagi? " tanya Siska penasaran.
" Jika Allah masih memberikan jodoh buat Abang, Abang bakal nikah lagi. Tapi kalo enggak ya Abang akan hidup bahagia bersama anak dan adik Abang " jawab Reno.
" Kamu sendiri sudah siap untuk menikah? " tanya Reno pada Siska.
Siska sebenarnya terkejut mendengar pertanyaan dari Reno tapi ia mencoba untuk biasa saja.
" Aku sih sudah siap, Bang. Cuma jodohnya aja yang belum sampai " jawab Siska.
" Emang kamu gak punya pacar? " tanya Reno pada Siska.
" Enggak. Aku sudah cukup malas pacaran setelah merasakan sakit hati dengan yang terakhir kali " jawab Siska karena ia tidak ingin pacaran lagi tetapi ingin langsung menikah.
" Jangan-jangan saat kamu mau bunuh diri itu kamu baru putus " ucap Reno mengingat kejadian itu.
" Emang bener sih aku baru putus saat itu. Tapi aku gak mau bunuh diri, Abang aja yang salah paham " jawab Siska mengoreksi apa yang Reno katakan.
Reno pun tertawa kecil mengingat kejadian itu. Siska begitu terpesona melihat tawa Reno, inilah salah satu alasan Siska bisa jatuh cinta kepada Reno.
" Abang jangan ketawa gitu. Jangan juga keseringan senyum " ucap Siska pada Reno.
Reno yang masih tersenyum pun langsung mengernyitkan dahinya bingung. " Emangnya kenapa? " tanya Reno.
" Aku takut jatuh cinta sama Abang kalo Abang senyum terus sama aku " jawab Siska jujur.
Reno pun melebarkan senyumnya mendengar jawaban dari Siska.
" Emangnya kenapa kalo kamu jatuh cinta sama Abang? Kan ada ada yang ngelarang " tanya Reno tersenyum menggoda Siska.
" Ya gak papa. Pokoknya gak mau aja " jawab Siska dengan rona merah di pipinya.
Ia menjadi malu pada Reno dan ia juga tidak ingin Reno mengetahui perasaannya.
" Sudahlah, pokoknya Abang jangan senyum-senyum di dekat aku " ucap Siska.
Siska pun langsung pergi dan menjauh dari Reno daripada nanti perasaannya diketahui Reno karena sekarang ia merasa sudah salah tingkah di depan Reno.
Reno hanya tersenyum melihat Siska. Ia memang masih mencintai istrinya karena bagaimanapun Anisa adalah seseorang yang sangat berarti bagi Reno sekaligus ibu dari putri semata wayangnya. Tapi Reno juga merasa nyaman dengan Siska, apalagi Siska yang begitu menyayangi Nadia membuat Reno yakin pada Siska. Reno juga sadar bahwa sebagian hatinya sudah terbagi untuk Siska. Tiga bulan kebersamaan mereka membuat benih-benih perasaan itu muncul di hati Reno.
Setelah Reno memastikan perasaan Siska padanya, Reno akan meminta izin pada Daddy Smith untuk menikahi Siska.
" Kalo dilihat dari sikapnya sepertinya Siska memiliki perasaan yang sama dengan aku " ucap Reno tersenyum.
Siska membantu Bu Ijah untuk memasak makanan kesukaan Nadia yaitu opor ayam. Ia ingin memasakkan untuk Nadia nanti.
" Saya bantuin ya, Bu. Saya juga mau belajar masak opor ayam kesukaan Nadia " ucap Siska pada Bu Ijah.
" Oh iya boleh, Non " jawab Bu Ijah.
Siska membantu Bu Ijah untuk memasak opor ayam. Ia begitu fokus memperhatikan dan mendengarkan yang Bu Ijah lakukan.
" Santannya dimasukkan sekarang, Bu? " tanya Siska pada Bu Ijah.
" Iya Non " jawab Bu Ijah.
Bu Ijah tersenyum melihat Siska yang sedang memasukkan santan kelapa ke dalam panci. Ia sangat senang dengan keberadaan Siska yang membuat Nadia merasakan kasih sayang seorang ibu. Ia juga bisa merasakan ketulusan dari setiap perlakuan Siska pada Nadia.
Setelah semuanya matang, Siska membantu Bu Ijah menata makanan di atas meja makan.
" Nadia dimana, Bu? " tanya Siska pada Bu Ijah.
" Non Nadia sedang tidur siang, Non " jawab Bu Ijah.
" Ya sudah saya pulang dulu ini sudah sore. Tolong sampaikan pada Nadia kalau saya pulang dan gak pamit sama dia ya, Bu " ucap Siska yang harus segera pulang.
" Iya Non " jawab Bu Ijah.
" Assalamualaikum " ucap Siska.
" Walaikumsalam " jawab Bu Ijah.
Siska keluar dari rumah itu dan memasuki mobilnya untuk pulang karena hari sudah sore.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Titik Sofiah
lanjut Thor
2023-02-18
0