Siska keluar dari kelas terakhir yang ia ikuti hari ini. Siska pergi menuju parkiran dimana mobilnya berada. Ia kan pergi ke untuk menemui Nadia siang itu karena ia tidak sabar untuk bertemu dengan Nadia, gadis kecil yang begitu menarik perhatiannya. Apalagi setelah mendengar bahwa Nadia sakit parah, ia menjadi ingin lebih dekat dengan Nadia.
Siska memasuki mobilnya. Ia mengirimkan pesan pada Reno bahwa ia ingin menemui Nadia dan menanyakan kemana ia harus menemui Nadia.
" Halo, Bang Reno. Ini aku Siska, aku mau ketemu sama Nadia hari ini boleh gak? Aku juga harus kemana? Rumah Abang atau rumah sakit? " ucap Siska dalam pesannya.
Kemudian Siska meletakan ponselnya di kursi di sebelahnya. Siska mengemudikan mobilnya keluar dari area kampus.
" Mending aku cari kue dulu aja buat Nadia sambil nunggu Bang Reno balas chat aku " ucap Siska di dalam mobil.
Siska pun mencari toko kue dan langsung menuju ke sana setelah menemukan. Siska keluar dari mobilnya setelah tiba di sebuah toko kue. Siska memasuki toko kue itu yang sedang tidak terlalu ramai.
" Yang mana ya. Aku gak tau kue apa yang Nadia suka " ucap Siska bingung ingin membeli kue yang mana.
Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Siska memilih untuk membeli cheese cake dan macaroon. Siska membeli cukup banyak karena ia berpikir di sana akan banyak orang, termasuk Ibu dari Nadia. Siska tidak tahu bahwa Ibu dari Nadia sudah meninggal dunia.
" Ini Mbak " ucap pegawai toko kue itu memberikan dua kantong plastik besar berisi cheese cake dan macaroon pada Siska.
" Berapa, Mbak? " tanya Siska pada pegawai toko kue itu.
" Lima ratu dua puluh lima ribu " jawab pegawai toko kue itu.
Siska membuka dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya kepada pegawai toko kue itu.
Setelah selesai, Siska langsung kembali ke mobilnya. Ia mengambil ponselnya dan memeriksanya jika Reno membalas pesannya. Ternyata benar sudah ada balasan pesan dari Reno.
" Kamu bisa temui Nadia di rumah di alamat yang sudah saya kasih " balas Reno dalam pesannya.
Siska pun langsung melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah Reno berikan di kartu nama Reno.
Tiga puluh menit kemudian, Siska sudah sampai di sebuah rumah yang cukup besar walau tidak sebesar rumahnya. Siska menekan klakson mobilnya beberapa hingga seorang satpam keluar.
Siska membuka kaca mobilnya. " Maaf Pak, benar ini rumah Bang Reno? " tanya Siska pada satpam itu.
" Benar, maaf Anda siapa? " tanya satpam itu.
" Saya kenalan dari Bang Reno. Saya ingin bertemu dengan Nadia, saya juga sudah mendapatkan izin dari Bang Reno " jawab Siska.
Siska menunjukkan pesannya dengan Reno pada satpam itu agar ia percaya pada Siska. Satpam itu pun membukakan gerbang untuk Siska dan membiarkan Siska untuk masuk.
Siska keluar dari mobilnya dan memencet bel rumah itu.
Ting tong ting tong.
Tak lama seorang wanita paruh baya berhijab membukakan pintu rumah itu. Siska pun tersenyum pada wanita itu.
" Maaf Anda siapa? " tanya wanita itu ramah.
" Saya Siska. Saya kenalan Bang Reno " jawab Siska tersenyum.
" Saya ingin bertemu dengan Nadia. Saya juga sudah mendapatkan izin dari Bang Reno " ucap Siska pada wanita itu.
" Baiklah, silahkan masuk " ucap wanita itu.
" Terima kasih " jawab Siska.
Wanita itu membawa Siska ke ruang keluarga dimana Nadia berada. Siska bisa melihat Nadia yang sedang menonton televisi bersama seorang gadis berhijab yang terlihat lebih muda darinya. Ia bisa menebak jika itu adalah adik dari Reno. Mana mungkin ibu dari Nadia semuda itu.
" Non Nadia, ini ada orang yang mau ketemu " ucap wanita itu pada Nadia.
Nadia dan gadis itu pun langsung menoleh ke arah Siska. Siska tersenyum pada Nadia.
" Kak Siska " ucap Nadia berdiri dari duduknya.
Walaupun baru bertemu sekali dengan Siska tapi Nadia sudah hapal dengan wajah Siska. Nadia berjalan mendekati Siska disusul oleh gadis yang tadi bersamanya.
" Hai Nadia " ucap Siska tersenyum.
" Kak Siska kok bisa disini? " tanya Nadia pada Siska.
" Kakak sengaja mau ketemu kamu. Ayah kamu bilang kakak bisa ketemu kamu disini " jawab Siska.
" Wah, beneran? Nadia seneng banget " ucap Nadia senang.
Siska pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
" Dia siapa, Nad? " tanya gadis itu.
" Ini Kak Siska, teman Nadia " jawab Nadia.
" Aku Siska " ucap Siska tersenyum mengulurkan tangannya pada gadis itu.
" Aku Arisa. Aku adik Bang Reno sekaligus Tantenya Nadia " ucap Arisa membalas uluran tangan Siska.
Siska teringat dengan kue yang tadi dibelinya. " Oh iya, ini ada sedikit kue. Aku gak tau kue kesukaan Nadia apa " ucap Siska memberikan kantong plastik itu.
" Wah, repot-repot banget " ucap Arisa menerima kantong plastik itu.
" Ini cheese cake kesukaan kamu, Nad " ucap Arisa pada Nadia.
" Yey, makasih ya Kak Siska " ucap Nadia pada Siska.
" Sama-sama, Sayang " jawab Siska tersenyum mengusap kepala Nadia yang terbalut hijab.
Nadia dan Arisa mempersilahkan Siska untuk duduk dan bergabung dengan mereka.
" Bu Ijah tolong buatkan minum dan siapkan kue ini ya " ucap Arisa pada wanita yang bernama Bu Ijah itu.
" Baik, Non " jawab Bu Ijah.
Arisa ikut duduk bersama dengan Siska dan Nadia. Arisa bisa melihat jika Nadia sudah akrab dengan Siska
" Kakak masih kuliah? " tanya Arisa pada Siska.
" Iya, aku masih kuliah " jawab Siska.
" Kamu sendiri? " tanya Siska balik.
" Aku masih SMA, Kak. Beberapa bulan lagi lulus " jawab Arisa.
Tak lama Bu Ijah datang dengan membawa minuman dan kue yang tadi Siska beli.
" Makasih ya, Bu " ucap Arisa pada Bu Ijah.
" Iya Non " jawab Bu Ijah.
Bu Ijah pun kembali untuk pergi ke dapur.
" Silahkan diminum, Kak " ucap Arisa pada Siska.
" Iya " jawab Siska.
Siska meminum minuman itu memang karena ia sedang haus. Sedangkan Nadia menikmati cheese cake yang dibawa Siska.
" Cheese cake nya enak banget, Kak. Nadia suka " ucap Nadia dengan mulut yang penuh dengan cheese cake.
" Syukurlah. Kakak seneng kalau Nadia suka " jawab Siska tersenyum.
Cukup lama Sisa berada di sana dan mengobrol bersama dengan Nadia dan Arisa tapi ia tidak melihat wanita yang merupakan ibu dari Nadia. Siska sempat melihat foto pernikahan Reno dan Ibu dari Nadia di ruang keluarga itu.
" Nadia, Mamanya Nadia mana? Kakak juga mau kenalan " tanya Siska pada Nadia.
" Bunda sudah di surga, Kak " jawab Nadia.
Siska pun sangat terkejut. Ia tidak menyangka jika ibu dari Nadia sudah meninggal dunia.
" Maaf ya, Kakak gak tau " ucap Siska merasa bersalah.
" Iya gak papa, Kak " jawab Nadia tersenyum.
Siska begitu kagum dengan Nadia. Ia masih bisa ceria walaupun keluarganya sudah tidak utuh lagi dan ia sedang sakit parah.
" Sejak kapan Bundanya Nadia meninggal? " tanya Siska pada Arisa.
" Sepuluh tahun yang lalu saat melahirkan Nadia " jawab Arisa.
Siska pun menganggukkan kepalanya. Ia tidak bertanya lagi karena tidak ingin membuat Nadia dan Arisa menjadi sedih karena ia bertanya tentang ibu dari Nadia yang sudah meninggal dunia.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments