Siska sudah menyelesaikan semua mata kuliahnya hari itu. Ia ingin pergi ke cafe milik sepupunya yaitu Leon untuk mengerjakan beberapa tugas kuliahnya. Siska pergi ke cafe itu seorang diri dengan mengendarai mobilnya.
Tiga puluh menit kemudian, Siska sudah sampai di cafe itu. Ia pun turun setelah memarkirkan mobilnya. Cafe itu di desain dengan beberapa kolam ikan dan taman bunga di tengah cafe yang membuat suasananya menjadi alami dan sangat nyaman untuk belajar, sehingga banyak sekali orang yang datang sekalian untuk belajar ataupun bekerja.
" Kok ada mobil Frans? " ucap Siska saat melihat mobil milik Frans ada di parkiran cafe itu.
Siska tersenyum lalu masuk ke dalam cafe itu. Ia ingin bertemu dengan Frans tapi Frans sangat sulit untuk dihubungi. Siska mengedarkan pandangannya ke seluruh cafe untuk mencari keberadaan cafe.
Deg.
Hati Siska seperti terhimpit batu yang besar saat melihat Frans sedang bersama seorang wanita dan mereka saling berpegangan tangan.
" Mungkin itu keluarganya yang aku gak tau " ucap Siska tidak ingin berpikir yang tidak-tidak.
Siska mencoba untuk berpikir positif walaupun ia bisa melihat bahwa interaksi antara Frans dan wanita itu seperti sepasang kekasih bukan keluarga.
Siska berjalan mendekati meja dimana Frans dan wanita itu berada.
" Frans " panggil Siska saat sudah berada di dekat mereka.
Frans dan wanita itu langsung menoleh ke arah Siska. Terlihat sekali Frans sangat terkejut dengan kedatangan Siska. Frans langsung berdiri dari duduknya.
" Siska? " ucap Frans terkejut.
" Kamu ngapain disini? " tanya Frans terlihat gugup.
" Aku mau ngerjain tugas disini " jawab Siska.
" Kamu kemana aja sih? Aku mau ketemu kamu tapi kamu aku hubungin gak bisa " tanya Siska pada Frans.
Frans terdiam belum menjawab pertanyaan Siska. Wanita yang bersama Frans tadi berdiri dan melingkarkan tangannya di lengan Frans.
" Dia siapa, Sayang? " tanya wanita itu pada Frans.
Deg.
Siska sangat terkejut saat wanita itu memanggil Frans dengan panggilan sayang.
" Sayang? " ucap Siska dengan tatapan tidak percaya.
Siska sudah tidak bisa berpikir positif lagi. Ia sangat yakin Frans memiliki hubungan khusus dengan wanita itu.
" Ini apa, Frans? Jelasin sama aku. Kamu selingkuh dari aku? " tanya Siska pada Frans.
" Aku bisa jelasin, Sis. Kamu dengerin aku dulu " ucap Frans meraih tangan Siska.
Siska langsung menarik tangannya kembali, apalagi saat ia melihat tangan wanita itu masih berada di lengan Frans.
" Aku gak nyangka ya, Frans. Jadi ini alasan kamu berubah sama aku. Setidaknya kalo kamu mau sama cewek lain, kamu putusin dulu hubungan kita " ucap Siska dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Hatinya begitu sakit saat melihat pria yang ia cintai memilki hubungan dengan wanita lain.
" Bukan gitu, Sis. Dengerin aku dulu " ucap Frans mencoba menjelaskan.
Siska mencoba untuk mengendarai dirinya. " Oke, sekarang apa yang mau kamu omongin aku bakal dengerin " jawab Siska ingin mendengarkan penjelasan Frans.
" Aku gak ada maksud buat selingkuh dari kamu " ucap Frans pada Siska.
Siska hanya tersenyum sinis mendengar itu. Jika tidak bermaksud untuk selingkuh, tidak mungkin mereka berada di posisi seperti ini. Itulah yang ada di pikiran Siska.
" Ini Abel, kita berdua dijodohin. Awalnya aku nolak perjodohan ini karena aku cinta sama kamu tapi orang tua kami terus maksa. Akhirnya aku berusaha buat kenalan sama Abel dan buat dia ngerti kalau sudah ada kamu. Tapi semakin kami sering bertemu rasa cinta juga hadir buat Abel, aku gak bisa milih antara kalian berdua. Maafin aku, Sis " lanjut Frans.
Siska berusaha untuk menahan air matanya yang hampir keluar.
" Kenapa kamu gak bilang dari awal sama aku kalo kamu dijodohin? " tanya Siska kecewa.
" Aku gak mau nyakitin kamu " jawab Frans menundukkan kepalanya.
Siska tertawa sinis mendengar jawaban Frans. " Gak mau nyakitin aku, terus ini apa? " ucap Siska.
Siska melihat ke arah wanita yang dijodohkan dengan Frans.
" Jadi dia tau kalo kamu sudah punya pacar? Dan dia masih mau jalanin hubungan sama kamu? " tanya Siska pada Frans.
" Aku sudah tau tapi kami gak bisa nolak permintaan orang tua kami " bukan Frans yang menjawab tapi wanita itu.
" Cih, gak usah pake bawa-bawa orang tua. Kalo kamu bilang dari awal aku bakal lepasin kamu, Frans " ucap Siska tidak akan bisa menerima alasan itu.
" Karena sekarang sudah jelas jadi mulai sekarang kita putus " lanjut Siska.
Kemudian Siska pergi meninggalkan mereka berdua dengan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Frans mencoba untuk mengejar Siska.
" Sis, aku gak mau putus " ucap Frans setelah berhasil mengejar Siska.
" Terus kamu mau apa? Mau milikin aku sama dia sekaligus? " tanya Siska pada Frans.
Frans terdiam karena ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia tidak ingin kehilangan Siska, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Abel.
" Sorry, aku gak sudi " ucap Siska melepaskan tangannya dari Frans.
Siska langsung pergi ke parkiran dan masuk ke dalam mobilnya. Siska melajukan mobilnya pergi meninggalkan cafe itu.
Di dalam mobil Siska menangis sejadi-jadinya meluapkan semua sesak yang ada di hatinya.
" Kenapa? Kenapa aku harus sakit hati lagi " ucap Siska dalam tangisnya.
Siska menepikan mobilnya di tepi jalan yang cukup sepi. Mengendarai mobil dalam keadaan seperti ini akan sangat bahaya baginya dan juga orang lain.
Siska meluapkan tangisnya di dalam mobil. Bahkan saat sang ibu meneleponnya, Siska mengabaikan panggilan itu. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun. Siska mematikan ponselnya untuk sementara waktu. Ia butuh waktu sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Siska menangis dalam waktu yang lama hingga tanpa sadar, ia pun tertidur di dalam mobil cukup lama.
Siska terbangun saat hari sudah berganti malam.
" Egh, sudah malam? " ucap Siska saat melihat langit sudah gelap.
Kemudian Siska keluar dari mobil. Ia sangat malas untuk pulang ke rumah apalagi dengan matanya yang terlihat bengkak. Ia tidak ingin ditanya macam-macam oleh kedua orang tuanya.
Siska berjalan menuju jembatan yang tidak jauh dari tempat ia memarkirkan mobilnya. Sisa memegang pagar jembatan dan menikmati angin malam yang berhembus menerpa kulitnya.
Siska mengembuskan napasnya panjang. " Aku gak boleh gini. Aku harus bisa move on, aku gak mau terpuruk cuma gara-gara cowok " ucap Siska pada dirinya sendiri.
Cukup lama Siska berada di jembatan itu hingga waktu menunjukkan hampir pukul dua belas mama tapi ia masih enggan untuk pulang. Ia bahkan juga belum menyalakan ponselnya. Bisa dipastikan kedua orang tuanya sangat khawatir dan mungkin sang ayah sudah menyuruh anak buahnya untuk mencarinya.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments