Reno membuka matanya dan ia melihat sebuah taman dengan hamparan bunga-bunga yang indah. Ia melihat di sekeliling tapi tidak ada satu orang pun di sana hanya ia seorang diri.
" Aku dimana? " tanya Reno pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ia merasa ada tangan seseorang yang menepuk pundaknya. Ia pun menoleh ke belakang dan ia begitu terkejut saat melihat almarhumah istrinya yang sedang tersenyum manis padanya.
" Anisa? " ucap Reno tidak percaya.
" Iya Mas " jawab Anisa tersenyum.
Reno pun langsung memeluk Anisa dengan begitu erat dan menumpahkan semua rasa rindunya selama sepuluh tahun ini.
" Ini beneran kamu, Sayang? " tanya Reno masih belum percaya.
Anisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Kemudian Anisa mengajak Reno untuk duduk di sebuah bangku yang ada di taman itu. Reno terus menggenggam tangan Anisa dan tidak ingin melepaskannya.
" Jangan pergi tinggalin aku lagi, Sayang. Aku sangat mencintai kamu " ucap Reno pada Anisa.
" Kamu jangan seperti ini, Mas. Kita sudah berbeda, kamu harus melanjutkan hidup kamu bersama putri kita " ucap Anisa mencoba menyadarkan Reno.
Anisa menggenggam tangan Reno dan menatap mata Reno dengan tersenyum.
" Aku minta sama kamu untuk buka hati kamu. Kasian putri kita tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu walaupun aku tau kamu tidak pernah kekurangan dalam memberikan kasih sayang, tapi dia juga butuh kasih sayang seorang ibu. Tolong berikan dia kasih sayang seorang ibu yang tidak bisa aku berikan pada putri kita " ucap Anisa pada Reno.
" Enggak, Sayang. Kita bisa membesarkan anak kita bersama-sama sekarang " jawab Reno menggelengkan kepalanya.
" Kita sudah tidak bisa bersama Mas, kita sudah berbeda. Aku mohon Mas, ini permintaan terakhir dari aku. Aku mau putri kita tumbuh dewasa dengan keluarga yang utuh " ucap Anisa memohon.
" Aku gak bisa, Sayang " jawab Reno yang sangat mencintai Anisa.
" Aku mohon, Mas. Tolong penuhin permintaan aku " ucap Anisa pada Reno.
Anisa berdiri dari duduknya diikuti oleh Reno.
" Kamu mau kemana? " tanya Reno pada Anisa.
" Aku harus kembali, Mas. Aku sangat berharap kamu mau penuhin permintaan terakhir aku " jawab Anisa tersenyum.
" Anisa, jangan tinggalin aku " ucap Reno menahan tangan Anisa.
Anisa tersenyum lalu melepaskan tangan Reno yang masih menahannya. Anisa terus pergi menjauh dan menghilangkan dari pandangan Reno.
" Anisa " teriak Reno memanggil istrinya itu.
Reno terbangun dari tidurnya dengan keringat yang sudah membasahi keningnya.
" Astaghfirullah, ternyata cuma mimpi " ucap Reno mengusap wajahnya.
Reno melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua tengah malam. Reno turun dari tempat tidur, ia melihat ke arah nakas dan ternyata air di dalam gelasnya sudah habis. Reno keluar dari kamar dan menuju dapur. Reno mengisi kembali gelasnya dengan air putih lalu meminumnya hingga tersisa setengah.
" Lebih baik aku sholat tahajud sebelum masuk waktu subuh " ucap Reno setelah minum.
Reno masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu ia melaksanakan sholat tahajud di kamarnya.
" Ya Allah, Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ampunilah semua dosa-dosa hamba dan berikanlah hamba ini kekuatan. Ya Allah, apakah ini petunjukmu dengan mendatangkan almarhumah Anisa ke dalam mimpi hamba. Apakah hamba harus membuka hati hamba lagi. Jika memang itu yang terbaik hamba akan berusaha untuk membuka hati hamba dan memberikan ibu kembali untuk putri hamba. Hamba mohon berikanlah hamba seorang pasangan yang mau menerima dan menyayangi putri hamba. Aamiin " ucap Reno dalam doanya.
Ia merasa lebih tenang setelah sholat dan berdoa. Kini ia akan berusaha untuk membuka hatinya. Ia juga ingin memenuhi permintaan terakhir dari almarhumah istrinya agar Nadia bisa merasakan kasih sayang seorang ibu.
" Semoga ini yang terbaik buat semuanya. Benar kata Arisa dan Diki, aku gak boleh egois. Aku harus memikirkan Nadia yang butuh kasih sayang seorang ibu " ucap Reno karena yang penting untuk dirinya adalah sang putri.
Reno bangkit dan mengambil sebuah Al-Qur'an lalu mulai membacanya sembari menunggu waktu subuh tiba.
Reno menyudahi membaca Al-Qur'an itu saat mendengar azan subuh berkumandang. Ia bangkit dari posisi duduk lalu meletakkan Al-Qur'an itu kembali ke tempatnya. Reno keluar dari kamarnya untuk membangunkan Nadia untuk sholat subuh.
Reno masuk ke dalam kamar Nadia. Terlihat Nadia sudah bangun dan sedang duduk di tepi tempat tidur.
" Ayah " ucap Nadia saat melihat Reno masuk ke kamarnya.
" Rajinnya anak Ayah sudah bangun. Ayo kita sholat subuh sebelum waktunya habis " ucap Reno pada Nadia.
" Iya Yah " jawab Nadia bangkit dari tempat tidur.
Kemudian Reno dan Nadia pergi ke mushola rumah untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Di sana juga sudah ada Arisa yang sudah mengenakan mukenanya menunggu Reno dan Nadia.
***
Matahari sudah menunjukkan sinarnya dari arah timur. Reno sudah sangat rapi dengan setelan jas untuk berangkat bekerja. Reno keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan.
" Nadia hari ini ke rumah Kakek sama Nenek dulu. Soalnya Ayah ada meeting penting hari ini, tapi nanti siang Ayah langsung jemput Nadia setelah selesai. Nadia juga harus homeschooling siang ini " ucap Reno pada Nadia di meja makan.
" Iya Yah " jawab Nadia.
Reno akan menitipkan Nadia di rumah kedua mertuanya karena ia harus bekerja hari ini dan Arisa juga harus sekolah. Mereka juga sudah lama tidak berkunjung ke rumah orang tua dari almarhumah istrinya itu.
Setelah selesai sarapan, Reno pun mengantar Nadia ke rumah Kakek dan Neneknya yang berada di sebuah pesantren di pinggiran kota Jakarta.
Empat puluh lima menit kemudian mereka pun sampai karena memang jarak yang mereka tempuh cukup jauh. Reno memberhentikan mobilnya di depan rumah kedua mertuanya lalu turun bersama Nadia.
" Assalamualaikum " ucap Reno dan Nadia.
" Walaikumsalam " jawab kedua mertua Reno.
Terlihat kedua mertua Reno itu sedang bersantai di teras rumah.
Reno mencium tangan kedua mertuanya itu diikuti oleh Nadia. Ibu mertua Reno langsung memeluk Nadia karena ia sudah lama tidak bertemu dengan cucunya.
" Cucu Nenek " ucap Ummi Fatimah, ibu mertua Reno.
" Ayo Nak Reno, masuk " ucap Abi Umar, ayah mertua Reno mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah.
" Iya Abi " jawab Reno.
Reno masuk ke dalam rumah itu bersama dengan Abi Umar dan Ummi Fatimah. Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
" Bagaimana kabar Abi dan Umi? " tanya Reno pada kedua mertuanya.
" Alhamdulillah kabar kami baik " jawab Abi Umar.
" Kabar kalian bagaimana? Dan keadaan Nadia? " tanya Abi Umar.
" Alhamdulillah kabar kami baik Abi dan Alhamdulillah juga keadaan Nadia semakin membaik " jawab Reno tersenyum.
" Alhamdulillah " ucap Abi Umar dan Ummi Fatimah.
Abi Umar dan Ummi Fatimah mengetahui jika Nadia sedang mengidap penyakit kanker stadium empat dan mereka juga selalu berdoa agar cucunya itu diberikan kesembuhan.
" Abi, Ummi, Reno ingin menitipkan Nadia disini sebentar karena di rumah tidak ada yang menjaga Nadia. Reno harus pergi ke kantor karena ada meeting penting " ucap Reno menyampaikan tujuannya.
" Baiklah. Ummi malah sangat senang jika cucu Ummi ini kamu titipkan disini " jawab Ummi Fatimah.
Setelah itu Reno pun langsung berpamitan untuk pergi ke kantor dan ia akan menjemput Nadia kembali setelah jam makan siang.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments