Pada keesokan harinya, Reno akan menemani Nadia untuk bertemu dengan istri dari pemuda yang menjadi teman Nadia. Reno juga tidak akan pergi ke kantor hari itu. Ia juga akan menyuruh Sarah, perawat Nadia untuk pulang karena ia yang akan menjaga Nadia.
" Mana sih Kak Leon, kok belum jemput Nadia juga " ucap Nadia sudah tidak sabar.
" Sabar dong, Sayang " ucap Reno pada Nadia.
" Sarah setelah ini kamu pulang aja. Biar saya yang akan menjaga Nadia " ucap Reno pada Sarah.
" Baik Tuan " jawab Sarah.
Tak lama terdengar suara pintu ruang perawatan Nadia diketuk.
Tok tok tok.
" Biar saya saja, Tuan " ucap Sarah pada Reno.
Sarah pun pergi untuk membuka pintu dan ternyata yang datang itu Leon, pemuda yang menjadi teman Nadia. Sarah pun langsung menyuruhnya masuk.
" Assalamualaikum " ucap Leon memasuki ruang perawatan Nadia.
Nadia yang sedang bermain bersama sang Ayah pun langsung menoleh ke arah Leon.
" Walaikumsalam " jawab Reno dan Nadia.
" Kak Leon " ucap Nadia senang.
Nadia berdiri dari duduknya dan langsung menghampiri Leon dan diikuti oleh Reno.
" Akhirnya Kak Leon datang juga " ucap Nadia.
Leon melihat ke arah Reno yang tersenyum padanya.
" Selamat siang, Tuan. Perkenalkan saya Leon " ucap Leon memperkenalkan dirinya.
Leon adalah seorang pemuda yang masih berkuliah di salah satu universitas di Jakarta. Istri Leon sedang koma dan juga dirawat di rumah sakit itu. Nadia berkenalan dengan Leon saat mereka berada di taman.
Leon mengulurkan tangannya pada Reno. Reno pun membalas uluran tangan tersebut.
" Saya Reno " ucap Reno pada Leon.
" Jangan panggil saya Tuan, panggil saja Bang Reno, biasanya adik saya juga memanggil saya itu dan saya rasa kamu masih seumuran dengan adik saya " lanjut Reno tersenyum.
" Baik, Bang " jawab Leon.
Kemudian Reno dan Nadia pergi ke ruang perawatan Yeni, istri dari Leon. Ruang perawatan istri Leon masih berada satu lantai dengan ruang perawatan Nadia.
" Silahkan " ucap Ardi membukakan pintu untuk Reno dan Nadia.
Reno dan Nadia pun masuk ke ruangan itu mengikuti Leon.
" Ini istri saya, Nadia, Bang Reno. Namanya Yeni. Dia sudah sekitar seminggu koma " ucap Leon pada Reno dan Nadia.
Leon mendekat ke brankar istrinya.
" Sayang, liat aku bawa siapa. Ini ada Nadia, gadis kecil yang aku ceritakan sama kamu " ucap Leon pada sang istri.
" Dan ini Bang Reno, ayahnya Nadia " lanjut Leon.
Nadia berjalan mendekati brankar Yeni.
" Assalamualaikum, Kak Yeni. Kenalin aku Nadia, aku temannya Kak Leon " ucap Nadia memperkenalkan dirinya pada Yeni yang memejamkan matanya.
" Kakak cepet sadar ya biar kita bisa kenalan langsung. Aku juga pengen jadi teman kakak " lanjut Nadia.
Leon tersenyum melihat itu dan mengusap kepala Nadia.
" Nadia harus tau kalo di perut Kakak Yeni ini ada adik bayinya. Jadi Nadia doakan ya supaya Kakak Yeni cepat sadar dan adik bayinya juga lahir dengan selamat " ucap Leon mengusap perut Yeni.
" Wah beneran, Kak? " tanya Nadia tersenyum.
Leon pun menganggukkan kepalanya.
" Nadia pasti doakan Kak Yeni. Nadia juga mau ketemu adik bayi " ucap Nadia begitu antusias.
Setelah cukup lama berada di ruangan itu, Reno dan Leon pun keluar. Sedangkan Nadia ingin berbicara dengan Yeni walau Yeni tidak sadarkan diri. Reno dan Leon duduk di depan ruang perawatan Yeni.
" Jadi istri kamu kecelakaan? " tanya Reno pada Leon.
" Iya Bang. Ada seseorang yang sengaja menabraknya " jawab Leon.
" Abang terkejut saat Nadia berkata berkenalan dengan seseorang dan istrinya sedang koma. Tapi Abang lebih terkejut itu kamu, abang liat kamu masih sangat muda " ucap Reno karena ia tidak menyangka Leon masih semuda itu.
" Aku dan Yeni menikah beberapa bulan yang lalu saat kami baru satu semester kuliah. Kami memang memutuskan untuk menikah muda. Apalagi orang tua kami juga meminta kami untuk segera menikah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan " ucap Leon memberitahu Reno.
Reno menepuk bahu Leon. " Kamu yang sabar ya. Abang ngerti perasan kamu, kamu pasti hancur. Apa istri kamu sedang mengandung " ucap Reno mencoba menguatkan Leon.
" Abang juga dulu merasakan apa yang kamu rasakan sekarang. Ibunya Nadia pergi untuk selamanya setelah memilih untuk mempertahan dan melahirkan Nadia. Abang hancur saat itu tapi Abang harus bertahan demi Nadia dan sekarang Nadia sakit parah " lanjut Reno.
" Abang gak pernah merasa menyerah dengan keadaan? " tanya Leon pada Reno.
Setelah mendengar cerita Reno, Leon merasa beruntung karena Yeni masih ada kesempatan untuk sadar sedangkan istri Reno sudah pergi selamanya dan Nadia sedang sakit parah, yang bisa merenggut nyawanya kapan saja.
" Abang selalu percaya sama kekuatan Allah. Allah pasti akan memberikan keajaiban. Abang hanya terus berdoa untuk kesembuhan Nadia dan minta dikuatkan jika Nadia harus diambil dari hidup Abang " jawab Reno tersenyum.
" Jadi kamu juga harus percaya itu dan jangan pernah menyerah " ucap Reno pada Leon.
Nadia keluar dari ruang perawatan Yeni saat sudah puas bercerita pada Yeni. Ia menemui Reno dan Leon di depan ruangan itu.
" Ayah " panggil Nadia.
Reno yang sedang mengobrol dengan Leon pun langsung menoleh pada Nadia yang baru saja keluar dari ruang perawatan Yeni.
" Iya, ada apa Sayang? " tanya Reno mendekati sang anak.
" Nanti Nadia boleh sering-sering jengukin Kak Yeni. Nadia seneng cerita sama Kak Yeni walau Kak Yeni gak bisa jawab tapi Nadia bisa rasain kalo Kak Yeni dengerin cerita Nadia. Persis seperti saat Nadia cerita sama Bunda " ucap Nadia pada Reno.
" Iya Sayang, Nadia boleh kalo mau sering-sering jengukin dan cerita sama Kak Yeni " jawab Reno tersenyum.
" Tapi Nadia gak boleh ke sini sendiri. Harus sama ayah, perawat atau pun Kak Leon " ucap Reno pada Nadia.
Nadia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
" Makasih ya, Ayah " ucap Nadia senang.
" Iya Sayang " jawab Reno.
Nadia lalu mendekati Leon yang memperhatikan mereka.
" Kak Leon, boleh kan kalo Nadia sering ke sini dan ketemu sama Kak Yeni? " tanya Nadia pada Leon.
" Iya, boleh kok " jawab Leon tersenyum.
Nadia tersenyum senang sudah mendapatkan izin dari Leon dan juga ayahnya.
Tak lama ada pasangan suami dan seorang gadis menghampiri mereka. Sepertinya mere datang untuk menjenguk istri Leon.
" Assalamualaikum " ucap mereka
" Walaikumsalam " jawab Reno dan Nadia serta Leon.
Leo pun langsung mencium tangan pasangan suami istri itu.
" Loh, Pak Reno " ucap orang itu terkejut.
" Tuan Smith " ucap Reno tak kalah terkejut.
Reno dan Tuan Smith memang saling mengenal. Mereka adalah rekan bisnis yang sekarang sedang bekerja sama.
" Kalian saling kenal? " tanya Leon pada Reno dan Tuan Smith.
" Jelas kenal, Pak Reno ini rekan bisnis kita. Proposal yang kamu buat kemarin itu yang kita serahkan pada perusahaan Pak Reno ini " jawab Tuan Smith.
" Tuan Smith dan Leon? " tanya Reno bingung melihat kedekatan Leon dan Tuan Smith.
" Leon ini keponakan saya. Dia juga karyawan saya di kantor. Proposal yang anda langsung setujui itu Leon yang mengerjakannya " jawab Tuan Smith.
" Wah, saya tidak menyangka ini " ucap Reno.
" Oh iya bagaimana kalian bisa mengenal? " tanya Tuan Smith.
" Putri saya ini adalah teman Leon, dia juga baru saja menjenguk istri Leon " jawab Reno.
Tuan Smith menganggukkan kepalanya mengerti.
" Oh iya, perkenalkan ini Amelia istri saya dan Siska putri tunggal saya " ucap Tuan Smith memperkenalkan keluarganya.
Reno pun tersenyum pada istri dan putri Tuan Smith, begitu juga sebaliknya.
" Ini putri saya, Nadia " ucap Reno merangkul Nadia.
" Nadia salam dulu " lanjut Reno pada Nadia.
Nadia pun menyalami Tuan Smith, Nyonya Amelia dan Siska.
" Halo cantik " ucap Siska setelah Nadia mencium tangannya.
" Halo Kakak " balas Nadia tersenyum.
" Kamu lucu banget sih " ucap Siska mengusap kepala Nadia.
" Kakak juga cantik banget " puji Nadia.
" Ah, terima kasih Sayang " ucap Siska tersenyum.
" Sama-sama, Kakak cantik " jawab Nadia.
Mereka semua pun tersenyum melihat interaksi antara Siska dan Nadia.
Setelah itu Reno dan Nadia pamit untuk kembali ke ruang perawatan Nadia karena Nadia harus beristirahat. Sedangkan Leon dan Tuan Smith sekeluarga masuk untuk menjenguk Yeni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments