Hari demi hari terus dilewati oleh Siska. Sudah tiga bulan ini hidupnya terasa lebih berwarna setelah mengenal Reno dan Nadia. Hampir setiap minggu Siska pergi ke rumah Reno untuk bertemu dengan Nadia. Terkadang juga mereka akan pergi bersama. Waktu tiga bulan ini juga berhasil menumbuhkan perasaan di hati Siska untuk Reno, apalagi Nadia dan Arisa terus berusaha untuk membuat Reno dan Siska menjadi dekat. Siska sangat merasa nyaman berada di dekat Reno apalagi Reno yang dewasa membuatnya merasa lebih dijaga dan disayangi. Walaupun Siska sadar bahwa Reno masih sangat mencintai almarhumah istrinya.
Siang hari ini Siska akan pergi ke rumah sakit. Ia ingin mengetahui hasil pemeriksaan medis Nadia yang kemungkinan besar akan sembuh dari kanker otak jika dilihat dari perkembangan Nadia hingga saat ini dan itu sudah disampaikan oleh Dokter Diki. Tapi itu semua tergantung dengan hasil pemeriksaan hari ini apakah sel kanker pada Nadia sudah bersih atau belum. Siska selalu menemani Nadia setiap Nadia melakukan kemoterapi terapi. Walaupun ia harus mendapatkan tatapan kebencian dari Sarah tapi ia tidak peduli. Siska juga sudah tahu bahwa Sarah bersikap seperti itu karena cemburu padanya yang dekat dengan Reno dan Nadia.
" Assalamualaikum " ucap Siska memasuki ruang perawatan Nadia.
" Walaikumsalam " jawab mereka.
Di sana sudah ada Reno, Arisa dan juga Sarah. Siska berjalan mendekati Nadia yang berada di ranjang rumah sakit dan langsung memeluknya.
" Maaf ya, Kakak telat " ucap Siska pada Nadia.
" Enggak kok, Kak. Om Dokter juga belum ke sini buat kasih tau hasil pemeriksaan aku " jawab Nadia tersenyum.
Siska melirik Sarah yang lagi-lagi menatapnya tidak suka. Siska bersikap seolah tidak peduli karena ia tidak merasa berbuat salah pada Sarah.
Tak lama Dokter Diki masuk ke dalam ruang perawatan itu dengan seorang perawat yang membawa hasil pemeriksaan Nadia.
" Jadi gimana hasil pemeriksaan Nadia? " tanya Reno pada Dokter Diki.
Dokter Diki tersenyum sebelum menjawab. " Ini sungguh luar biasa. Hasil pemeriksaannya sangat bagus dan Nadia sekarang sudah dinyatakan sembuh dari kanker otak. Semua sel kanker yang ada pada Nadia sudah bersih. Ini sungguh suatu keajaiban " ucap Dokter Diki menjelaskan hasil pemeriksaan Nadia.
Semua orang yang mendengar itu merasa sangat senang, bahkan Reno langsung sujud syukur.
" Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Terima kasih Engkau sudah memberikan kesembuhan dan mengangkat penyakit anak hamba " ucap Reno dalam sujudnya.
Reno bahkan menitihkan air mata bahagianya mendengar putri satu-satunya telah dinyatakan sembuh dari kanker otak stadium empat.
" Sudah Ren. Ayo berdiri " ucap Dokter Diki mengangkat tubuh Reno.
Reno berdiri dengan bantuan Dokter Diki. Reno mendekati Nadia yang sedang menangis di pelukan Siska.
" Sayang " ucap Reno pada sang putri.
" Ayah " ucap Nadia yang masih menangis bahagia.
Nadia pun langsung memeluk Reno dan menumpahkan rasa bahagianya. Reno mengecup puncak kepala Nadia.
" Aku sembuh, Yah " ucap Nadi pada Reno.
" Iya Sayang. Alhamdulillah, ini kebesaran Allah " jawab Reno mengecup puncak kepala Nadia kembali.
Semua yang ada di sana juga menitihkan air matanya terharu dengan momen itu. Siska tersenyum lalu mengusap air mata di sudut matanya.
" Terima kasih ya, Ki " ucap Reno memeluk Dokter Diki.
" Iya Ren. Ini juga buah dari doa dan kesabaran kamu selama ini " jawab Dokter Diki menepuk punggung Reno.
Setelah itu Dokter Diki pun pamit karena ada pasien lain yang harus ia periksa.
" Aku pergi dulu. Ada pasien yang harus aku periksa " ucap Dokter Diki pada mereka semua.
" Nadia harus tetap kontrol ya setiap dua minggu sekali biar Om Dokter bisa memastikan bahwa sel kanker itu tidak akan tumbuh lagi " lanjut Dokter Diki pada Nadia.
" Iya, Om Dokter " jawab Nadia tersenyum.
Dokter Diki pun keluar dari ruang perawatan itu bersama seorang perawat.
" Sekarang kita pulang ya " ucap Reno pada Nadia.
" Iya Yah " jawab Nadia.
" Kak Siska ikut Nadia pulang ke rumah kan? " tanya Nadia pada Siska.
" Iya Sayang " jawab Siska mengusap kepala Nadia.
Arisa sedang membereskan semua barang-barang Nadia yang masih ada di sana dibantu oleh Sarah.
" Sarah " panggil Reno pada Sarah.
Sarah yang sedang membantu Arisa langsung mendekati Reno yang memanggilnya.
" Iya Tuan " jawab Sarah.
" Terima kasih sudah menjadi perawat Nadia selama ini. Karena Nadia sudah sembuh jadi saya memberhentikan kamu sebagai perawat Nadia. Nanti saya akan transfer gaji dan pesangon buat kamu. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih " ucap Reno pada Sarah.
" Iya Tuan. Sama-sama " jawab Sarah dengan senyum terpaksa.
Sarah kesal karena Reno memberhentikannya bekerja sebagai perawat Nadia sehingga ia tidak bisa mendekati Reno yang bahkan sekarang terlihat dekat dengan Siska.
" Pasti gara-gara Siska yang minta Bang Reno buat berhentiin aku jadi perawat Nadia " ucap Sarah dalam hati menatap kesal Siska.
Reno memberhentikan Sarah sebagai perawat Nadia karena memang ia sudah tidak membutuhkan bantuan dari Sarah lagi. Nadia sudah sembuh dan ia tidak perlu menjaga Nadia secara ekstra lagi seperti saat Nadia sakit.
" Saya tetap boleh bertemu Non Nadia kan, Tuan. Saya dan Non Nadia sudah terlanjur dekat dan saya sangat menyayangi Non Nadia " ucap Sarah pada Reno.
Sarah memang cukup dekat dengan Nadia tapi setelah kehadiran Siska, Nadia menjadi lebih dekat dengan Siska. Mungkin Nadia bisa membedakan mana yang tulus dan tidak dalam mendekatinya. Apalagi sekarang Nadia memiliki misi untuk mendekatkan Reno dan Siska.
" Iya, boleh " jawab Reno.
Arisa yang sudah selesai membereskan barang-barang milik Nadia pun langsung mendekati Reno.
" Sudah selesai, Bang " ucap Arisa pada Reno.
" Ayo kita pulang sekarang " ajak Reno pada mereka.
" Gendong, Yah " ucap Nadia merentangkan kedua tangannya.
" Baiklah. Sini Ayah gendong " jawab Reno tersenyum.
Dengan senang hati Reno pun langsung menggendong putri semata wayangnya itu. Nadia langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Reno.
Reno pun keluar dari ruang perawatan itu dengan menggendong Nadia. Diikuti oleh Siska dan Arisa serta Sarah. Siska dan Arisa mengobrol sambil berjalan tanpa menghiraukan Sarah yang ada di samping mereka. Sarah pun merasa sangat kesal karena keberadaan tidak dianggap oleh kedua gadis itu.
" Kami duluan, Sarah. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih sudah menjadi perawat Nadia selama ini " ucap Reno pada Sarah saat mereka sudah berada di lobi rumah sakit.
" Iya Tuan " jawab Sarah.
" Assalamualaikum " ucap Reno.
" Walaikumsalam " jawab Sarah.
Reno dan lainnya langsung pergi meninggalkan Sarah dan menuju ke parkiran tempat mobil mereka berada.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments