Reno kembali setelah menaruh alat lukis itu di dalam mobil. Ia melihat Siska dan Nadia yang menunggunya di depan toko alat lukis.
" Ayo kita pergi ke Playground " ucap Reno pada Siska dan Nadia.
Nadia menggandeng tangan Reno dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya sudah menggandeng tangan Siska. Mereka berjalan beriringan dengan Nadia yang berada di tengah menggandeng tangan Reno dan Siska. Mereka sungguh terlihat seperti sebuah keluarga yang bahagia. Orang yang melihat itu pasti juga mengira seperti itu jika tidak mengenal mereka.
Nadia tersenyum melihat tangannya yang sedang menggandeng Reno dan Siska. Ini yang ia ingin rasakan dari dulu. Ia merasakan memiliki keluarga yang untuk walaupun Siska bukanlah ibunya.
Saat memasuki area playground, Reno melihat Dokter Diki yang juga sedang berada di sana bersama dengan istri dan anaknya.
" Itu ada Dokter Diki, kita samperin mereka ya " ucap Reno menunjuk keberadaan sahabatnya.
Mereka bertiga menghampiri Dokter Diki serta istri dan anaknya.
" Assalamualaikum " ucap Reno.
" Walaikumsalam " jawab mereka.
" Reno? Kalian disini juga? " ucap Dokter Diki pada Reno.
" Iya, Nadia ngajak beli alat lukis sekalian jalan-jalan " jawab Reno.
" Nadia salam dulu sama Om dan Tante " ucap Reno pada Nadia.
Nadia pun menyalami Dokter Diki dan istrinya bergantian.
" Nona Siska " ucap Dokter Diki saat baru menyadari keberadaan Siska.
Siska pun tersenyum pada Dokter Diki dan istrinya.
Dokter Diki tersenyum menggoda Reno. Ia sudah curiga Reno ada hubungan spesial dengan Siska sejak Siska menemani Nadia kemoterapi.
" Perkenalkan ini istri saya Gina dan juga anak saya Sean " ucap Dokter Diki memperkenalkan istri dan anaknya.
Sean masih berusia tujuh tahun dan lebih muda tiga tahun dari Nadia.
Siska pun berkenalan dengan istri dan anak dari Dokter Diki
" Kakak, aku mau main sama Sean " ucap Nadia ingin segera pergi bermain.
" Ayo biar Kakak temenin kalian " ucap Siska tidak akan membiarkan Nadia bermain sendiri.
" Ayo, Ma " ajak Sean pada Gina.
" Iya Sayang " jawab Gina.
Siska dan Gina pun menemani Nadia dan Sean yang sedang bermain agar mereka tetap bermain dengan aman.
" Kamu calon istrinya Reno ya? " tanya Gina pada Siska.
Siska terkejut mendengar pertanyaan dari Gina. Siska pun langsung menggelengkan kepalanya.
" Bukan, Kak " jawab Siska menggelengkan kepalanya.
" Oh, aku kira kamu calon istrinya Reno. Soalnya aku gak pernah liat Reno dekat sana perempuan lain selain kamu dan almarhumah istrinya " ucap Gina karena setahu dirinya, Reno tidak pernah dekat dengan perempuan.
" Serius, Kak? " tanya Siska seakan tidak percaya.
" Iya. Itu sih yang Kakak tau ya " jawab Gina.
" Kamu lihat sendiri gimana Reno sama perempuan. Dia jaga jarak banget sama perempuan " ucap Gina pada Siska.
Siska pun menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Gina.
Sementara itu, Reno dan Dokter Diki duduk di tempat yang sediakan untuk menunggu anak-anak yang sedang bermain.
" Kamu ada hubungan sama Nona Siska ya Ren? " tanya Dokter Diki dengan tatapan menyelidik.
" Enggak ada. Aku sama Siska cuma sekedar pergi bersama karena Nadia " jawab Reno apa adanya.
" Masa sih? " tanya Dokter Diki tidak percaya.
" Terserah kamu kalau gak percaya " jawab Reno.
" Padahal kalian tadi terlihat seperti keluarga yang bahagia. Emang kamu gak mau kasih keluarga yang utuh buat Nadia? Kasian dia pasti kadang iri kalau melihat anak lain bersama ayah dan ibunya. Sedangkan dia cuma ada kamu " ucap Dokter Diki pada Reno.
Reno menghela napasnya panjang. " Bukannya aku gak mau Ki, tapi aku belum menemukan sosok ibu yang cocok buat Nadia. Aku juga masih sangat mencintai Anisa " jawab Reno.
" Kamu jangan egois Ren, hanya demi perasaan kamu yang masih mencintai Anisa. Nadia juga butuh sosok seorang ibu " ucap Dokter Diki yang kasihan melihat putri dari sahabatnya itu yang butuh sosok seorang ibu.
" Aku bakal pikirin nanti soal itu " jawab Reno.
" Nona Siska aja, dia cocok buat jadi ibu sambung Nadia. Lihat sifat keibuan Siska pada Nadia " ucap Dokter Diki memberikan saran.
" Siska masih muda. Pasti dia juga sudah punya kekasih " jawab Reno.
" Baru kekasih dan belum suami jadi tikung aja " ucap Dokter Diki.
" Sembarangan aja. Aku gak mau jadi penikung kekasih orang ya. Kalau memang aku masih punya jodoh sama orang lain dan itu Siska, pasti akan disatukan Allah " jawab Reno.
Kemudian Reno melihat ke arah Nadia yang sedang bermain di bawah pengawasan Siska. Benar kata Dokter Diki jika Siska sangat keibuan. Ia begitu sabar dan telaten menghadapi anak kecil seperti Nadia.
Setelah lelah bermain, Nadia dan Sean pun mengeluh jika perut mereka sudah lapar dan ingin makan.
" Kak, Nadia lapar " ucap Nadia pada Siska.
" Sean juga, Ma " tambah Sean.
" Ya sudah, ayo sekarang kita ke Papa terus kita cari tempat untuk makan " ucap Gina menggandeng tangan sang putra.
" Ayo Sis " ajak Gina pada Siska.
" Iya Kak " jawab Siska.
Mereka pun berjalan menghampiri Reno dan Dokter Diki yang masih mengobrol di tempat mereka. Reno dan Dokter Diki pun langsung berdiri setelah melihat kedatangan Siska dan Gina serta Nadia dan Sean.
" Mas, ayo kita cari tempat makan. Anak-anak sudah lapar " ucap Gina pada Dokter Diki.
" Iya " jawab Dokter Diki.
Setelah itu mereka pun keluar dari area playground dan mencari restoran sambil bergandengan tangan seperti tadi. Begitu juga Dokter Diki serta anak dan istrinya.
" Kalian terlihat seperti sebuah keluarga yang bahagia " ucap Gina pada Reno dan Siska.
Reno hanya tersenyum untuk menanggapinya. Sedangkan Siska menundukkan kepalanya, entah kenapa ia merasa senang mendengar itu. Ia bahkan sempat berpikir ingin itu menjadi kenyataan tapi ia langsung menepisnya.
" Astaga Siska, mana mau Reno sama kamu " ucap Siska dalam hati.
" Benarkah, Tante? " tanya Nadia terlihat sangat senang.
" Iya Sayang " jawab Nadia.
Nadia merasa sangat bahagia. Ia berdoa dalam hatinya jika ia akan selalu merasakan ini. Ia juga berdoa agar Siska yang menjadi ibunya.
" Semoga Kak Siska jadi bunda aku. Aku pengen kayak anak yang lain punya keluarga yang utuh " ucap Nadia dalam hati.
Sesampainya di sebuah restoran, mereka langsung memesan makanan karena memang sudah sangat lapar. Setelah makanan yang mereka pesan sudah datang, mereka pun langsung menyantap makanan itu dengan lahap.
" Pelan-pelan makannya, Sayang. Gak ada yang minta kok " ucap Siska pada Nadia.
" Iya Kak " jawab Nadia dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Siska mengelap bibir Nadia yang belepotan dengan tisu. Ia begitu telaten melakukan itu. Reno tersenyum memperhatikan Siska yang begitu perhatian pada putrinya.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Titik Sofiah
lanjut Thor
2023-02-15
0