Reno sampai di rumah sakit sekitar pukul lima sore. Ia masuk ke dalam rumah sakit setelah memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Ia akan langsung pergi ke ruang perawatan Nadia.
Saat sudah berada di depan ruang perawatan Nadia, ia berpapasan dengan Dokter Diki.
" Dari mana baru datang ke rumah sakit, Ren? " tanya Dokter Diki dengan bahasa yang santai dan tidak terlalu formal.
Dokter Diki adalah sahabat baik Reno dari SMA. Mereka berdua juga berkuliah di universitas yang sama tapi jurusan yang berbeda.
" Dari Bandung. Ada sedikit masalah sama proyek di sana " jawab Reno.
" Gimana keadaan Nadia? " tanya Reno pada Dokter Diki.
" Keadaannya baik dan aku liat banyak banget kemajuannya. Kalau keadaan Nadia terus baik dan tetap rutin kemoterapi, Nadia ada kemungkinan sembuh dari kanker " jawab Dokter.
" Kamu bisa langsung bawa Nadia pulang setelah tubuhnya pulih " lanjut Dokter Diki.
Reno sangat senang mendengar kabar itu.
" Alhamdulillah " ucap Reno menangkup kedua tangannya di wajahnya.
" Kamu harus bisa buat Nadia tetep bahagia, itu sangat membantu biar keadaannya tetep stabil " ucap Dokter Diki pada Reno.
" Iya Ki " jawab Reno.
" Apa gara-gara Nona Siska jadi Nadia semakin baik keadaannya? Aku liat dia juga semangat buat kemoterapi hari ini " tanya Dokter Diki.
" Iya. Sejak Nadia kenal Siska, dia jadi lebih ceria " jawab Reno.
" Bagus lah itu jadi ada yang bisa buat Nadia semangat " ucap Dokter Diki.
" Tapi Nona Siska cantik lho, cocok buat dijadiin ibu buat Nadia " lanjut Dokter Diki menggoda Reno.
" Gak kepikiran ke situ aku. Lagian mana mau Siska sama laki-laki dewasa dan duda kayak aku. Dia aja panggil aku Om waktu pertama ketemu " jawab Reno.
" Emang kamu sudah Om Om " ucap Dokter Diki tertawa.
" Kamu juga sama. Kita seumuran " ucap Reno mendengus kesal.
" Ya sudah aku mau periksa pasien lagi " ucap Dokter Diki menghentikan tawanya.
Reno pun menganggukkan kepalanya.
Setelah Dokter Diki pergi, Reno masuk ke dalam ruang perawatan Nadia.
" Assalamualaikum " ucap Reno memasuki ruang perawatan itu.
" Walaikumsalam " jawab Sarah yang sedang duduk di sofa.
Sarah langsung berdiri dari duduknya saat melihat kedatangan Reno.
" Tuan sudah kembali " ucap Sarah tersenyum pada Reno.
Reno hanya menganggukkan kepalanya.
Reno melihat Nadia sedang tertidur pulas bersama dengan Siska.
" Sudah lama mereka tidur? " tanya Reno pada Sarah.
" Sudah Tuan, sejak selesai kemoterapi " jawab Sarah.
" Siska juga malah tidur dan tidak menjaga Non Nadia. Saya bilang biar saya yang menjaga Non Nadia tapi dia malah menyuruh saya untuk berdiam di sofa " adu Sarah pada Reno agar Reno tidak menyukai Siska.
" Biarkan saja. Mungkin dia juga sedang lelah " jawab Reno.
Sarah merasa kesal saat Reno terlihat biasa saja dan tidak marah pada Siska.
Siska terbangun dari tidurnya saat mendengar suara orang yang sedang berbicara. Ia melihat Reno yang sudah berada di ruangan itu.
" Eh Bang Reno, sudah balik " ucap Siska sambil mengusap kedua matanya.
Reno pun tersenyum melihat Siska yang baru bangun tidur. Siska terlihat manis dengan wajah bantalnya. Reno fokus memandangi wajah Siska.
" Astaghfirullah, apaan sih Reno " ucap Reno dalam hati.
Reno pun langsung mengalihkan pandangannya dari wajah Siska.
" Gimana Nadia? Apa Nadia rewel dan menyusahkan kamu? " tanya Reno pada Siska.
" Enggak kok, Bang. Nadia gak rewel sama sekali, dia juga tidur setelah kemoterapi. Cuma dia ngeluh badannya lemes tapi kata Dokter Diki itu efek samping dari kemoterapi " jawab Siska.
Reno pun menganggukkan kepalanya mengerti.
" Aku permisi ke kamar mandi dulu, Bang " ucap Siska bangkit dari duduknya.
" Iya silahkan " jawab Reno.
Siska pun pergi menuju kamar mandi yang ada di ruang perawatan itu. Ia membasuh wajahnya yang terlihat kusut karena baru bangun tidur.
" Ya ampun, malu banget di depan Bang Reno berantakan gini " ucap Siska lalu merapikan rambutnya yang berantakan.
Setelah selesai ia pun langsung keluar dari kamar mandi. Ia melihat Nadia sudah bangun dan Reno duduk di kursi yang ditempatinya tadi.
" Tuh kan Kak Siska gak kemana-mana. Kak Siska cuma ke kamar mandi " ucap Reno pada Nadia karena mencari keberadaan Siska saat bangun tidur.
Siska langsung mendekat ka arah Nadia yang masih berada di atas ranjang rumah sakit.
" Kenapa Sayang? " tanya Siska pada Nadia.
" Nadia takut Kak Siska pergi tanpa pamitan sama Nadia " jawab Nadia.
" Kak Siska gak pergi kemana-mana kok " ucap Siska tersenyum.
Nadia pun memeluk Siska, entah kenapa ia merasa takut saat Siska pergi tanpa berpamitan padanya. Ia seperti tidak ingin kehilangan Siska. Siska mengusap lembut kepala Nadia.
" Sarah, kamu pulang saja. Lagipula saya dan Nadia juga sebentar lagi pulang " ucap Reno pada Sarah.
" Baik Tuan " jawab Sarah.
Sarah sebenarnya belum ingin pulang karena Siska juga masih berada di sana. Sarah tidak ingin Siska mendekati Reno.
" Nadia tunggu sebentar ya. Kakak mau ambil tas Kakak dulu " ucap Siska pada Nadia.
Nadia pun menganggukkan kepalanya.
Siska pun beranjak untuk mengambil tasnya di sofa tadi sebelum ia masuk ke kamar mandi. Tapi saat ia melewati Sarah, Sarah menjegal kaki Siska hingga Siska hampir terjatuh jika saja Reno tidak menarik Siska dalam pelukannya.
" Akh " pekik Siska saat Sarah menjegal kakinya.
Sarah terpaku saat menatap mata Reno dan sedang memeluknya. Begitu juga dengan Reno. Mereka sama-sama terhipnotis hingga terus saling menatap dan tidak beranjak dari posisi mereka.
Deg deg deg.
Jantung mereka sama-sama berdetak lebih kencang saat menatap mata masing-masing dan saling mengunci.
Sarah terbakar cemburu melihat itu dan mengepalkan kedua tangannya. Ia menjegal kaki Siska agar Siska jatuh ke lantai tapi malah Siska jatuh di pelukan Reno.
" Astaghfirullah, Abang, Kak Siska " pekik seseorang yang menyadarkan Reno dan Siska.
" Astaghfirullahalazim " ucap Reno setelah sadar.
Reno melepaskan pelukannya pada Siska setelah memastikan Siska tidak akan terjatuh. Reno melihat ke arah pintu siapa yang memergokinya memeluk Siska dengan niatan ingin menolong Siska. Ternyata itu adalah Arisa yang baru datang dan masih dengan seragam sekolah. Arisa tersenyum menggoda Reno.
" Maaf Bang. Aku gak sengaja, kaki aku tadi tersandung " ucap Siska dengan wajah yang merah karena malu.
Siska melirik Sarah yang sedang kesal. Ia sebenarnya tahu jika Sarah yang menjegal kakinya.
" Iya, maaf juga Abang lancang peluk kamu " jawab Reno terlihat salah tingkah.
Arisa tertawa kecil saat melihat tingkah Reno dan Siska yang sama-sama salah tingkah.
" Kamu dari sekolah langsung ke sini? " tanya Reno pada Arisa.
" Iya Bang " jawab Arisa.
" Seharusnya tadi aku pulang dulu aja ya ke rumah baru ke sini biar bisa lebih lama gitu " ucap Arisa menggoda Reno.
Wajah Siska semakin memerah mendengar ucapan Arisa. Ia tahu maksud dari Arisa itu.
" Saya permisi, Tuan " ucap Sarah yang sudah tidak tahan melihat itu.
Sarah langsung keluar dari ruangan itu tanpa mengucapkan salam.
Setelah itu mereka pun memutuskan untuk pulang karena keadaan Nadia juga sudah membaik.
" Terima kasih ya Siska sudah menemani Nadia seharian ini " ucap Reno pada Siska saat mereka sudah berada di lobi rumah sakit.
" Iya Bang. Aku seneng kok bisa nemenin Nadia " jawab Siska tersenyum.
" Kak Siska besok mau kan main sama Nadia? " tanya Nadia pada Siska.
" Iya mau. Besok setelah kuliah, Kakak ke rumah Nadia " jawab Siska.
Siska memeluk Nadia sebelum mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.
" Aku pulang dulu " pamit Siska pada Reno dan Nadia serta Arisa.
" Iya, gati-hati di jalan ya, Kak " jawab Arisa.
Siska pun menganggukkan kepalanya.
" Assalamualaikum " ucap Siska.
" Walaikumsalam " jawab mereka.
Siska pun pergi menuju mobilnya yang berada di parkiran lalu pulang ke rumahnya.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Jangan lupa mampir ke karya saya yang lain di akun yang lain 😊 Cari aja di kolom pencarian " Cinta Si Gadis Lumpuh " dan " Pria Kulkasku " 😊🙏
Ada juga karya saya di akun ini " Mengejar Cinta Pertama " 😘
Tolong follow ig saya juga ya @tyaningrum_05😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments