Mereka berdua menjadi pusat perhatian. Kemunculan mereka berdua yang sangat tiba-tiba dengan cara tidak biasa tentu saja membuat penghuni kediaman Nero terkejut, termasuk Nuwa. Sang Dewi terkejut bukan main dengan kemunculan mereka berdua.
Perhatian seluruh penghuni rumah tak hanya tertuju pada kedua pemuda tampan tersebut, tetapi juga atap yang bolong. Ya, mereka datang dari atas sana.
Beberapa pria berpakaian formal tiba-tiba masuk ke dalam, dan menodongkan senjatanya pada mereka. Membuat kedua pemuda asing itu terkejut bukan main.
"Jangan dan angkat tangan kalian!!" pinta salah seorang dari kelima pria bersenjata tersebut.
"Jangan mendekat!!" seru salah satu dari kedua pemuda itu sambil mengarahkan telapak tangannya kearah pria-pria tersebut.
Dan dengan cepat Nuwa memadamkan cahaya yang keluar dari telapak tangan pemuda itu sebelum ada orang yang menyadarinya.
Sontak pemuda itu menoleh kebelakang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang datang. Bukan hanya pemuda itu saja, tetapi pemuda yang satunya juga.
"Jangan lakukan apapun pada mereka berdua!! Kalian tidak perlu mencurigai mereka berdua, karena mereka adalah saudaraku," ucap Nuwa seraya berdiri di depan mereka berdua.
Selena dan Renata menaikan alisnya, ibu dan anak itu menatap Nuwa penuh selidik. "Oh, jadi mereka berdua adalah komplotanmu?! Jangan-jangan kalian bertiga adalah anggota sindikat gelap yang sengaja masuk ke dalam rumah ini dengan maksud tidak baik?!"
Nuwa melipat kedua tangannya dan menatap mereka dengan pandangan menantang. Memangnya bukti apa yang kalian miliki, sampai-sampai kalian berdua berani menuduhku yang tidak tidak?! Atau jangan-jangan justru kalian-lah bagian dari sindikat gelap yang kalian sebutkan tadi?!" Nuwa membalikan ucapan ibu dan anak tersebut.
"Kau~" seru Renata sambil mengacungkan jari telunjuknya pada Nuwa.
Nuwa menyentak tangan ibu satu anak itu dengan sedikit keras. "Jangan sembarangan menungguku dengan jari kotormu ini!!" tatapan Nuwa berubah dingin dan tajam. Dia paling benci jika ada orang yang menunjuknya di depan muka.
"Jaga sopan-santunmu!!" Tiba-tiba Monica menghampiri Nuwa dan hendak menamparnya, namun tangannya ditahan oleh seseorang yang tiba-tiba saja muncul dan berdiri di samping Monica. "Yakk!!" bentak wanita itu emosi.
Sontak Monica menoleh dan mendapati Rey berdiri dengan kedua kakinya. Kedua mata Monica membulat sempurna. "Ka..Kakimu~" ucapnya terbata-bata.
Bukan hanya Monica saja yang terkejut dengan keadaan Rey saat ini, tapi semua orang kecuali Nenek dan Nuwa. Karena mereka berdua sudah tau jika sebenarnya Rey tidaklah lumpuh.
Jakson menghampiri putra sulungnya itu dan menatapnya penuh tanya. "Rey, Apa maksudnya ini?! Jadi selama ini kau membohongi kami?!" Jackson menatap putranya itu dengan tajam.
Rey membalas tatapan ayahnya dan menyeringai tajam. "Bukan aku yang membohongi kalian semua!! Tetapi kalianlah yang memaksaku untuk berpura-pura selama ini, aku hanya mengikuti permainan kalian saja!!"
Kemudian Rey berbalik dan menatap kedua pemuda itu. Tanpa dijelaskan pun, tentu dia tau dari mana mereka berdua berasal, karena cara datangnya juga sama seperti Nuwa ketika pertama kali muncul di kamarnya.
"Turunkan senjata kalian, tidak perlu diintrogasi lagi, mereka berdua adalah saudara istriku. Segera siapkan kamar tamu untuk mereka berdua. Mereka adalah tamu di rumah ini, untuk itu perlakukan mereka dengan baik!!" ujar Rey sambil menatap semua yang ada di ruangan itu.
Nenek Nero tersenyum lebar mendengar apa yang dikatakan oleh cucunya. Dia teramat bahagia dengan rasa peduli yang dimiliki oleh Rey, dan Nenek Nero hanya bisa berdoa semoga kekuatan gelap dalam dirinya tak sampai mengambil alih kewarasannya.
Tanpa sepatah kata pun. Rey meninggalkan semua orang yang berada di ruang keluarga. Termasuk Nuwa dan Nenek Nero. Dia kembali ke kamarnya.
Nuwa mendekati kedua pemuda itu. "Aku pasti akan meminta penjelasan dari kalian berdua, tapi tidak sekarang!! Sebaiknya ikut pelayan itu dan pergilah istirahat."
.
.
"Di kehidupan ini hanya akan mencintaimu, hidup untukmu, dan mati bersamamu"
Rey menutup mata kirinya. Kata-kata itu, dia merasa pernah mendengarnya. Tapi kapan dan dimana, tetapi Rey tak mengingatnya. Kata-kata itu terdengar sangat familiar baginya.
Kedatangan Nuwa di kamar mengalihkan perhatiannya. Rey menoleh dan mendapati gadis itu menghampirinya.
Rey berdiri dan menghampiri gadis itu. Dia ingin tau kelanjutan dari perkataan Nuwa tadi.
"Apa yang ingin kau katakan tadi? Sebenarnya aku dan kau apa dimasa lalu? Cepat katakan dan jangan membuatku semakin penasaran!!"
Tangan Nuwa terkepal kuat. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, seketika perasaan yang menjadi gusar dan gelisah. Jika dia sampai memberitahu Rey, kira-kira apa yang akan dialaminya? Apakah benar dia benar-benar akan menghilang atau tidak?! Nuwa sangat takut memikirkannya.
"Viona, aku bertanya padamu. jawab, dan hanya diam saja!!" pinta Rey menuntut.
Gadis itu menutup matanya dan menghela napas panjang. "Aku memang akan memberitahumu, tapi tidak sekarang!! Setidaknya sampai aku menyelesaikan tugas yang sedang aku emban saat ini. Aku belum siap jika harus menghilang dari dunia ini sebelum bisa menyelesaikan misiku dan melindungi orang yang seharusnya aku lindungi. Jadi beri aku sedikit waktu!!"
Rey terdiam mendengar apa yang Nuwa katakan. Benarkah Nuwa akan menghilang? Memangnya apa yang dia lihat sampai-sampai Nuwa memberikan jawaban seperti itu. Bahkan kedua matanya tampak berkaca-kaca ketika mengatakannya.
"Kalau begitu lupakan saja. Kau tidak perlu mengatakan apapun padaku, tentang gambaran yang kau lihat tadi." Ucap Rey dan berlalu.
Entah kenapa dia merasa tidak nyaman ketika Gadis itu mengatakan dia akan menghilang. Seolah-olah ada rasa tidak rela terbesit hati kecilnya, dan Rey tidak tau apa alasannya.
.
.
Malam sudah semakin larut. Disebuah ruang keluarga yang minim penerangan, seorang lelaki terlihat duduk sendiri di sana dengan bertemakan sebotol minuman beralkohol dan satu bungkus rokok.
Mata hitamnya melirik tajam pada seseorang yang tajam. Tanpa mengatakan apapun, orang itu mengambil gelas minuman di tangan si pria yang tak lain dan tak bukan adalah Rey.
"Nek, jangan hancurkan moodku. Kembalikan gelas itu padaku, dan sebaiknya jangan menggangguku!!"
Nenek Nero menghela napas. "Sampai kapan kau akan merusak dirimu sendiri dengan minuman dan rokok?! Rey, kau pasti tahu betul apa resikonya terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan rokok. Jadi hentikan kebiasaan burukmu itu sekarang juga!!" pinta Nenek Nero.
"Jangan mengaturku!!" Rey berbicara dengan nada rendah namun di setiap katanya penuh penekanan.
Nenek Nero menghela nafas panjang. "Dasar keras kepala. Nenek bicara seperti ini karena peduli padamu!! Sebaiknya cerita pada Nenek, sebenarnya ada apa? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini, apa karena Viona?" tebak Nenek Nero 100% benar.
Namun tak ada jawaban. Dan kediaman Rey, Nenek Nero anggap sebagai jawaban. "Nenek mengerti, dan kau tidak perlu mengatakan apapun. Sebaiknya segera kembali ke kamarmu dan istirahat. Ini sudah larut malam, Nenek kembali ke kamar dulu." Ucap Nenek Nero dan pergi begitu saja.
Rey menutup mata kanannya dan menghela napas untuk kesekian kalian. "Sebenarnya ada apa denganku?! Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya?!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
tugasmu cukup lindungi Nuwa ya Rey nggak usah pikirin yg lain
2023-02-12
0
Dea
kamu udah mulai sadar akan perasaanmu bahwa kau mencintai Nuwa,,,,
dan Nuwa adalah wanita yg selalu datang dlm mimpimu ...
2023-02-11
0
ChiChi
Kerana Nuwa adalah Jodohmu Rey 💞💖
2023-02-11
0